duniafintech.com – Banyak pihak mulai menyadari bahwa fintech adalah masa depan bagi industri keuangan. Banyak perusahaan yang bekerja di sektor perbankan mulai berlomba-lomba untuk meluncurkan inovasi di bidang fintech. Dalam artikel ini dibahas prediksi ekosistem fintech E-Money Tahun 2018.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan investasi yang digelontorkan pada sektor fintech sampai tahun 2018 nanti mencapai angka 8 miliar dollar AS. Bank Indonesia menyebut bahwa di tahun 2017 saja nilai transaksi fintech mencapai 1,9 miliar dolar AS atau Rp 25,28 triliun. Salah satu yang meramaikan ekosistem fintech yang layak diperhitungkan tahun 2018 adalah e-money alias uang elektronik yang sekarang semakin banyak digunakan.
Baca juga: duniafintech.com/big-event-swara-derma-open-your-heart-open-your-hand
Go-Pay Akuisisi 3 Perusahaan Fintech Demi Kuasai Pembayaran Elektronik
Baru-baru ini perusahaan transportasi online paling populer di Indonesia, Go-Jek membuat heboh industri fintech dengan mengakuisisi 3 perusahaan startup fintech lokal. Hal ini dilakukan oleh Go-Jek dengan ancang-ancang baru yang jauh lebih besar daripada sekadar menyediakan jasa transportasi: menguasai sistem pembayaran elektronik.
Akuisisi tersebut melibatkan Kartuku, perusahaan pemrosesan pembayaran offline terkemuka di Indonesia, Midtrans, dikatakan sebagai gateway pembayaran online tertinggi di Indonsia dan Mapan, jaringan simpan pinjam berbasis masyarakat. Go-Jek menolak untuk mengungkapkan berapa nilai dari kesepakatan tersebut.
Baca juga: duniafintech.com/peluang-cara-meminjam-uang-untuk-bisnis-dengan-melalui-uangteman-com
Secara keseluruhan, Go-Jek, yang memiliki dompet mobile Go-Pay, dan ketiga perusahaan tersebut memproses hampir semua transaksi kartu kredit dan debit senilai US $ 5 miliar serta pembayaran digital untuk pengguna, penyedia layanan, dan pedagang setiap tahunnya. Pengeluaran e-niaga di Indonesia tahun ini berjumlah lebih dari US $ 7 miliar menurut statistik.
Go-Jek tentu saja bukan satu-satunya yang berusaha mengambil pasar peredaran e-money di Indonesia. T-Cash milik Telkomsel, Grab Pay milik Grab dan Mandiri E-cash juga melakukan langkah besar di bidang pembayaran elektronik. Alibaba, perusahaan raksasa asal China milik Jack Ma pun resmi menginjakkan kaki lewat Alipay-nya.
Dimulai dengan akuisisi Lazada senilai $1 miliar (sekitar 13 miliar triliun Rupiah), Alibaba mengintegrasikan layanan yang mereka miliki termasuk dengan pembayaran melalui Alipay, e-money milik mereka.
Tanggal 19 April lalu, Ant Financial (afiliasi yang menjalankan Alipay) mengumumkan mereka sudah menggabungkan diri dengan HelloPay Group, perusahaan pembayaran online milik Lazada.
Setelah pengumuman tersebut, HelloPay akan beroperasi dengan menggunakan nama Alipay Indonesia sama seperti negara lain yang sudah lebih dahulu mengadopsi sistem e-money milik Alibaba seperti Alipay Singapura dan Alipay Filipina. Meski di Indonesia Alipay masih sebatas melayani pembayaran untuk Lazada, tidak menutup kemungkinan akan berfungsi untuk semua transaksi seperti yang sekarang berlaku di Cina.
Penggunaan E-Money di Indonesia Sejauh Ini
Pasca pemberlakuan pembayaran tol dengan e-money beberapa waktu yang lalu, Bank Indonesia melaporkan perkembangan elektronifikasi di jalan tol secara nasional sudah mengalami kemajuan secara signifikan. Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Pungky Wibowo mengatakan, penggunaan e-money secara nasional bahkan sudah di atas 70 persen.
Baca juga: duniafintech.com/500-co-siap-untuk-terus-memajukan-fintech
Melalui penerapan penggunaan e-money berbagai sektor, bertumbuhnya perusahaan pembayaran online dibarengi dengan semakin meluasnya penggunaan internet, bisa dipastikan di tahun 2018 ekosistem fintech pembayaran dengan uang elektronik akan semakin maju dan familiar.
Written by: Dita Safitri