Site icon Dunia Fintech

600 Juta Serangan Siber per Hari, Negara-Negara Besar Ikutan Nyemplung?

600 Juta Serangan Siber per Hari, Negara-Negara Besar Ikutan Nyemplung?

600 Juta Serangan Siber per Hari, Negara-Negara Besar Ikutan Nyemplung?

JAKARTA, 24 Oktober 2024 – Dunia kini menghadapi lebih dari 600 juta serangan siber setiap harinya. Hal ini diungkap Microsoft kala merilis Digital Defense Report 2024, beberapa waktu lalu.

Serangan-serangan ini dilakukan oleh beragam pelaku, mulai dari penjahat siber individu hingga aktor negara, yang menargetkan berbagai kalangan, mulai dari individu hingga perusahaan dan pemerintahan di seluruh dunia.

Ramai media menyiarkan Microsoft mengungkapkan bahwa para penyerang siber semakin menggunakan taktik canggih. Teknologi mutakhir, termasuk AI generatif, kini banyak digunakan untuk meningkatkan keberhasilan serangan.

Hal ini membuat kejahatan siber semakin kompleks dan sulit diatasi.

Serangan Siber, Kolaborasi Kelompok Kriminal dan Aktor Negara

Salah satu temuan yang paling mengkhawatirkan dalam laporan ini adalah kolaborasi antara kelompok kriminal dan aktor negara, yang semakin sering berbagi alat dan metode serangan. Ini membuat batas antara operasi kriminal dan operasi siber negara menjadi semakin kabur.

Microsoft menyebut bahwa negara-negara seperti Rusia, Iran, Korea Utara, dan Cina terlibat dalam operasi siber yang semakin agresif. Tujuan mereka bervariasi, mulai dari mendapatkan keuntungan finansial hingga pengumpulan intelijen.

Finansial dan Militer jadi Target

Selain itu, laporan tersebut juga menyoroti bahwa aktor negara sering menargetkan sektor militer dan infrastruktur penting, terutama di negara-negara yang sedang terlibat konflik atau ketegangan regional, seperti Ukraina, Taiwan, Israel, dan Uni Emirat Arab.

Microsoft berharap adanya kerja sama antara sektor publik dan swasta, karena hal tersebut paling penting dilakukan dalam memerangi ancaman siber yang terus berkembang.

Kerja sama ini dapat menghasilkan kebijakan dan metode yang efektif.

“Contohnya adalah peningkatan penggunaan otentikasi multifaktor dan pengurangan permukaan serangan,” demikian pernyataan Microsoft dalam laporan tersebut.

Dengan semakin luasnya ancaman siber, penguatan keamanan identitas, perlindungan perangkat pengguna, serta pengamanan infrastruktur komputasi awan (cloud) menjadi semakin penting.

Exit mobile version