JAKARTA, duniafintech.com – Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mengungkap kondisi sektor jasa keuangan Indonesia saat ini. Menurut Otoritas Jasa Keuangan, stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia masih terjaga baik di tengah risiko perlambatan ekonomi global.
Kondisi tersebut, kata Otoritas Jasa Keuangan, diharapkan mampu menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global ke depan.
Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar kondisi sektor jasa keuangan dalam negeri didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang masih terjaga.
Baca juga: Website Pinjol Finmas tidak Dapat Diakses, OJK Bilang Begini
“Stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga baik didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga sehingga diharapkan mampu menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global,” ucap Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK secara virtual, Selasa (9/1/2024), dikutip via Detikcom, Rabu (10/1/2024).
Di samping itu, Mahendra pun mengingatkan bahwa perekonomian secara global masih menunjukkan moderasi atau perlambatan pertumbuhan di beberapa negara, khususnya di negara Uni Eropa dan Tiongkok.
Adapun perlambatan pertumbuhan itu mendorong inflasi turun mendekati target hingga memberikan ruang bagi bank sentral untuk lebih akomodatif.
“Di AS, The Fed mengisyaratkan suku bunga turun 75 bps di 2024 dengan pasar menilai ekonomi AS masih cukup resilient dan diperkirakan tidak akan mengalami resesi,” ucap Mahendra terkait pandangan OJK mengenai kondisi sektor jasa keuangan Indonesia.
Baca juga: 7 Aturan Pinjol Terbaru 2024 dari OJK, Penurunan Bunga hingga Wajib Asuransi
Di sisi lain, pelaku pasar disebut terus mencermati perkembangan geopolitik ke depan karena adanya eskalasi di Laut Merah sebagai imbas konflik Israel dan Hamas. Lalu, pemilu yang diselenggarakan di beberapa negara termasuk AS, Uni Eropa, India, Taiwan, serta Indonesia.
“Secara umum sentimen di pasar keuangan global cenderung positif pada Desember 2023 didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Fund Rate dan narasi soft lending di AS sehingga mendorong kembalinya aliran dana masuk ke emerging market dan penguatan pasar keuangan global termasuk pasar keuangan di Indonesia,” tuturnya.
Baca juga: Aturan OJK Batas Meminjam Maksimal Hanya 3 Platform, Ini Kata Para Pemain Fintech Lending
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com