Site icon Dunia Fintech

Akulaku Finance Bidik Pembiayaan Mobil Listrik Lewat Green Financing

akulaku finance target

JAKARTA, duniafintech.com – PT Akulaku Finance Indonesia (Akulaku Finance) ingin menunjukan bahwa, perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan berbasis digital tersebut merupakan platform terdepan yang menerapkan pembiayaan hijau atau green financing di industri fintech nasional.

Green financing sendiri mengacu pada pengaliran dana yang berwawasan lingkungan untuk mengurangi emisi karbon dan mengantisipasi perubahan iklim. Pendanaan hijau direalisasikan melalui produk dan layanan keuangan.

Salah satu strategi Akulaku Finance adalah dengan masuk ke dalam skema pembiayaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dalam waktu dekat ini. Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Direktur Akulaku Finance Efrinal Sinaga.

“Kita akan masuk ke sana (otomotif). Memang sudah ada rencana masuk ke situ tetapi kita akan lebih fokus kepada industri kendaraan elektrik,” katanya saat berbincang dengan Duniafintech.com, Kamis (9/12).

Dia menuturkan, strategi bisnis yang akan dilakukan oleh Akulaku Finance tersebut merupakan langkah yang diambil perusahaan untuk mendukung program pemerintah dalam mempercepat transformasi ke arah kendaraan listrik.

Hal itu sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

“Presiden sudah mengeluarkan Perpres No.55 mengenai percepatan kendaraan listrik berbasis baterai, dengan kata lain 2030 nanti kemungkinan seluruh kendaraan yang masih berbahan bakar minyak sudah akan disetop,” ujarnya.

Adapun, munculnya Perpres No.55 tersebut adalah sebagai bentuk komitmen pemerintah Indonesia dalam mendukung Persetujuan Paris atau Paris Agreement yang berbicara soal pengurangan emisi karbon dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara dari total 141 negara yang ikut meratifikasi Paris Agreement tersebut pada 2016. Dalam Paris Agreement itu Indonesia menargetkan penurunan emisi sebesar 29% dari business as usual (BAU) dengan upaya sendiri dan meningkat hingga 41% dengan bantuan internasional sampai 2030.

“Ini pembeda (Akulaku dan platform serupa). Jadi dengan konsep green financing, karena ke depannya juga akan mengarah ke sana, di situlah kontribusi Akulaku akan masuk ke keuangan berkelanjutan melalui pembiayaan hijau. Jadi kalau kita mau masuk ke otomotif ya ke situ,” ucapnya.

Telah Menerapkan Green Economy

Efrinal pun bilang, sejauh ini perusahaannya telah menerapkan konsep green economy dalam bisnis prosesnya. Hal itu tercermin dari pemanfaatan ekosistem digital yang mampu meniadakan penggunaan kertas atau paperless.

“Karena dari bisnis model yang kita lakukan sekarang mengarah ke bisnis proses yang itu semuanya sudah paperless,” tuturnya.

Dia menjelaskan, pada 2020 realisasi pembiayaan yang berhasil disalurkan oleh Akulaku Finance telah mencapai Rp5,03 triliun di mana semua transaksinya dilakukan secara digital, tanpa penggunaan kertas sedikitpun, baik untuk bukti pembayaran atau tanda tangan kontrak kerja.

Dari sistem kerja yang paperless tersebut, Efrinal mengklaim bahwa pihaknya mampu menghemat sebesar Rp7,2 miliar atau setara dengan penggunaan 14,7 ton kertas.

“Terus terang saja Akulaku itu sudah melakukan program penghijauan sebenarnya. Karena kami tidak lagi menggunakan kertas. Dari transaksi 2020 saja kami sudah bisa melakukan penghematan Rp7,2 miliar atau sebesar 14,7 ton kertas yang bisa kita hemat,” kata dia.

Oleh karena itu, sambungnya, dalam menjalankan bisnisnya Akulaku Finance tidak membutuhkan gudang untuk penyimpanan kertas. Bahkan juga tak membutuhkan kantor cabang, meskipun aplikasinya telah didownload oleh 10 juta pengguna dan memiliki 3 juta nasabah di seluruh Indonesia.

“Makanya kita enggak perlu ada gudang untuk simpan kertas di sini. Kembali lagi kita masuk ke ekosistem, kita pakai cloud. Sudah harus berubah (bisnis modelnya),” ucap Efrinal.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version