Site icon Dunia Fintech

Alasan Minyak Goreng Langka Versi Mendag, Termasuk Diselundupkan ke Luar Negeri

minyak goreng langka

JAKARTA, duniafintech.com – Minyak goreng langka masih terjadi hingga saat ini, polemik meroketnya harga dan kelangkaan minyak goreng masih belum juga terselesaikan. Padahal, perkara ini sudah terjadi selama berbulan-bulan. Ironisnya lagi, Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia.

Sejatinya, sejumlah kebijakan pengendalian harga minyak goreng di dalam negeri sudah digulirkan sepanjang awal tahun ini. Akan tetapi, dalam faktanya di lapangan, minyak goreng masih dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni di kisaran Rp20.000 per liter. 

Sesuai HET, harga jual minyak goreng curah di pasaran mestinya ditetapkan sebesar Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter. HET tersebut telah berlaku sejak tanggal 1 Februari 2022.

Menurut Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Luthfi, diduga ada oknum-oknum yang berani mempermainkan minyak goreng sehingga menyebabkan masyarakat masih kesulitan memperoleh minyak goreng dengan harga murah.

Padahal, Lutfi sempat sesumbar bahwa sejatinya stok minyak goreng yang dimiliki pemerintah cukup, bahkan melimpah, yang dihasilkan dari penerapan kebijakan DMO (domestic market obligation) dan DPO (domestic price obligation).

“Ini kami bicara seluruh Indonesia, 390 juta liter ini untuk seluruh Indonesia, per kemarin itu sudah 415 juta liter hanya dalam 20 hari,” kata Lutfi dalam keterangannya, seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (12/3/2022).

Adapun Lutfi berdalih bahwa kelangkaan minyak goreng disebabkan dua faktor. Pertama, kebocoran dari pabrik minyak goreng dan kedua, karena adanya oknum yang menjualnya ke luar negeri secara ilegal.

“Jadi, ada yang menimbun, dijual ke industri atau ada yang menyelundup ke luar negeri, ini melawan hukum. Ini akan saya tindak keduanya menurut hukum,” terangnya. 

Kendati di lapangan banyak warga saling berebut minyak goreng, ia tetap meyakini bahwa stoknya sangat melimpah di dalam negeri.

“Kami tegaskan bahwa stok minyak goreng melimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” tutur mantan dubes Indonesia untuk Amerika Serikat itu.

Langka sejak Januari

Kelangkaan minyak goreng ini diketahui terjadi sejak Januari 2022 lalu. Meskipun pemerintah melalui Kementerian Perdagangan sudah berulang kali berjanji bahwa pasokan minyak murah aman dan dapat tersedia di pasar, tetapi realita di lapangan menunjukkan hal sebaliknya.

Misalnya saja di jaringan minimarket. Adapun sejak beberapa pekan terakhir, sangat sulit untuk menemukan minyak goreng program pemerintah. Bahkan, rak yang biasanya menampung minyak goreng, saat ini lebih sering kosong. Kini, rak minyak goreng lebih sering diisi produk margarin dan minyak kelapa bermerek Barco.

Padahal, di pintu minimarket, sering terpangpang jelas pengumuman bertuliskan bahwa toko itu menyediakan minyak goreng murah program pemerintah. Sejalan dengan itu, minyak goreng program pemerintah pun sulit diperoleh di pedagang pasar tradisional, termasuk warung-warung di sekitar pemukiman.

Jika tersedia pun, harganya bisa sekitar Rp20.000 per liter atau jauh di atas HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Karena sulitnya mencari minyak goreng sesuai harga yang dijanjikan pemerintah, banyak warga, khususnya ibu rumah tangga, yang rela mengantre untuk memperoleh minyak dalam operasi pasar yang digelar sejumlah pihak.

 

Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama

Admin: Panji A Syuhada

Exit mobile version