Site icon Dunia Fintech

Manfaat Beralih ke Alat Pembayaran Non Tunai yang Perlu Dipertimbangkan

alat pembayaran non tunai

Alat pembayaran non tunai ikut mengalami beberapa disrupsi, layaknya yang terjadi pada dunia pembayaran. Era disrupsi sendiri merupakan masa terjadinya perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh adanya inovasi yang mengubah sistem dan tatanan bisnis ke taraf yang lebih baru.

Adapun dari institusi-institusi serta metode pembayaran yang sudah dikenal selama ini, sekarang bermunculan berbagai sistem, metode, dan cara-cara pembayaran baru, di antaranya alat pembayaran non tunai (cashless). Hal itu pun dipengaruhi oleh berkembangnya Cashless Society atau kalangan masyarakat yang melakukan transaksi keuangan tanpa menggunakan uang tunai, tetapi lebih banyak menggunakan kartu kredit, kartu debit, dan dompet digital.

Kemudian, dengan berkembangnya cryptocurrency atau mata uang digital dan peer to peer payments, sebuah alternatif bentuk pinjaman, dan beragam bentuk perubahan lainnya, mulai dari cara, tempat, dan waktu orang melakukan pembayaran.

Saat ini, masyarakat pada umumnya juga semakin membutuhkan dan menggunakan proses pembayaran digital, yang dapat dilakukan lewat ponsel, di mana pun dan kapan pun. Tentu saja fenomena tersebut membangkitkan sebuah behavior dan budaya yang baru pada masyarakat sehingga, baik restoran maupun toko ritel, saat ini juga sudah mulai menyesuaikan dengan perkembangan itu dan mulai bereksperimen dengan opsi pembayaran digital.

Jenis-jenis Alat Transaksi Pembayaran

Ada beberapa jenis alat pembayaran non tunai yang terus mengalami perkembangan, antara lain:

Manfaat alat pembayaran non tunai

Variasi opsi metode pembayaran tanpa tunai tersebut perlu ditawarkan mengingat tren alat pembayaran non tunai dan budaya masyarakat yang kian bergeser ke dunia digital ini. Inilah beberapa poin terkait manfaat beralih ke alat pembayaran non tunai atau tanpa uang tunai:

  1. Proses transaksi yang lebih cepat

Manfaat yang pertama ini sangat dirasakan oleh mereka yang memerlukan flow operasional yang lebih cepat, seperti restoran cepat saji, karena banyaknya traffic pada outlet itu. Semakin maraknya penggunaan mesin edc yang sejalan dengan pembayaran tanpa tunai membuat antrean selama jam makan siang, misalnya, akan lebih cepat bergerak. Hal itu juga akan mengurangi waktu pelanggan untuk menunggu dan membuat pelanggan lebih puas.

Kenaikan transaksi non tunai di sektor itu bahkan meningkat sebesar 15% karena proses pembayaran menggunakan tunai biasanya akan memakan waktu lebih banyak dibandingkan metode alat pembayaran non tunai. Dalam hal ini, pelanggan harus mencari-cari sejumlah uang tunai, kasir akan melakukan input, lalu mencarikan uang kembalian sehingga dianggap memperlambat waktu.

Dengan pembayaran menggunakan dompet digital pada ponsel pelanggan, misalnya, mereka tinggal memindai atau melakukan scan barcode makanan yang kemudian akan langsung terinput dan terpotong sesuai dengan sejumlah transaksi itu. Kasir juga tidak perlu membuka kas untuk mencarikan uang kembalian.

Pembayaran tanpa tunai ini secara umum berarti lebih sedikit penghitungan dan perubahan dan lebih banyak produktivitas. Pergerakan menuju budaya tanpa tunai ini barangkali adalah langkah alami untuk mencapai efisiensi waktu, proses, dan produktivitas.

  1. Layanan juga menjadi lebih cepat

Dengan proses transaksi yang lebih cepat, layanan dan proses operasional outlet pun akan terpengaruh dan secara umum menjadi lebih cepat. Kian banyaknya layanan counter dan fast casual pop-up store juga membuat permintaan pelanggan akan pengalaman berbelanja di dalam toko yang lebih cepat dan lebih nyaman semakin marak dan diminati.

Secara tidak langsung, hal itu juga akan mempengaruhi popularitas dan keuntungan usaha.

  1. Perkuat keamanan dan kurangi fraud

Target utama para pencuri biasanya berupa kotak kas. Maka dari itu, dengan tidak memiliki uang tunai atau setidaknya lebih sedikit uang tunai di outlet, tentu sudah mengurangi risiko adanya perampokan, termasuk dari karyawan sendiri atau pihak internal lainnya.

Potensi adanya fraud atau penipuan dari luar maupun dari dalam organisasi sendiri juga bisa dihindari dengan alat pembayaran non tunai ini. Adapun transaksi jenis itu akan langsung masuk ke daftar secara otomatis.

Pasalnya, dengan rekapan manual yang dilakukan oleh staf kasir, potensi adanya penipuan yang dilakukan karyawan tentu saja akan jauh lebih tidak terdeteksi ketimbang dengan rekapan dan jumlah transaksi yang akan langsung masuk dan tercatat pada sistem.

 

Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version