JAKARTA, duniafintech.com – Apa itu crypto winter? Istilah yang satu ini memang semakin sering terdengar dan menarik perhatian banyak orang.
Istilah ini pun masih terasa asing di telinga sebagian besar orang. Meski demikian, di komunitas kripto, istilah yang satu ini sering kali muncul.
Menukil laman CNBC, istilah yang satu ini menjadi ungkapan yang mengacu pada saat pasar tengah lesu, utamanya di pasar uang digital.
Untuk mengetahui lebih jauh soal istilah yang satu ini, simak ulasan berikut ini, seperti dinukil dari Nanovest.io.
Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Jaksa Agung New York Gugat Mantan CEO Celsius Network
Apa Itu Crypto Winter?
Pada dasarnya, crypto winter alias musim dingin kripto ini merupakan fase ketika harga kripto mengalami penurunan dalam jangka panjang akibat berbagai hal.
Adakalanya, musim dingin kripto dapat terjadi bersamaan dengan bearish market di pasar saham, tetapi tidak selalu demikian.
Adapun pasar kripto dianggap mengalami crypto winter ketika harganya mengalami penurunan sebesar 20% atau lebih dari harga tertingginya saat ini.
Pada tahun 2022, indeks harganya telah mengalami penurunan sekitar 70% dari harga tertingginya saat ini sehingga sudah bisa dikatakan bahwa investasi kripto sedang mengalami musim dingin atau winter.
Namun, sayangnya, musim dingin kripto adalah sesuatu yang sangat sulit diprediksi kapan akan berakhir sehingga seringkali memicu kepanikan pada investor.
Apalagi, tidak hanya koin kripto yang kurang begitu dikenal saja yang mengalaminya, tetapi NFT dan koin crypto dengan nama besar seperti Bitcoin dan Ethereum juga mengalaminya.
Kondisi Crypto Winter Tahun 2022
Sejatinya, sebelum terjadi pada tahun ini, crypto winter pernah terjadi pada tahun 2018 lalu. Saat itu, harganya mengalami penurunan drastis setelah adanya kenaikan tajam pada tahun 2017.
Akan tetapi, kondisi crypto winter yang terjadi pada tahun 2022 ini dinilai lebih parah. Bahkan, Bitcoin mengalami kejatuhan terparahnya sejak 2011 dengan monthly loss experienced sebesar 40% pada Juni 2022.
Berbagai hal yang menjadi penyebab terjadinya crypto winter pada tahun ini, di antaranya runtuhnya Terra USD dan LUNA.
Terra USD adalah stablecoin yang dipasok dengan rasio harga 1:1 dengan USD. Sementara itu, LUNA merupakan koin pendampingnya yaitu mata uang digital yang lebih tradisional dan diharapkan punya kenaikan harga lebih tinggi.
Meski demikian, pada Mei 2022, harga LUNA berada pada angka sekitar $0,0001 setelah sebelumnya berada di angka $116 pada bulan April 2022.
Hancurnya TerraUSD beserta LUNA dalam waktu singkat ini, menyebabkan terjadinya guncangan besar bagi para investor yang mengandalkan proyek ini untuk memperoleh cuan.
Di samping itu, crypto winter pun terjadi sebagai dampak dari tindakan banyak investor global yang menjual hampir semua kelas asetnya.
Ditambah lagi dengan kondisi bearish market yang sedang terjadi di pasar saham sejak awal tahun 2022 dan secara official diumumkan pada 13 Juni 2022.
Baca juga: Tips Sukses Investasi Crypto agar Cuan Maksimal, Intip Yuk!
Kondisi itu kian memperparah crypto winter dan memberikan tantangan untuk penanganannya agar harga crypto kembali stabil.
Tips Menghadapi Apa Itu Crypto Winter
1. Jangan berinvestasi lebih dari kemampuan
Pertama, pastikan hanya berinvestasi dengan dana investasi yang telah kamu persiapkan. Pasalnya, dalam kondisi bullish market sekalipun, investasi tetap memiliki risiko.
Apalagi dalam kondisi crypto winter atau bearish market di mana risiko kegagalan lebih tinggi.
Berinvestasi melebihi batas kemampuanmu hanya akan membuatmu mengalami kesulitan keuangan saat investasi yang kamu lakukan benar-benar mengalami kegagalan.
2. Berhati-hati memilih proyek crypto sebagai tips menghadapi apa itu crypto winter
Adapun tingginya minat para investor terhadap crypto menyebabkan banyak penipuan mengatasnamakan proyek crypto.
Maka dari itu, waspadalah ketika memilih proyek yang akan diikuti dan hanya pilih proyek yang menurutmu paling aman.
Kalau kamu merasa belum terlalu yakin maka berinvestasilah dalam jumlah yang sedikit dulu untuk meminimalkan risiko kerugian.
3. Lakukan penyesuaian portofolio investasi
Bukan masalah kalau kamu merasa takut mengalami kerugian lebih besar sehingga memutuskan untuk menjual aset kripto milikmu.
Atau, kamu merasa aset kripto lain lebih memiliki potensi besar mengalami kenaikan dibanding asetmu saat ini sehingga memilih untuk beralih ke aset lain.
Dalam hal ini, kamu pun dapat menerapkan diversifikasi portofolio investasi untuk membagi risiko di masa musim dingin kripto ini jika tidak mau kehilangan semua aset yang telah dimiliki.
Dengan demikian, kamu bisa menjual sebagian aset yang telah dimiliki untuk membeli aset crypto lain yang kamu percaya dapat bertahan menghadapi musim dingin kripto atau menambah dana investasi lagi untuk membeli aset baru tersebut dengan tetap mempertahankan semua aset lamamu.
4. DCA (Dollar-Cost Averaging) Strategy sebagai tips menghadapi apa itu crypto winter
Pada masa musim dingin kripto dan bearish market seperti saat ini, menerapkan DCA strategy dapat menjadi penyelesaian yang tepat.
DCA strategy sendiri berarti melakukan investasi secara reguler pada aset yang sama dengan nominal investasi yang sama juga.
Strategi tersebut dianggap mampu memberimu keuntungan untuk investasi jangka panjang ketika akhirnya memasuki periode bullish market.
Sekian ulasan tentang apa itu crypto winter yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Tahun Crypto Winter: Exchanges Perlu Jaga Kepercayaan Member
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com