JAKARTA, duniafintech.com – Apa itu saham undervalued karakteristik dan ciri-cirinya adalah saham yang diperdagangkan di pasar dengan harga yang lebih rendah daripada nilai intrinsiknya. Nilai intrinsik ini merupakan nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan, yang tidak selalu tercermin dalam harga pasar sahamnya.
Dengan kata lain, saham undervalued dianggap memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi karena harganya di pasar belum mencerminkan potensi keuntungan yang bisa diraih perusahaan di masa depan.
Investor yang membeli saham undervalued berharap bahwa harga saham tersebut nantinya akan naik seiring dengan membaiknya kinerja perusahaan atau berubahnya sentimen pasar. Berikut ulasannya:
Karakteristik Saham Undervalued
- Harga di Bawah Nilai Intrinsik:
- Saham undervalued diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk sentimen pasar, situasi industri, atau kurangnya perhatian investor.
- Peluang Pertumbuhan:
- Saham undervalued mungkin memberikan peluang pertumbuhan yang baik di masa depan. Harga rendah saat ini bisa menciptakan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan jika harga saham naik sesuai dengan potensi pertumbuhan perusahaan.
- Analisis Fundamental:
- Penilaian saham undervalued umumnya melibatkan analisis fundamental perusahaan, termasuk laporan keuangan, rasio keuangan, prospek pertumbuhan, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
- Market Sentiment:
- Terkadang, saham undervalued dapat muncul karena sentimen pasar yang negatif atau ketidakpastian yang berlebihan. Hal ini dapat menciptakan peluang bagi investor yang dapat melihat melebihi ketidakpastian pasar.
- Diversifikasi Portofolio:
- Investasi dalam saham undervalued dapat menjadi strategi diversifikasi portofolio. Dengan menemukan saham-saham yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan, investor dapat meningkatkan keberagaman investasi mereka.
- Ketidakefisienan Pasar:
- Konsep saham undervalued juga berkaitan dengan gagasan ketidaksempurnaan pasar. Artinya, pasar tidak selalu mencerminkan nilai intrinsik perusahaan, dan terkadang saham dapat diperdagangkan di tingkat yang tidak sepenuhnya mencerminkan fundamental bisnis.
- Resiko Investasi:
- Meskipun saham undervalued dapat memberikan peluang keuntungan, tetap ada risiko investasi. Beberapa saham mungkin undervalued karena masalah fundamental yang signifikan, dan investasi perlu dijalani dengan pemahaman penuh terhadap risiko tersebut.
Baca juga: Pengertian Saham Undervalue dan Penyebabnya
Ciri-Ciri Saham Undervalued
Rasio keuangan yang rendah:
- PER (Price-to-Earnings Ratio) rendah: Rasio ini membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham (EPS). Semakin rendah PER, semakin murah harga saham dibandingkan dengan laba yang dihasilkan perusahaan.
- PBV (Price-to-Book Ratio) rendah: Rasio ini membandingkan harga saham dengan nilai buku per saham (BVPS) yang mencerminkan nilai aset bersih perusahaan. PBV rendah bisa berarti Anda membeli saham dengan harga lebih murah daripada nilai aset bersihnya.
- PEG (Price/Earning Growth Ratio) kurang dari 1: Rasio ini memperhitungkan pertumbuhan laba perusahaan. PEG di bawah 1 menunjukkan bahwa harga saham relatif murah dibandingkan dengan pertumbuhan laba yang diharapkan.
Baca juga: Daftar Istilah Saham yang Penting Diketahui oleh Investor Pemula
Pertumbuhan yang menjanjikan:
- Pendapatan dan laba bersih yang tumbuh secara konsisten: Meskipun harganya saat ini rendah, perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan dan laba yang stabil menunjukkan potensi peningkatan harga saham di masa depan.
- Ekspansi bisnis yang agresif: Perusahaan yang melakukan ekspansi bisnis ke pasar baru atau meluncurkan produk inovatif bisa memiliki prospek pertumbuhan yang menarik, berpotensi mendorong kenaikan harga saham.
Baca juga: Strategi Investasi Saham yang Akurat dan Banjir Cuan
Sentimen pasar yang negatif:
- Harga saham yang stagnan atau turun dalam jangka panjang: Sentimen negatif terhadap suatu sektor atau industri tertentu bisa membuat harga saham perusahaan undervalued, meskipun fundamentalnya kuat.
- Berita negatif yang tidak berdampak signifikan pada fundamental: Kabar buruk yang bersifat sementara dan tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara fundamental bisa menjadi peluang untuk membeli saham undervalued.
Dividend yield yang tinggi:
- Pembagian dividen yang rutin dan konsisten: Saham undervalued terkadang menawarkan dividend yield yang tinggi, menarik bagi investor yang menginginkan pendapatan pasif dari investasinya.
- Rasio payout yang wajar: Perhatikan juga rasio payout, yaitu persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen. Rasio payout yang terlalu tinggi bisa mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memiliki cukup dana untuk reinvestasi dan pertumbuhan.
Baca juga: Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham dengan 4 Langkah Tepat
Kinerja perusahaan yang baik:
- Profit margin yang stabil atau meningkat: Perusahaan dengan margin laba yang sehat menunjukkan efisiensi dalam operasionalnya dan kemampuan menghasilkan laba.
- Arus kas yang positif: Arus kas yang masuk harus lebih besar daripada yang keluar untuk menjamin keberlangsungan perusahaan dan potensi pertumbuhan di masa depan.
- Manajemen yang kompeten: Kepemimpinan yang visioner dan berpengalaman bisa menjadi faktor pendorong utama kesuksesan perusahaan dan peningkatan nilai sahamnya.