Aplikasi Investasi Ajaib baru saja menyandang gelar sebagai unicorn teranyar di Indonesia usai platform investasi di pasar modal tersebut memperoleh suntikan dana sebesar Rp2,2 triliun pada Oktober lalu.
Berdiri pada tahun 2018, Ajaib kini tak bisa dinafikan menjadi merek yang identik, terutama bagi kalangan milenial sebagai online platform untuk berinvestasi di pasar modal.
Dalam waktu singkat, jumlah penggunanya terus melesat dan sudah lebih dari 10 juta transaksi yang diprosesnya.
“Dari 2,6 juta investor yang baru berinvestasi semasa pandemi, 1 jutanya adalah pengguna Ajaib. Dari jumlah itu, 70%-nya adalah Gen Y, sementara 30% Gen Z,” kata Gladys Pratiwi, VP of Marketing Ajaib dalam keterangannya dikutip, Kamis (3/11).
Perkembangan ini menjadikan Ajaib sebagai salah satu perusahaan fintech dengan pertumbuhan terpesat di Asia Tenggara. Para investor, terutama kalangan milenial, kepincut menggunakannya lantaran kemudahan yang diberikan.
Cukup dengan menyentuhkan jari-jari di ponselnya, atau mengklik di laptop, investor dapat mengakses layanan saham dan reksadana secara online, mulai dari registrasi hingga transaksi.
Empat Strategi Ajaib Menuju Unicorn
Gladys mengungkapkan, capaian yang diraih oleh aplikasi investasi Ajaib ini tidak bisa dilepaskan dari empat strategi yang dijalankan perusahaan dalam mengoptimalkan teknologi digital guna menggaet investor.
Membongkar Entry Barrier
Pertama, strategi yang dilakukan oleh Ajaib adalah membongkar entry barrier atau hambatan-hambatan yang dilakukan melalui teknologi digital.
Dengan teknologi digital, calon investor dapat membuka akun secara 100% daring atau online hanya dalam lima menit melalui aplikasi Ajaib yang tersedia di Google Play serta App Store.
“Ini jauh berbeda dengan pola tradisional ketika orang mesti menelepon lalu datang ke sekuritas,” ujarnya.
Tidak Ada Deposit Minimal
Kedua, no minimal deposit dan fee yang kompetitif. Tak seperti broker saham konvensional yang mensyaratkan deposit untuk bisa bertransaksi, Ajaib tidak mewajibkan deposit minimal untuk membuka akun dan menjadi investor.
Begitu akun terdaftar, setiap orang langsung bisa berinvestasi, baik membeli saham ataupun reksada, tanpa memusingkan deposit minimal. Jadi, dengan modal nol rupiah, proses 100% online, pengguna langsung bisa terdaftar menjadi investor.
Kemudian, bila bertransaksi, fee yang dikutip Ajaib terbilang murah, yaitu sebesar 0,13% untuk setiap transaksi beli (buy) dan 0,23% dari transaksi jual (sell).
Akses yang Mudah
Ketiga, creating easy access. Lewat ponselnya, pengguna dapat mengakses informasi seputar saham dan reksadana. Secara mobile, baik lewat peranti smartphone maupun laptop yang terkoneksi internet.
Setiap pengguna Ajaib bukan hanya mudah bertransaksi, melainkan juga dapat melihat sekaligus melakukan analisis teknikal dan fundamental.
Akses Edukasi dan Informasi Mumpuni
Keempat, free education and information. Pengguna Ajaib juga dapat mengakses informasi serta pengetahuan seputar pasar modal di gadgetnya sehingga mereka menjadi lebih memahami seluk beluk dunia investasi.
Di luar itu, Ajaib juga intens memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai investasi saham, terutama untuk kalangan milenial yang haus informasi seputar investasi yang dapat diakses melalui media sosial seperti Instagram.
“Anak-anak muda makin aware terhadap investasi. Aplikasi investasi Ajaib ingin selalu menghadirkan kemudahan dalam berinvestasi kepada para investor,” ucap Gladys.
Adapun, Ajaib Sekuritas adalah salah satu Cool+Agile Brands yang diundang hadir dalam ajang Indonesia Brand Forum (IBF) 2021 yang berlangsung pada 2-4 November 2021.
Dalam ajang ini, sejumlah brand lokal berbagi seputar kinerja berikut kiat dan strategi bisnisnya masing-masing. Selain konferensi, pada IBF 2021 ini juga diluncurkan buku berjudul The Rise of Cool+Agile Brands.
Dalam buku ini dikupas sekitar 30 brands yang mampu keluar dari jerat triple disruption. Merek-merek yang sukses melewati triple disruption ini disebut Cool+Agile Brands lantaran menawarkan model bisnis baru yang inovatif.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra