Asuransi atau Investasi kerap kali menjadi perbincangan yang cukup serius. Di sisi lain, banyaknya jumlah investasi yang dimiliki oleh seseorang terkadang menentukan kesuksesan yang mampu diraih.
Hal itu membuat setiap orang pun berlomba untuk terus mencari nilai materi melalui investasi. Namun, mereka sering juga lupa memikirkan resiko masa depan yang akan dihadapi nantinya. Meski demikian, banyak juga orang yang berpikir mana yang harus didahulukan antara asuransi atau investasi. Simak jawabannya di sini.
Asuransi atau Investasi?
Kemampuan daya beli seseorang harus sesuai dengan kemampuan mereka dalam berasuransi. Pasalnya, jika mempunyai keduanya, yaitu investasi asuransi, hal itu tak akan menjadi masalah lagi sebab seseorang akan terhitung memiliki dana yang lebih sehingga dapat meng-cover semua biaya yang ada.
Akan tetapi, kalau hanya memiliki satu jenis alokasi dana, tentu penting untuk mengetahui mana yang harus dipilih. Adapun asuransi menawarkan perlindungan atau proteksi, sedangkan investasi bakal memberikan persiapan dana yang berguna bagi masa depan.
Banyak orang biasanya akan melakukan investasi untuk digunakan pada hari tua nanti ataupun pendidikan anak di masa depan. Namun, ternyata banyak sekali konsultan keuangan yang lebih menyarankan agar seseorang mengutamakan untuk menggunakan asuransi terlebih dahulu ketimbang investasi.
Alasannya, jika pikiran dan tubuh sehat, nantinya investasi akan dapat diperoleh dengan mudah. Karena itu, sangat disarankan oleh para konsultan keuangan untuk terlebih dahulu melakukan asuransi sebelum investasi.
Meski begitu, asuransi sendiri juga memiliki nilai minus yang harus diperhatikan sebelum benar-benar terjun ke dalamnya.
Keuntungan Polis Asuransi untuk Investasi
Polis asuransi dianggap dapat memberikan keuntungan berlipat untuk investasi, dengan beberapa alasan ini:
1. Memindahkan risiko
Hal ini sesuai dengan prinsip asuransi, yaitu peserta akan memindahkan risiko yang ada pada dirinya kepada perusahaan asuransi dengan cara membayar premi yang dapat dibilang murah setiap bulan.
2. Disiplin sisihkan uang
Para peserta asuransi diketahui harus membayar premi setiap bulan sehingga mereka secara tidak langsung bakal menyisihkan uang untuk keperluan tersebut. Bagi mereka yang tidak disiplin tentang keuangan, menyisihkan uang untuk membayar premi tentu akan lebih baik meski dipaksakan.
3. Memberikan dana saat diperlukan
Perusahaan asuransi akan memberikan dana ketika klaim yang dilakukan peserta diterima dan demikianlah konsep asuransi. Misalnya, saat peserta sakit dan tidak memiliki uang untuk berobat ke rumah sakit atau membayar perawatan di rumah sakit, ia dapat melakukan klaim kepada perusahaan asuransi untuk memberikan dana bagi biaya pengobatan dan perawatan.
4. Memberikan proteksi keuangan
Berdasarkan sistemnya, asuransi memang dapat memberikan proteksi atau keamanan terhadap kondisi keuangan. Meski kondisi keuangan belum terlalu baik, peserta sendiri tidak perlu khawatir dengan berbagai hal yang sudah diasuransikan. Dengan begitu, keuangan memang sudah diproteksi melalui asuransi tersebut.
5. Bisa menjadi tabungan
Untuk diketahui, terdapat perusahaan asuransi yang bakal mengembalikan uang yang dibayarkan secara rutin tiap bulan apabila sampai jatuh tempo uang itu tidak dipakai. Misalnya, asuransi kesehatan dengan tempo 20 tahun.
Adapun setelah 20 tahun peserta tidak jatuh sakit yang sesuai dengan kriteria asuransi, ia akan otomatis bisa mengambil kembali uang tersebut sesuai ketentuan. Namun, ada pula asuransi yang bahkan memberikan jaminan 100% kembali.
6. Dikombinasikan dengan investasi
Pada saat ini terdapat apa yang disebut sebagai unit link, yaitu asuransi yang digabungkan dengan investasi. Dalam unit link ini, peserta akan membayar premi yang bakal digunakan untuk membayar asuransi dan investasi. Besaran asuransi dan investasi itu bergantung kepada peserta asuransi sebab boleh jadi ia akan memilih investasi yang lebih besar atau asuransi yang lebih besar pula.
Kerugian Polis Asuransi sebagai Investasi
Di samping menawarkan keuntungan, polis asuransi tentu juga memiliki kerugian, antara lain, uang premi akan hangus.
Penting dicatat bahwa tidak semua perusahaan asuransi bakal memberikan jaminan uang kembali 100% ketika jatuh tempo, tetapi tidak ada klaim. Namun, ada pula asuransi yang hanya memberikan 60-80% saja atau bahkan ada juga yang langsung menghanguskan semua dana pesertanya jika jatuh tempo, tetapi tidak diklaim.
Akibatnya, uang tidak akan dapat kembali ke tangan peserta. Hal itu mungkin saja menjadi penyebab orang enggan berinvestasi. Adapun pada dasarnya, saat premi dibayar, akan ada rasa aman yang dirasakan oleh peserta asuransi dan hal itulah yang dibeli oleh mereka.
Dengan begitu, meski tidak terjadi klaim hingga jatuh tempo, uang tidak akan dapat kembali sebab rasa aman yang sudah diberikan kepada peserta asuransi. Karena itu, setiap peserta asuransi harus memahami perjanjian dengan perusahaan asuransi dengan baik sehingga mengetahui bahwa asuransi dapat menjadi investasi atau tidak.
Tidak Semua Klaim Bisa Dikabulkan
Hal yang paling sering terjadi adalah tidak semua klaim asuransi bisa dikabulkan. Ketika peserta sudah membayar premi dan tiba saat baginya membutuhkan uang lantaran sakit atau hal lain, ternyata ia tidak mendapatkan apa-apa atau dalam arti klaimnya ditolak oleh perusahaan asuransi. Adapun hal itu dapat terjadi karena jenis atau kriteria yang bisa diklaim sudah tercatat saat perjanjian.
Hal ini juga dapat dijadikan salah satu risiko investasi dalam dunia asuransi sebab memang sudah sering terjadi. Tidak jarang pula bahkan, ada perjanjian tersembunyi yang sebelumnya tidak dimengerti oleh peserta. Akibatnya, pada saat ia beranggapan bisa mendapatkan klaim, tetapi lantaran tidak sesuai dengan isi yang ada di perjanjian asuransi, klaimnya tidak bisa cair.
Karena itu, penting untuk mengetahui mana yang harus didahulukan antara asuransi dan investasi. Alasannya, agar seseorang dapat menemukan jawaban untuk berinvestasi pada pilihan yang tepat sebagai bentuk perlindungan masa depannya.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra