Site icon Dunia Fintech

AYO, MAJUKAN PENDIDIKAN INDONESIA MELALUI DUKUNG.ID

AYO, MAJUKAN PENDIDIKAN INDONESIA MELALUI DUKUNG.ID

duniafintech.com – Satu lagi platform crowdfunding Indonesia akan meramaikan ranah crowdfunding tanah air. Namanya adalah Dukung.id. Crowdfunding seperti apakah Dukung.id itu? duniafintech.com berkesempatan mewawancarai CEO Dukung.id Zaky Zakaria belum lama ini di kantornya di kawasan Cilandak, Jakarta untuk memperoleh informasi lebih lengkap mengenai Dukung.id.

Zaky menceritakan, ide Dukung.id berawal dari kumpulan anak-anak muda yang tergabung dalam Ilmuwan Muda Indonesia (IMI). IMI sendiri berdiri sejak tahun 2015 dan turut mempromosikan science and technology melalui pendidikan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh IMI bertujuan profit. Dari keuntungan yang didapat dari suatu kegiatan, anggota IMI menyalurkannya untuk aksi-aksi sosial di bidang pendidikan.

Kami ingin impact yang lebih besar, membantunya lebih banyak,” kata Zaky.

Selanjutnya, Zaky meneruskan, beberapa anggota IMI mendirikan sebuah yayasan bernama Yayasan Dana Edukasi Umum yang telah berbadan hukum resmi pada tahun ini. Dari sanalah, platform crowdfunding Dukung.id lahir. Meski begitu, kata Zaky, Dukung.id tidak berada di bawah naungan IMI, namun beroperasi secara terpisah dan mandiri.

Dari sanalah, kami ingin mendemokrasikan pendidikan. Artinya, pendidikan dari, oleh, dan kembali untuk rakyat,” jelas Zaky.

Intinya, Dukung.id adalah sebuah platform penggalangan dana (crowdfunding) untuk tujuan pendidikan. Dukung.id ingin turut memajukan pendidikan di Indonesia yang terlalu berat bila hanya dibebankan kepada Pemerintah. Dukung.id meyakini bahwa hanya pendidikan yang mampu mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

Lebih rinci lagi, Zaky menambahkan, siapa saja, baik individu atau organisasi, dapat mengusulkan suatu campaign atau project yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Nanti, project-project tersebut akan terpampang di situs Dukung.id. Masyarakat luas dapat memberikan donasinya ke project-project pilihan mereka. Project-project penggalangan dana di Dukung.id bervariasi, seperti penelitian dari tingkat SMK sampai ilmuwan, bantuan biaya bagi anak-anak kurang mampu, pentas seni sekolah yang membutuhkan biaya sampai kegiatan ekstrakurikuler.

Mereka (penggalang dana) tidak perlu lagi meminta sumbangan ke mana-mana. Mereka cukup lihat, mengambil foto, menuliskan penjelasan singkat tentang project tersebut,” papar Zaky.

Meski begitu, tutur Zaky, Dukung.id keotentikan indentitas pencari dukungan (penggalang dana). Setiap pencari dukungan atau pembuat project wajib melampirkan kartu identitas, foto diri terbaru, akun media sosial yang aktif, dan jika diperlukan pihak Dukung.id akan melakukan wawancara melalui telepon.

Kami memiliki tim verifikasi sendiri,” tegas Zaky.

Dana yang terkumpul dari suatu project, akan ditampung sementara di rekening milik Dukung.id, bukan penggalang dana. Jika tidak terverifikasi, pembuat project atau penggalang dana tersebut tidak bisa mencairkan dana yang terkumpul dari project yang digagasnya. Dana yang terkumpul kemudian akan kembali ke rekening para pemberi dukungan. Dukung.id juga mewajibkan pembuat project untuk memberikan laporan terkini mengenai project mereka melalui web Dukung.id. Dengan kata lain, Dukung.id memperhatikan aspek akuntabilitas dan transparansi.

Dana yang terkumpul pada suatu project akan dikenakan biaya administrasi sebesar 5% oleh Dukung.id yang dibebankan kepada penggalang dana. Untuk menambah keamanan dan kenyamanan penyaluran donasi, Dukung.id telah menggandeng sebuah payment gateway ternama. Selain itu, Dukung.id siap membantu penggalang dana untuk menyiapkan halaman project selama project tersebut terkait penelitian atau yang dilakukan peneliti atau ilmuwan.

Written by: Sebastian Atmodjo

Exit mobile version