duniafintech.com – Baidu merupakan perusahaan layanan web asal China. Perusahaan yang dikenal sebagai raksasa teknologi ini sangat berkembang pesat. Perusahaan ini berencana menjual saham mayoritas di bisnis jasa keuangannya.
Penjualan saham yang dilakukan perusahaan ini bernilai sekitar US$1,9 miliar atau Rp 26,3 triliun kepada sebuah konsorsium yang dipimpin oleh TPG Capital Management LP dan Carlyle Group LP.
Baca juga : INVESTOR GATHERING: P2P LENDING: SOLUSI TERKINI BAGI MILLENIAL UNTUK BERINVESTASI
Penjualan saham ini dilatarbelakangi oleh strategi perusahaan yang tengah mengincar pendanaan untuk mengakuisisi perusahaan teknologi finansial (fintech) yang sudah mapan di China.
Baca juga : HAL BARU DI WINDOWS 10 APRIL 2018 UPDATE
Dengan investasi yang dilakukan, diprediksi akan memberi perusahaan raksasa teknologi ini kekuatan yang diperlukan untuk menantang kekuasaan pesaingnya Alibaba Group Holding Ltd dan Tencent Holdings Ltd di sektor jasa keuangan, serta membantu usaha Baidu dalam mencari aliran pendapatan di luar bisnis intinya, yaitu pencarian internet.
Baca juga : CRYPTOCURRENCY DI JAWA TENGAH DAN KATA BOS TWITTER SOAL BITCOIN
Kesepakatan itu muncul ketika pemerintah China memperketat regulasi di pasar pinjaman untuk mengendalikan aktivitas bank gelap (shadow banking) dan mendorong bank memangkas kredit macet.
Tidak hanya itu, Baidu FSG (Financial Services Group Baidu) juga menjalankan sistem pembayaran Baidu Wallet, sebuah layanan kredit online dan kanal pengelolaan kekayaan online. Unit bisnis itu memiliki beberapa lisensi keuangan kecil, seperti lisensi pembayaran pihak ketiga dan lisensi penjualan dana.
Akan tetapi perusahaan ini memiliki sekitar 42% saham di unit yang namanya akan diganti menjadi Du Xiaoman Financial dan beroperasi mandiri atau terpisah dari Baidu. Sisa saham Du Xiaoman akan dimiliki oleh sebuah konsorsium yang anggotanya termasuk Taikang Group dan ABC International Holdings Ltd.
Guang Zhu selaku Wakil Direktur Senior di Baidu dan General Manager di bisnis jasa keuangan, akan menjadi CEO dari Du Xiaoman, yang diungkapkan dalam pernyataan resmi hari Minggu (29/4/2018).
“Di era fintech masa depan, Du Xiaoman akan meningkatkan kemampuan teknologi dari Baidu AI [artificial intelligence atau kecerdasan buatan] untuk bermitra dengan institusi keuangan dan menghadirkan layanan berbasis teknologi terpecaya ke konsumen China,” kata Zhu yang dilansir dari cnbcindonesia.
Di bulan Januari, berdasarkan laporan dari Reuters perusahaan berbasis layanan mesin pencarian asal China itu mengincar investor baru untuk masuk ke unit keuangannya dengan kesepakatan mencapai US$2 miliar. Baidu FSG, yang diluncurkan tahun 2015, memiliki saldo pinjaman senilai 28 miliar yuan (US$4,42 miliar) di akhir tahun 2017.
Written by : Dinda Luvita
Picture : Pixabay.com