duniafintech.com – Bank Dunia baru-baru ini meluncurkan seri kedua dari obligasi Blockchainnya. Bank Dunia mengumumkan telah mengumpulkan $33 juta dari investor untuk obligasi “Kangaroo” berbasis Blockchain, Bond-I (i-obligasi), menambahkan 50 persen tambahan untuk perolehan $ 74 juta yang didapat tahun lalu.
Baca juga: Menjadi ‘Jutawan’ Dari Digitalisasi Warteg?
Lembaga keuangan internasional ini berhasil mengumpulkan 50 juta dolar Australia atau setara US$33,8 juta dengan menjual instrumen utang yang dioperasikan dengan menggunakan Blockchain atau i-obligasi. Hal ini dilaporkan oleh Commonwealth Bank of Australia (CommBank) yang mengelola penjualan bersama dengan RBC Capital Markets dan TD Securities.
Menurut CommBank, selain investor yang sudah berpartisipasi sebelumnya, ada juga nama-nama baru. Mereka menyebut bahwa Bank Dunia telah mengeluarkan 160 juta dolar Australia dari obligasi yang dijalankan secara pribadi dengan memanfaatkan jaringan Blockchain milik Ethereum. Semua proses mulai dari ikatan pertama yang dibuat, dialokasikan, ditransfer dan dikelola dengan menggunakan teknologi ledger terdistribusi.
Adapun platform Blockchain dibangun dan dikembangkan oleh Blockchain Center of Excellence milik CommBank.
“CBA sekarang memiliki bukti nyata dari penawaran obligasi pertama kami menggunakan teknologi Blockchain dan manajemen obligasi berikutnya, perdagangan Sekunder dan masalah tap melalui platform yang sama. Ini menunjukkan bahwa teknologi blockchain dapat memberikan tingkat efisiensi, transparansi dan kemampuan manajemen risiko yang baru dibandingkan dengan infrastruktur pasar yang ada,” ungkap Sophie Gilder, kepala Blockhain dan AI di CommBank, mengatakan dalam rilis minggu lalu.
Baca juga: Tiongkok Luncurkan Mata Uang Digital Mendahului Libra
“Selanjutnya kami bermaksud untuk memberikan fungsionalitas tambahan untuk memberikan efisiensi yang lebih besar dalam penyelesaian, kustodi dan kepatuhan terhadap peraturan,” tambahnya lagi.
Setahun yang lalu, Bank Dunia pun juga telah mengumumkan penerbitan i-obligasi dengan nilai 110 juta dolar Australia (sekitar $ 81 juta AS).
Pada bulan Mei tahun ini, Bank Dunia dan CommBank mulai mencatat perdagangan obligasi pasar sekunder menggunakan teknologi Blockchain.
Bank Dunia pernah menyebut bahwa teknologi Blockchain memiliki potensi untuk membantu merampingkan dan menyederhanakan proses penerbitan obligasi dan memajukan misinya untuk memberantas kelaparan dan kemiskinan di seluruh dunia.
-Dita Safitri-