JAKARTA, duniafintech.com – Belakangan ini, sektor perbankan atau bank semakin agresif menjadi lender (pendana) di fintech alias financial technology. Apa tujuannya?
Terkait hal itu, nilai kredit yang disalurkan lewat platform fintech oleh bank pun diketahui mencapai miliaran rupiah. Adapun tujuannya adalah dalam rangka meningkatkan penyaluran kredit secara digital.
Misalnya saja yang dilakukan oleh Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank Bjb). Bank tersebut menargetkan penyaluran kredit lewat fintech dengan angka Rp500 miliar pada tahun 2022. Bank BJB pun siap menggandeng sejumlah pemain fintech.
“Untuk penyaluran kredit berkolaborasi dengan fintech kami rencanakan ada 4 fintech di tahun ini, termasuk di dalamnya Amartha dan Investree, yang dilakukan melalui pola channeling,” ucap Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (9/2/2022).
Seperti diketahui, Bank BJB baru-baru ini telah bergabung menjadi pendana institusi Investree. Pada awal Februari 2022, bank ini sudah menyalurkan kredit UMKM kepada Investree lewat skema channeling dengan nilai Rp50 miliar.
Baca Juga:
- Beri Layanan Optimal, BTN Bakal Dirikan Fintech
- OJK Wajibkan Pemain Baru Fintech P2P Punya Modal Rp25 Miliar
Kemudian, juga ada PT Bank CIMB Niaga Tbk yang juga terus menambah kolaborasi dengan penyelenggara fintech dalam rangka memperluas jangkauan kredit ke sejumlah segmen.
Diketahui, outstanding kredit lewat skema channeling fintech P2P lending mencapai Rp1 triliun per Oktober lalu. Menurut Direktur Utama CIMB Niaga, Lani Darmawan, perusahaan bakal melanjutkan kolaborasi dengan fintech terpilih pada tahun 2022 ini. Apalagi, fintech dianggap punya peran besar terhadap perekonomian nasional.
“Mungkin (penyaluran kredit ke fintech tumbuh) sekitar 10%—12%. Jumlah rekanan (fintech) kami sedang dikaji terus karena kami juga melakukan seleksi untuk rekanan,” jelasnya.
Serupa, PT Bank Central Asia Tbk pun diketahui mencatatkan total disbursement of digital partnership mencapai Rp167,9 miliar lewat berbagai skema pembiayaan. Adapun beberapa program yang mendukung kerja sama ini adalah Business Personal Loan Direct, Business Personal Loan E-commerce, dan Channeling Fintech.
Dikatakan Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn, pihaknya terus berkomitmen untuk mengoptimalkan kerjasama existing dan terus menyesuaikan dengan perkembangan fintech terkini.
Sebagaimana diketahui, BCA punya perusahaan anak di bidang modal ventura bernama PT Central Capital Ventura (CCV), yang mendukung ekspansi bisnis fintech. CCV adalah perusahaan modal ventura yang memfokuskan pendanaan kepada perusahaan rintisan, fintech, insurtech, perusahaan berbasis artificial intelligence, cyber security, dan wealth management.
Di samping itu, CCV pun punya peran strategis dalam membangun kolaborasi dengan perusahaan berbasis teknologi dan digital, dengan melakukan investasi ke perusahaan potensial untuk mengembangkan ekosistem ekonomi digital di masa depan.
Portofolio yang dimiliki CCV saat ini adalah OY!, Qoala, Airwallex, KlikAcc, Akseleran, Agate, Sinbad, Railsbank, Wallex, Element, 6Estates, Bambu, Pomona, Silot, Julo, GPN, Ceesuite, dan Impact Credit Solutions.
Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama
Editor: Anju Mahendra