duniafintech.com – Baru-baru bank terbesar India, State Bank of India (SBI) mengumumkan akan meluncurkan dua solusi beta siap pakai teknologi Blockchain. Di mana beta tersebut akan diproduksi bulan depan, dan nantinya siap digunakan untuk 27 bank besar di India dari para bank India yang tergabung dalam konsorsium ‘BankChain’.
Kemunculan teknologi Blockchain bersamaan dengan Bitcoin dan mata uang virtual lainnya pada tahun 2009, awalnya membuat pihak bank sedikit takut dengan adanya teknologi baru tersebut. Namun, teknologi itu diketahui dapat memberikan dampak positif pada layanan perbankan seperti transaksi keuangan, dan lain sebagainya.
Seiring berjalannya waktu, teknologi Blockchain kian menjadi sebuah solusi atas kecepatan, kenyamanan dan keamanan transaksi keuangan yang sering menjadi masalah di dunia perbankan. Bahkan hadirnya teknologi Blockchain juga dapat menjangkau masyarakat-masyarakat yang sebelumnya sama sekali belum tersentuh oleh layanan perbankan.
Itulah alasan utama mengapa saat ini banyak bank-bank di seluruh dunia mulai melihat teknologi Blockchain sebagai sahabat terbaik untuk membantu menjalankan layanan perbankan mereka. Seperti yang telah dilakukan oleh bank-bank Asia (Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, China Construction Bank, Mizuho, dan OCBC Bank).
State Bank of India (SBI) adalah bank terbesar India atau perusahaan perbankan terbesar di India dengan aset di atas $ 460 miliar. Di mana bank milik pemerintah India ini mengelola hampir seluruh sektor jasa keuangan di negara India. Sebagai bank publik, SBI akan memimpin untuk membentuk konsorsium Blockchain keuangan pertama India yang disebut BankChain, di mana bank-bank peserta dan perusahaan berbasis teknologi akan melakukan penelitian, eksplorasi, pengembangan hingga menerapkan aplikasi Blockchain di industri keuangan.
Saat ini terhitung sudah ada 27 bank yang menjadi anggota di konsorsisum BankChain baik bank publik maupun swasta. Konsorsium BankChain juga bersinergi dan bekerja sama dengan orang-orang expert dari perusahaan teknologi rakasasa seperti Intel, IBM dan Microsoft yang dijadikan sebagai mitra teknologi bagi konsorsium tersebut.
Konsorsium tersebut rencananya akan menggunakan aplikasi Blockchain pertamanya dengan meluncurkan dua beta untuk kontrak cerdas dan platform untuk Know Your Customer (KYS) bulan depan, menurut kepala inovasi SBI, Sudin Baraokar.
Bagi Anda yang belum tahu Knows Your Customer (KYC) itu apa? Know Your Customer (KYC) adalah prinsip yang diterapkan oleh pihak bank untuk mengetahui identitas para nasabah dan juga mengawasi transaksi yang bisa dianggap mencurigakan.
Berdasarkan laporan yang dikutip oleh Economic Times, kepala inovasi bank terbesar india itu (State Bank of India) menyatakan:
Bahwa pada bulan depan, kita sudah harus memiliki dua solusi produksi beta yang siap digunakan oleh 27 bank besar di India. Pihak kami juga akan mengundang para anggota konsorsium BankChain untuk menginformasikan penerapan teknologi Blockchain lebih lanjut kepada para anggota” Pungkasnya seperti dilansir dari cryptocoinsnews.com.
Penerapan aplikasi Blockchain pada smart contract bertujuan agar mengurangi campur tangan dari pihak ketiga menyangkut dokumen-dokumen identitas nasabah sehingga memberikan keamanan data nasabah yang lebih baik.
Menurut Kepala Inovasi State Bank of India, Baroakar, kolaborasi yang dilakukan oleh bank-bank di India tersebut merupakan terobosan baru dalam ekonomi digital dan dianggap sebagai langkah besar untuk kemajuan sektor perbankan di India.
Ia juga mengungkapkan dengan hadirnya Blockchain di sektor perbankan ini mampu mengurangi risiko investasi. Bahkan bisa mengundang bank-bank lain untuk berinventasi dalam pengembangan proyek ini kedepannya.
Tentu saja hal ini menjadi kabar baik bagi sektor perbankan India, sesuai rencana penerapan aplikasi Blockchain di 27 bank di India akan mulai diluncurkan atau diterapkan pada Desember bulan depan.
Suasti Atmastuti Astaman selaku anggota dari asosiasi Blockchain Indonesia (blockchain.co.id), mengemukakan pendapatnya bahwa:
Tidak aneh bila banyak lembaga perbankan, pemerintah atau perusahaan yang mulai turut terjun ke dunia Blockchain. Seperti saat Internet baru muncul, ada banyak orang yang memandangnya sebelah mata. Namun, perusahaan-perusahaan yang sudah ikut terjun ke dunia internet jauh lebih dulu dari perusahaan-perusahaan lain tentunya akan lebih maju dibandingkan perusahaan yang baru terjun ke internet baru-baru ini. Dan untuk perusahaan yang tidak bergerak ke arah business online, akan kesulitan berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan berbasis internet yang begitu marak bermunculan saat ini.
Saya rasa kasus penetrasi teknologi Blockchain pun akan seperti itu. Awalnya dipandang sebelah mata, namun bagi mereka yang berani terjun langsung untuk mengaplikasikan teknologi ini ke bisnisnya akan selangkah lebih maju daripada perusahaan-perusahaan lain. India dan Jepang memberikan contoh yang baik dalam membuktikan bahwa mereka terbuka dengan inovasi baru agar bisa terus bersaing dan memimpin di kancah global. Semoga dalam waktu dekat, pemerintah Indonesia pun bisa mengikuti jejak langkah mereka.”
Written by: Febrian Surya