DuniaFintech.com – Memasuki fase industri 4.0, beberapa perangkat teknologi mulai beradaptasi dengan berbagai industri yang ada. Mulai dari kecerdasan buatan, augmented reality hingga komputerisasi mulai memberikan sumbangsih terhadap berbagai aktivitas bisnis.
Tak terkecuali teknologi cloud storage, sebagai salah satu infrastruktur teknologi yang menghadirkan berbagai solusi untuk penggunanya, mulai dari integrasi data, keamanan hingga efisiensi biaya operasional industri.
Terlebih, di masa pandemi COVID-19, pembatasan aktivitas tidak lagi menjadi penghalang atas produktivitas suatu badan usaha.
Faktor tersebut menjadi salah satu alasan meningkatnya popularitas cloud storage sebagai mesin untuk mengelola suatu badan usaha. Namun, disatu sisi, pemanfaatan migrasi cloud secara menyeluruh justru berpotensi menghadirkan aktivitas kejahatan siber dan merugikan perusahaan sekitar USD 30 ribu.
Semakin banyak badan usaha yang memilih cloud, masalah keamanan logistik, perumahan serta penanganan data perusahaan di luar lokasi menjadi rentan. Hal tersebut juga berdampak terhadap sejumlah kegagalan teknis atau masalah penyimpanan informasi.
Dalam temuan Baracuda Networks, dijelaskan, pelaku industri sangat memerhatikan kualitas, fitur mau pun layanan yang tersedia pada cloud storage miliknya. Ada pun beberapa fitur tersebut meliputi soal pemulihan data serta dukungan teknis.
Baca juga:
- Cara Cepat Kaya untuk Kaum Milenial di Era Digital, Lakukan Perubahan Ini
- Perluas Jangkauan Produk Investasi, Fintech FUNDtastic Akuisisi Paltform Invisee
- Taksi Bluebird Tunjuk GoPay Gandeng Pembayaran QRIS
Preferensi Fitur Cloud Storage untuk Industri
Pada laporan tersebut juga ditemukan, bahwa perusahaan melindungi email, database, aplikasi, R&D, dan bahkan data multimedia di cloud. Pada temuan tersebut juga dijelaskan, bahwa biaya juga menjadi preferensi dan faktor yang sangat penting pada cloud storage, namun dalam skala penilaian, hal tersebut memiliki nilai 4,25 dari 5.
Faktor biaya tidak lebih tinggi dibanding fitur kemudahan pemakaian serta perlindungan data di semua sistem. Yang menarik, pada temuan tersebut dijelaskan bahwa preferensi pelaku industri terhadap fitur penyimpanan jangka panjang serta pemulihan dari cloud lebih rendah dibandingkan dari fitur lainnya.
DuniaFintech/Fauzan