duniafintech.com – Kriptografi merupakan sebuah metode, bahkan seni, dalam melakukan pengamanan data, pesan dan segala hal yang melibatkan urusan transaksi dan komunikasi. Seperti diketahui, kriptografer modern saat ini mengadaptasi disiplin ilmu kuno tersebut ke berbagai bentuk, salah satunya teknologi.
Blockchain adalah sebuah teknologi tanpa otoritas tunggal dengan rangkaian blok berisikan rekaman aktivitas dan transaksi yang saling terkait dalam suatu periode. Sederhananya, blockchain merupakan adaptasi dari disiplin ilmu yang memiliki nama lain sandi sastra tersebut.
Istilah hash pada blockchain merupakan sebuah proses sederhana dari enkripsi dan dekripsi melalui ciphertext atas plain text. Dalam urusan blockchain, plain text merujuk kepada himpunan aktivitas, transaksi dan data informasi yang mudah dibaca serta disunting oleh seseorang yang berhak lantaran memiliki kunci atau otoritas.
Nantinya, plain text tersebut akan dikemas dalam bentuk blok yang telah memiliki nilai hash sebelum masuk kedalam rekaman aktivitas dan transaksi. Proses untuk mendapatkan hash tersebut secara sederhana merujuk kepada proses enkripsi dalam kriptografi.
Baca juga:
- Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Dunia Hiburan dan Industri Event
- Menghasilkan Uang Saat Pandemi Corona, Bisnis ini Bisa Jadi Pilihan
- Program Siap Siaga COVID-19 DANA Solidkan Indonesia
Napak Tilas Kriptografer Kuno
Adaptasi kriptografi klasik terhadap teknologi modern saat ini memang dinilai cukup membantu keamanan dan privasi yang dinilai rentan dalam teknologi. Oleh sebab itu, DuniaFintech akan membawa Anda kepada beberapa nama besar kriptografi di masa keemasannya.
- Julius Caesar
Seorang legenda berbangsa Roman memiliki sebuah paten kriptografi bernama Cipher. Itu sebabnya, paten ini dijuluki juga sebagai Cipher’s Caesar. Patennya telah diadaptasi oleh teknologi modern saat ini, salah satunya sistem ROT13.
Seperti diketahui, paten tersebut digunakan untuk mengamankan berbagai hal, pada masa Caesar, patennya digunakan untuk kode etik dan dokumen rahasia kemiliteran. Tidak heran, jika bangsa Roma mampu menjadi pasukan terhebat pada masanya.
- Abu Yusuf Al-Kindi
Peradaban Islam juga memiliki salah satu pakar di bidang sandi sastra. Berbekal kemampuan matematika, sastra dan statistika, Al-Kindi mampu membaca berbagai enkripsi yang terkandung dalam berbagai dokumen.
Terinspirasi dari penulisan kitab suci Al-Quran, ia menulis risalah Istikhraj Al Muamma yang berisi teknik analisis memecahkan cipher text melalui frekuensi kemunculan setiap dokumen.
- Leonardo Da Vinci
Seniman lukis ini merupakan seseorang yang menguasai literatur seni, sastra dan ilmu sains. Dalam novel fiksi karya Dan Brown, Da Vinci Code, dijelaskan bahwa Leonardo pernah mengirimkan sebuah dokumen rahasia berbasis kriptologi.
Dalam novel tersebut, terdapat sebuah gawai bernama cryptext. Meski pun fiktif, Dan Brown selaku pengarang menegaskan, semua deskripsi karya, arsitektur, termasuk kriptologi Leonardo yang terkandung pada novelnya adalah benar.
DuniaFintech/FauzanPerdana