JAKARTA, duniafintech.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga 20 Desember 2021 masih terdapat 20 perusahaan yang masuk dalam pipeline bursa, yang akan mencatatkan sahamnya hingga tutup tahun ini atau awal tahun depan.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna. Dia menyebutkan 25 perusahaan tersebut terdiri dari perusahaan dengan aset skala kecil, menengah, dan besar.
“Pada pipeline saham bursa, hingga saat ini masih ada 25 perusahaan yang berencana untuk mencatatkan sahamnya di BEI,” katanya kepada media, Selasa (21/12).
Dia menyebutkan, dari 25 perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di BEI, hingga saat ini telah terdapat tiga perusahaan yang sedang proses book building melalui sistem e-IPO.
Ketiga perusahaan tersebut yaitu PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) dan PT Semacom Integrated Tbk (SEMA).
“Berdasarkan draft prospektus masing-masing perusahaan tersebut, perkiraan tanggal pencatatan di BEI, ada yang akan tercatat pada Desember 2021 maupun pada Januari 2022,” ujarnya.
Sementara itu, ketika ditanya terkait kemungkinan adanya nama perusahaan digital startup Traveloka dan GoTo di dalam daftar antrian tersebut, Nyoman belum dapat menjawabnya.
“Berkaitan dengan hal tersebut, kami belum dapat menjawab ataupun menyampaikan secara spesifik nama perusahaan yang akan melakukan IPO sampai dengan perusahaan mendapatkan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ucapnya.
Dia menegaskan, pada prinsipnya pihaknya menyambut baik perusahaan yang akan melakukan fundraising di pasar modal yang berasal dari berbagai sektor maupun size perusahaan.
“Kami berkomitmen untuk menjadikan BEI sebagai house of growth bagi seluruh karakteristik perusahaan-perusahaan potensial di Indonesia dengan menjadi bursa yang adaptif dan kompetitif,” ucapnya.
Namun demikian, dia merinci bahwa dari 25 perusahaan yang antre untuk mencatatkan sahamnya di BEI, sebanyak tiga perusahaan merupakan perusahaan dengan aset berskala kecil yaitu di bawah Rp50 miliar, 11 perusahaan berskala menengah dengan aset antara Rp50 miliar – Rp250 miliar, dan 11 perusahaan berskala besar dengan aset di atas Rp250 miliar.
Sedangkan, jika dilihat per sektornya, satu perusahaan dari sektor basic materials; empat perusahaan dari sektor Industrials; empat perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals; enam perusahaan dari sektor consumer cyclicals; dua perusahaan dari sektor technology.
Serta dua perusahaan dari sektor energy; satu perusahaan dari sektor financials; tiga perusahaan dari sektor properties dan real estate, dan dua perusahaan dari sektor infrastruktur.
Adapun, BEI mencatat hingga 20 Desember 2021 telah terdapat 54 perusahaan yang berhasil melantai di BEI. Keseluruhan perusahaan tersebut berhasil menghimpun dana hingga Rp62,61 triliun.
Lebih lanjut Nyoman mengatakan, pada 2022 BEI memperkirakan bahwa pencatatan saham perdana sejumlah perusahaan akan makin semarak, mengingat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,7%-5,5% di 2022.
“Keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik dan global serta indikator-indikator di pasar modal Indonesia yang relatif baik, telah menimbulkan antusiasme bagi para pelaku pasar modal. Dengan kondisi yang demikian, kami optimis aktivitas pencatatan di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun ini,” tuturnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra