Site icon Dunia Fintech

Belajar Dari Miliarder, Ini Strategi Investasi Kripto ala Mark Cuban

Miliarder Mark Cuban

JAKARTA, duniafintech.com – Investasi kripto belakangan ini makin diminati banyak orang sebagai alternatif investasi lain seperti saham maupun deposito. Namun jika anda terjun ke dunia kripto, alangkah baiknya apabila belajar dan terus belajar. Berikut ini ada salah satu referensi kisah sukses investor kripto Mark Cuban.

Mark Cuban adalah seorang investor miliarder yang berasal dari Dallas. Ia dikenal oleh publik sebagai pemilik NBA Dallas Maverick, pengisi acara ABC Shark Tank, pebisnis dan seorang investor yang kerap kali membagikan strategi investasi kripto.

Dilansir dari laman Forbes via Investor.id, jumlah kekayaan Mark Cuban diperkirakan telah mencapai $4,4 miliar per Juni 2021. Pendapatan tersebut berasal dari Dallas Maverick, penghasilannya di acara televisi Shark Tank, sejumlah investasi, dan bisnis lain miliknya.

Bersama Todd Wagner, Cuban membeli saham Christopher Jaeb dan merintis portal video bernama Broadcast.com di tahun 1998. Sembilan bulan kemudian, Broadcast.com diakuisisi oleh Yahoo senilai $5,7 miliar. Cuban kemudian berinvestasi di bidang olahraga dengan membeli tim basket Dallas Mavericks seharga $280 juta.

Bisnis Mark Cuban juga merambah ke bidang lainnya, seperti Landmark Theater, Cyber Dust dan perusahaan pakaian bermerk Three Commas. Lewat acara televisi Shark Tank, Cuban juga berinvestasi sebesar $20 juta di sekitar 80 bisnis kecil lainnya.

Per 1 Mei 2021, portfolio kripto Cuban terdiri dari 60% bitcoin, 30% ethereum dan 10% mata uang kripto lainnya. Dengan portofolio tersebut, ia kerap memberikan nasehat mengenai strategi investasi kripto kepada para investor pemula maupun berpengalaman.

Sepanjang karirnya, Cuban kerap membagikan strategi investasi yang efektif, antara lain:

  1. Menilai Kecepatan dan Tarif Transaksi

Setiap aset kripto memiliki teknologi blockchain yang berbeda-beda. Hal tersebut lantas membuat Cuban mempelajari karakteristik setiap teknologi blockchain secara spesifik sebelum membeli sebuah aset kripto.

Sebagai pertimbangan arah investasi, Cuban melakukan analisis perbandingan kecepatan dan tarif gas untuk transaksi dari setiap cryptocurrency yang bersangkutan. Dengan begitu, ia bisa menentukan arah investasi yang lebih baik di masa depannya.

2. Melihat Potensi dari Tiap Blockchain

Sebagai contohnya, sebagian portofolio kripto Mark Cuban diletakan pada ethereum. Salah satu alasannya adalah karena menurutnya, blockchain ethereum memiliki sistem smart contract yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai platform koin digital serta mampu melaksanakan berbagai fungsi ekonomi.

3. Investasi di Berbagai Platform

Dilansir dari Businessinsider, Cuban berinvestasi di platform polygon pada akhir bulan Mei lalu. Cuban berpendapat bahwa polygon adalah platform pertama yang terstruktur dengan baik dan paling mudah digunakan. Melalui sistem multi-chain, polygon menyediakan jaringan ethereum yang lebih luas, kuat dan aman.

4. Bitcoin sebagai Aset Penyimpanan Nilai

Tidak seperti kebanyakan investor yang menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada bitcoin, Cuban justru lebih memilih ethereum. Pasalnya, mata uang kripto tersebut dinilai sebagai mata uang digital sebenarnya, karena lebih mampu beradaptasi sepanjang waktu.

Di sisi lain, Cuban menganggap bitcoin layaknya emas digital yang cocok disimpan sebagai aset digital bernilai ketimbang dipergunakan sebagai mata uang. Meski portfolionya dominan pada bitcoin, ia hanya menganggapnya sebagai aset dan tidak berencana untuk menjualnya.

5. Transaksi Kripto untuk Pembelajaran dan Pengalaman

Salah satu aset kripto yang pernah dibeli Cuban diakui hanya sebagai sarana untuk menyenangkan putranya sekaligus memberi pengalaman dan pembelajaran mengenai ruang transaksi baru. Ia menambahkan bahwa ia terkadang membeli koin hanya untuk belajar dan bersenang-senang.

Lebih lanjut, baru-baru ini ramai terdengar pembicaraan mengenai DeFi di kalangan investor kripto. Hal tersebut dikarenakan Mark Cuban yang sering menyebut DeFi atau Decentralized Finance sebagai masa depan dari sistem keuangan.

Berbeda dengan instansi keuangan tradisional yang memiliki protokol terpusat, DeFi memiliki struktur protokol terdesentralisasi. Sistem tersebut membuat Cuban tertarik. Menurutnya, sistem operasional DeFi jauh lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan keuangan atau bank konvensional.

 

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Exit mobile version