Site icon Dunia Fintech

Berada di Zona Merah, IHSG Anjlok Nyaris Kehilangan 117,74 Poin

IHSG Hari ini 7 Oktober 2024, Awal Pekan Melemah Tajam

IHSG Hari ini 7 Oktober 2024, Awal Pekan Melemah Tajam

JAKARTA, 3 Oktober 2024 – Nampak Sepanjang perdagangan pada Sesi II Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok. Pada perdagangan siang kemarin di Sesi II tercatat nyaris tembus posisi 7.524,38. Bahkan angka koreksi yang makin dalam mencapai  poin atau ambles 1,54%.

IHSG Anjlok, Berada di Zona Merah

IHSG terpantau makin terperosok hingga berada di zona merah.

Di tengah tekanan jual yang makin deras, rentang perdagangan terjadi pada area level 7.642 sampai dengan terlemahnya menyentuh 7.524,38.

Aksi yang didominasi jual mencapai Rp9,3 triliun.

Angka tersebut terpantau dari sejumlah 24,08 miliar saham yang ditransaksikan.

Ramai diberitakan pada Kamis (3/10/2024) tampak hanya ada 163 saham yang menguat.

Sedangkan sebanyak 430 saham melemah, dan 199 saham lainnya tidak bergerak.

Saham Teknologi Paling Anjlok

Akibat berada di zona merah, bahkan saham teknologi mencatatkan koreksi paling anjlok

Sejumlah saham juga terpantau menjadi pemberat laju IHSG pada Sesi II.

Diantaranya saham transportasi, saham infrastruktur, dengan masing-masing drop mencapai 2,07%, 2,04% dan 1,78%.

Turunnya sejumlah saham Big Caps menjadi penyebab terkontraksinya IHSG yang begitu dalam.

Berikut diantaranya:

  1. Barito Renewables Energy (BREN) menekan 14,05 poin
  2. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menekan 13,69 poin
  3. Amman Mineral Internasional (AMMN) menekan 12,26 poin
  4. Telkom Indonesia (TLKM) menekan 9,05 poin
  5. GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menekan 4,54 poin

Sentimen ketidakpastian di pasar dari memanasnya konflik Timur Tengah turut menjadi penyebab menurunnya harga saham.

Diketahui, Iran menembakkan hingga 200 rudal balistik ke Israel pada Selasa kemarin.

Dampaknya, sangat tajam meski singkat tapi mengancam bahkan memicu putaran serangan baru.

Serangan tersebut merupakan pembalasan setelah Israel melakukan serangkaian serangan dramatis ke Lebanon dalam beberapa hari, menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam sebuah serangan udara di Beirut dan mengirimkan pasukan darat ke seberang perbatasan.

Televisi Pemerintah Iran, mengutip Korps Garda Revolusi Islam, mengatakan bahwa 90% rudal menghantam target-target strategis di Israel.

Video yang diambil dari serangan yang masuk mengindikasikan bahwa beberapa rudal berhasil menembus jaringan pertahanan udara yang dibanggakan oleh negara itu.

Pasar dalam Mode Menunggu

Kathleen Brooks, Direktur Riset di XTB mengatakan, pasar berada dalam mode menunggu dan melihat.

Menurutnya, sepanjang 24 jam ke depan akan sangat penting untuk melihat seberapa jauh situasi ini meningkat dan apakah terburu-buru ke tempat yang aman dapat dibenarkan.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyatakan bahwa serangan rudal yang diluncurkan negaranya terhadap Israel merupakan tindakan “Berdasarkan hak-hak pertahanan diri yang sah.”

Pezeshkian menjelaskan serangan tersebut dilakukan untuk melindungi kepentingan dan warga negara Iran, serta merupakan tanggapan atas ‘Agresi’ Israel.

Tindakan itu kata Pezeshkian, telah selesai kecuali rezim Israel memutuskan untuk memicu pembalasan lebih lanjut.

“Jika itu terjadi, tanggapan kami akan lebih kuat dan lebih tegas,” ujar Araqchi melalui platform X.

BI Ingatkan Dampak Konflik Timur Tengah

Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengingatkan, agar tetap waspada terutama saat konflik yang masih terjadi antara Iran–Israel terhadap perekonomian Indonesia.

Juda mengatakan akan terus mencermati dan mengelola risiko yang dapat timbul akibat konflik tersebut, utamanya terhadap harga minyak dan rantai pasok global.

“Dinamika ekonomi dan keuangan global dapat berkembang begitu cepat, termasuk risiko geopolitik yang kita saksikan dalam hari-hari ini di Timur Tengah yang tentu saja memiliki implikasi pada ekonomi,” terang Juda.

Adapun hal tersebut merupakan salah satu tantangan yang dipaparkan Juda dalam kaitan risiko-risiko yang dapat mempengaruhi Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia.

Kemarin di Zona Hijau

Sebelumnya, IHSG berada di zona hijau.

Hal itu terjadi karena adanya deflasi yang terjadi saat ini.

Dampaknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melaju di zona hijau.

ISHG saat ini berada di zona hijau dengan penguatan 0,71% dan 53,82 poin ke 7.581,75.

Deflasi saat ini menjadi bulan yang kelima lebih dalam dari ekspektasi pasar.

Perdagangan Sesi I IHSG menunjukkan adanya pergerakan di zona hijau sejak pembukaan.

Saat ini rentang perdagangan terjadi pada area level 7.547,11 sampai dengan tertingginya 7.591,61.

Exit mobile version