Site icon Dunia Fintech

Berhasil Tingkatkan Laba Bersih Rp12,5 Triliun, BNI Akan Turunkan Biaya Kredit

Berhasil Tingkatkan Laba Bersih Rp12,5 Triliun, BNI Akan Turunkan Biaya Kredit

Berhasil Tingkatkan Laba Bersih Rp12,5 Triliun, BNI Akan Turunkan Biaya Kredit

JAKARTA – Bank BNI diketahui berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp12,5 triliun.

Kinerja solid sepanjang tujuh bulan di tahun 2024 berhasil ditorehkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Laba tersebut tercatat mengalami peningkatan sebesar 3,2% secara tahunan (Year on Year/YoY).

Laba Bersih Tinggi, Saham BNI Meningkat

Berdasarkan capaian tersebut, saham BBNI direkomendasikan dengan target harga (TP) Rp6.100 per saham.

Rekomendasi harga tersebut, naik dari TP sebelumnya Rp5.900 per saham.

Analis Maybank Sekuritas, Jeffrosenberg Chenlim dan Faiq Asad menilai, transformasi BNI mulai terbentuk dengan langkah konsisten.

Langkah tersebut dinilai konsisten untuk meningkatkan kualitas aset.

Menurut Chenlim dan Faiq kedepan, pihaknya akan menaikkan target harga menjadi Rp6.100 dengan target P/BV sebesar 1,3x.

“Kami berharap kualitas aset terus meningkat secara stabil,” paparnya Chenlim dan Faiq.

Kedepannya, kualitas aset pada akhirnya akan berdampak positif terhadap ROE.

Penyaluran Kredit Jadi Dasar 

Mengacu pada laba yang berhasil diraih, percepatan penyaluran kredit juga turut menjadi bagian terpenting dalam mendorong saham BNI direkomendasikan.

BNI mencatat, adanya penurunan biaya provisi sebesar 27,4% YoY.

Angka tersebut turut membantu mengimbangi potensi penurunan profitabilitas.

Pertumbuhan Kredit Semakin Cepat

Dalam tiga bulan terakhir, pertumbuhan kredit BNI tercatat mengalami pertumbuhan yang semakin cepat.

Pertumbuhannya meningkat dari 8,9% hingga 11% YoY pada Juli 2024.

Segmen korporasi turut memengaruhi pertumbuhan kredit BNI yang berhasil naik sebesar 18,7% YoY dan consumer sebesar 15,1% YoY.

Segmen Korporasi Sumbang 39 Persen

Sebanyak 39 persen dari segmen korporasi turut menjadi penyumbang dari total kredit BNI.

Selanjutnya, segmen consumer turut memberikan kontribusi sebesar 18%, yang mencakup KPR, kredit payroll, hingga kartu kredit.

“Kami memperkirakan kondisi makroekonomi yang lebih kondusif,” paparnya.

Chenlim dan Faiq menyebutkan, akan membantu memperbaiki likuiditas.

Sebagai hasilnya, pihaknya akan turut serta meningkatkan proyeksi pertumbuhan kredit.

Terutama untuk 2024 dan 2025 masing-masing sebesar 9,8% dan 10% YoY.

Fokus Tingkatkan Kualitas Kredit

Untuk meningkatkan proyeksi dan menurunkan biaya kredit, BNI juga tengah fokus pada peningkatan kualitas kredit.

Hal itu dilakukan agar biaya kredit dapat diturunkan menjadi 0,98%-1% pada 2024 dan 2025.

BNI juga diharapkan mendorong peningkatan rata-rata ROE menjadi 16%-17%.

Angka tersebut mengalami kenaikan dari target Maybank sebelumnya sebesar 15%-16%.

BNI Miliki Proposisi Menarik

Sebagai upaya dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham, Chenlim dan Asad menilai BBNI memiliki proposisi nilai menarik.

“Terutama melalui perannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” jelasnya.

Fokus pada pinjaman untuk investasi dan modal kerja, diharapkan turut mendukung kemajuan dan pertumbuhan BNI.

Selanjutnya, agar risiko dapat diminimalisir perlu adanya perencanaan jangka pendek.

Terutama dalam menghadapi gejolak ekonomi.

Dengan menerapkan model rantai bisnis yang ekspansif dalam pinjaman dan inisiatif digital, BBNI diharapkan mampu menarik lebih banyak simpanan yang kuat.

Rasio CASA BBNI saat ini diketahui berada di kisaran 70%.

Dengan demikian, rasio tersebut diharapkan akan mendukung pertumbuhan NIM secara berkelanjutan.

“Fokus BBNI pada peningkatan kualitas pinjaman akan mengurangi biaya kredit,” pungkasnya.

Exit mobile version