Dunia Fintech

Berita Ekonomi Hari Ini: Ekonomi Indonesia Baik, tetapi tidak Kebal Turbulensi Global

JAKARTA, duniafintech.com – Berita ekonomi hari ini terkait ekonomi Indonesia yang tumbuh baik, tetapi tidak kebal akan turbulensi global.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, ekonomi global dihadapkan pada situasi yang buruk pada 2023.

“Kami bagus dalam mengelola di dalam negeri, tapi kami tidak kebal terhadap turbulensi global,” katanya dalam Annual Investment Forum 2023, Kamis (26/1/2023)

Berikut ini berita ekonomi hari ini selengkapnya, seperti dinukil dari CNBCIndonesia.com.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Kasus Rekening BCA Rp 320 Juta Dibobol Tukang Becak, Intip Deretan Faktanya di Sini

Berita Ekonomi Hari Ini: Ekonomi Diperkirakan Tumbuh 5 Persen

Adapun ekonomi Indonesia diperkirakan masih tumbuh di sekitar 5% pada 2023. Sementara itu, inflasi terjaga pada level 5,51% atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya di atas 6% akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Di sisi lain, nilai tukar rupiah alami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Namun, dibandingkan dengan banyak negara lain, rupiah masih jauh lebih baik.

Sederet persoalan global yang akan dihadapi, yakni perlambatan ekonomi. Amerika Serikat (AS), Inggris dan Eropa menjadi dua di antara banyak negara yang akan mengalami resesi. 

China yang juga pendorong pertumbuhan ekonomi dunia, juga belum mampu bangkit meskipun tidak ada lagi penguncian daerah akibat penyebaran covid-19.

Pasar keuangan pun dihadapkan pada tingginya ketidakpastian. Negara maju seperti AS, Inggris, dan Eropa memacu kenaikan suku bunga acuan untuk meredam gejolak inflasi. Hal itu juga yang kemudian membuat dolar AS menjadi begitu perkasa.

Berita Ekonomi Hari Ini: BI Ajak Investasi di Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Bank Indonesia (BI) pun mengajak kepada 170 investor luar negeri dan dalam negeri untuk berinvestasi di Indonesia.

Menurut Perry, investor yang berinvestasi di Indonesia akan memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang ditawarkan oleh otoritas di Amerika Serikat.

Kata Perry lagi, cash is the king atau uang adalah raja. Istilah itu merujuk pada fenomena di mana para pelaku pasar lebih memilih memegang uang tunai.

Di  awal tahun 2023, Indonesia juga sudah dibanjiri dana asing hingga US$ 4,8 miliar, di tengah banyaknya negara lain yang masih mengalami capital outflow atau keluarnya dana asing dari negaranya.

Perry bahkan tidak segan untuk mengajak kepada para investor yang hadir untuk berinvestasi di Indonesia.

Hal itu karena Indonesia menawarkan imbal hasil atau yield SUN 10 tahun yang menarik dibandingkan dengan yield US Treasury.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Indonesia Trading House di Swiss Diresmikan

“Anda tertarik, beritahu kami bagaimana kondisi uang tunai anda. Apakah anda masih memegang uang tunai? Anda masih akan bersembunyi dari Indonesia, dari emerging market?” tuturnya.

berita ekonomi hari ini

Imbal Hasil Lebih Menarik

Perry menambahkan, saat ini imbal hasil di Indonesia lebih menarik ketimbang yang ditawarkan oleh Amerika Serikat.

“Anda melihat ke depan US Treasury (UST), dulunya dekat 2% sekarang 3,6%. Indonesia memiliki imbal hasil yang lebih tinggi sekarang,” ucapnya.

Menukil data revintiv, hingga 26 Januari 2022, yield UST 10 tahun melandai ke level 3,4%. Sementara itu, SUN 10 tahun memiliki yield hingga 6,6%.

Selain Indonesia menawarkan keuntungan yang besar, lanjut Perry, otoritas pun sudah mengelola pasar keuangan dengan sangat baik.

Bahkan, fundamental ekonomi Indonesia tidak diragukan. Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal III-2022 masih tumbuh 5,7% (year on year/yoy), dan diperkirakan sepanjang tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,1% hingga 5,2%.

Di samping itu, inflasi di Indonesia pun terjaga pada kisaran 5,51% (yoy) sekalipun ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan nonsubsidi.

Adapun realisasi inflasi 2022 tersebut jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi bank sentral sebelumnya yang mencapai 6,5% (yoy).

“Tahun ini kami memastikan inflasi inti akan berada di bawah sasaran target kami, yakni di bawah 4%, yakni pada kisaran 3,7% dengan risiko terburuk atau bahkan bisa mencapai 3,6%,” tuturnya.

Maka dari itu, investor diharapkan mau berinvestasi ke Indonesia sebab karena Bank Indonesia sebagai mandat mengelola cadangan devisa memiliki peran besar untuk mengelola nilai tukar tetap terjaga. Apalagi, saat ini ekonomi dunia masih dipenuhi dengan ketidakpastian.

“Meskipun kami baik dalam mengelola perekonomian di dalam negeri, tapi kami tidak kebal terhadap turbulensi global,” sebutnya. 

“Jadi tolong beri tahu kami, apa yang Anda lihat, apa yang Anda yakini, dan apa yang akan Anda lakukan selama tahun 2023,” tambahnya.

Sebagai Gubernur BI, Perry pun berharap pihaknya bersama otoritas terkait dapat terus menstabilkan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri, menggerakkan pertumbuhan ekonomi, dan tentunya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: China Buka Perbatasan, Ekonomi Global Membaik

Sekian ulasan tentang berita ekonomi hari ini yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Exit mobile version