JAKARTA, duniafintech.com – Berita ekonomi hari ini mengenai Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia merilis data realisasi investasi untuk triwulan III-2023. Data ini mencerminkan pencapaian yang mengesankan dalam upaya menarik investasi ke Indonesia.
Pada periode Juli-September 2023, realisasi investasi mencapai angka yang mengesankan, mencapai Rp 374,4 triliun. Saat melihat kumulatif dari Januari hingga September 2023, total investasi yang terkumpul mencapai Rp 1.053,1 triliun, yang setara dengan 75,2% dari target nasional sebesar Rp 1.400 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menyampaikan pencapaian yang membanggakan ini. Ia menyatakan bahwa pencapaian target investasi tersebut adalah langkah positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, ia juga menyoroti bahwa investasi ini telah menciptakan lapangan kerja bagi 1.365.648 orang di Indonesia.
Dari jumlah investasi total Rp 1.053,1 triliun, sebagian besar berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA), mencapai Rp 559,6 triliun atau 53,1%, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berkontribusi sebesar Rp 493,5 triliun atau 46,9%.
“Hal ini mencerminkan kepercayaan yang kuat dari dunia usaha internasional terhadap Indonesia,” kata Bahlil.
Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Indonesia Pimpin Cadangan Nikel di Dunia
Dia menjelaskan penting untuk dicatat bahwa sebaran investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp 545,8 triliun atau 51,8% dari total, sementara di Pulau Jawa mencapai Rp 507,3 triliun atau 48,2%.
Jawa Barat tetap menjadi provinsi dengan realisasi investasi tertinggi, yakni Rp 153,2 triliun, disusul oleh DKI Jakarta Rp 130,3 triliun, Jawa Timur Rp 100,1 triliun, Sulawesi Tengah Rp 83,6 triliun, dan Banten Rp 78,6 triliun.
Provinsi Jawa Barat juga mencapai realisasi investasi tertinggi dalam kategori PMA, dengan mencatat investasi sebesar US$ 6,3 miliar, diikuti oleh Sulawesi Tengah US$ 5,4 miliar, DKI Jakarta US$ 3,8 miliar, Maluku Utara US$ 3,7 miliar, dan Banten US$ 3,4 miliar.
Sementara itu, dia memaparkan dalam kategori PMDN, provinsi DKI Jakarta mencatatkan realisasi tertinggi sebesar Rp 74,7 triliun, diikuti oleh Jawa Barat Rp 59,8 triliun, Jawa Timur Rp 54,2 triliun, Riau Rp 37,5 triliun, dan Kalimantan Timur Rp 36,2 triliun.
Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Bank Mandiri Lepas Saham Axa Mandiri
Dari segi sektor usaha, lima besar realisasi investasi dalam triwulan III-2023 berasal dari sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan sebesar Rp 146 triliun, diikuti oleh sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp 120 triliun, sektor pertambangan Rp 113,3 triliun, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp 83,7 triliun, serta sektor industri kimia dan farmasi Rp 76,8 triliun.
Terakhir, dari segi asal negara, realisasi investasi triwulan III-2023 masih didominasi oleh Singapura sebesar US$ 12,1 miliar, diikuti oleh China US$ 5,6 miliar, Hong Kong US$ 5,2 miliar, Jepang US$ 3,3 miliar, dan Amerika Serikat US$ 2,4 miliar.
Menurutnya data ini mencerminkan upaya keras Indonesia dalam menarik investasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja.
“Pencapaian target investasi yang signifikan ini membuktikan kepercayaan investor internasional terhadap potensi dan stabilitas ekonomi Indonesia,” kata Bahlil.
Baca juga: Berita Ekonomi Indonesia: Pemerintah Keluarkan Aturan Perlindungan UMKM
Bank Indonesia Ungkap Penyaluran Kredit Alami Peningkatan
Bank Indonesia mengungkapkan hasil Survei Perbankan menyoroti tren positif dalam penyaluran kredit baru di Indonesia. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwiin Haryono mengungkapkan Data yang dirilis menunjukkan bahwa pada triwulan III 2023, penyaluran kredit baru mengalami peningkatan, mencerminkan tingkat optimisme yang kuat di sektor perbankan.
Peningkatan Penyaluran Kredit Baru
Berdasarkan Survei Perbankan, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada triwulan III 2023 mencapai 95,4%. Ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari 94,0% pada triwulan sebelumnya.
“Peningkatan ini terjadi pada hampir semua jenis kredit, menandakan minat yang kuat dalam mendanai berbagai sektor ekonomi,” ujar Erwin.
Baca juga: Berita Ekonomi Indonesia: Pemerintah Bentuk Bursa CPO
Proyeksi Pertumbuhan Penyaluran Kredit
Dalam proyeksi penyaluran kredit baru pada triwulan IV 2023, Bank Indonesia memperkirakan bahwa tren peningkatan akan berlanjut.
“Diperkirakan SBT penyaluran kredit baru pada periode tersebut akan mencapai 96,4%, mengindikasikan terus meningkatnya kegiatan pemberian kredit,” kata Erwin.
Standar Penyaluran Kredit yang Lebih Ketat
Meskipun terjadi peningkatan dalam penyaluran kredit, proyeksi standar penyaluran kredit pada triwulan IV 2023 menunjukkan sedikit pengetatan. Indeks Lending Standard (ILS) menunjukkan pengetatan positif sebesar 0,1%. Pengetatan ini mungkin mencakup aspek penggunaan agunan dan persyaratan administrasi yang lebih ketat.
“Namun, suku bunga kredit dan biaya persetujuan kredit diproyeksikan tetap dalam kondisi yang longgar,” kata Erwin.
Baca juga: Berita Ekonomi Indonesia: Kinerja Penjualan Eceran Bertumbuh
Optimisme Terhadap Pertumbuhan Kredit
Hasil survei menunjukkan bahwa responden, termasuk pelaku industri perbankan, tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Mereka memproyeksikan pertumbuhan kredit sebesar 10,7% (YoY) untuk keseluruhan tahun 2023, meskipun proyeksi ini tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 11,4% (YoY).
“Optimisme ini didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi yang positif, serta pengelolaan risiko penyaluran kredit yang relatif baik,” kata Erwin.
Menurutnya data ini mencerminkan ketahanan sektor perbankan Indonesia dan kepercayaan yang kuat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit.
“Bank Indonesia terus memantau tren ini untuk memastikan stabilitas sektor keuangan dan pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Erwin.