Dunia Fintech

Berita Fintech Hari Ini: Tech Winter Melanda Dunia, OJK Yakin Industri Fintech Indonesia “Kebal”

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech hari ini datang dari ‘Aftech Annual Members Survey (AMS)’ 2022/2023 yang baru saja diluncurkan.

Kegiatan ini digelar oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bersama Katadata Insight Center (KIC) serta Women’s World Banking (WWB).

Laporan rutin tahunan yang diterbitkan sejak tahun 2017 itu memberikan gambaran mengenai perkembangan terkini serta peluang dan tantangan yang dihadapi oleh industri fintech di Indonesia. 

AMS 2022/2023 menyoroti perkembangan industri fintech, fenomena tech winter, talenta digital, kontribusi terhadap perekonomian (terutama investasi), penerapan tata kelola yang baik, pemerataan infrastruktur digital, kesetaraan gender, dan regulasi yang kondusif. 

Berikut ini berita fintech hari ini selengkapnya, seperti dinukil dari Viva.co.id, Jumat (28/7/2023).

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Begini Kata OJK Terkait Kenaikan Kredit Macet Fintech Lending

Indodax

Berita Fintech Hari Ini: Pertumbuhan Ekonomi Tinggi dan Berkelanjutan

Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, tech winter yang melanda dunia dampaknya tidak terlalu dirasakan oleh industri fintech di Indonesia. 

Hal ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan berkelanjutan. Tech Winter adalah istilah populer yang menggambarkan kondisi perusahaan rintisan atau startup berbasis teknologi, mulai tumbang dan gugur satu per satu.

Fenomena tech winter menyebabkan pelaku di industri teknologi dan perusahaan startup, lebih berfokus untuk bertahan dan melakukan inovasi guna menghasilkan profit.

Lebih lanjut, Mahendra mengungkapkan, agar pertumbuhan fintech berjalan baik maka harus disertai penerapan good governance, risk and compliance, transparansi, mekanisme audit yang kredibel dan akuntabilitas sebagai perilaku kunci bisnis fintech. 

“Kami yakin fintech di Indonesia mampu jadi bagian integral dari pembangunan ekonomi Indonesia. Inovasi dan solusi yang ditawarkan fintech sangat diperlukan Indonesia, yang punya pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan, demografi yang besar dan stabilitas politik yang baik, serta pembangunan sosial serta kesejahteraan yang cepat,” ujarnya. 

Senada, Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir mengatakan, di tengah lingkungan bisnis yang diwarnai oleh resesi global, industri fintech berperan penting dalam merespons tantangan-tantangan yang ada. 

Dalam konteks ini, Pandu meyakini bahwa fintech menjadi solusi kunci untuk perusahaan dalam menjaga efisiensi, dan efektivitas di tengah tekanan ekonomi. 

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa industri fintech berkembang ke arah yang positif, guna mendorong inklusi finansial mencapai target 90 persen pada 2024 dan memperkuat ekosistem digital nasional. 

“Kami yakin bahwa industri fintech Indonesia mantap melangkah ke arah keberlanjutan inklusi,” ujarnya.

Berita Fintech Hari Ini: Ini Tanggapan KoinWorks Terkait Turunnya Tren Fintech P2P Lending

Sebelumnya diberitakan, perkembangan bisnis financial technology (fintech) yang tengah mengalami penurunan. 

Adapun tantangannya mulai dari ketidakpastian global, pendanaan terbatas, hingga tahun politik. 

Lantas bagaimana tanggapan KoinWorks sebagai pelaku fintech untuk pendanaan (funding) bagi masyarakat Indonesia?

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Fintech Lending Axiata, Boost, Dorong Pertumbuhan UMKM di Indonesia

“Mungkin pertanyaannya, dari mana bahwa bilang trennya menurun? Karena menurut kami, memang itu kan sebenarnya normalisasi produk baru. Terus akan jadi gaya hidup, sehabis itu akan jadi biasa saja,” kata Chief of Wealth Management KoinWorks, Jonathan Bryan.

Berikut ini berita fintech hari ini selengkapnya, seperti dinukil dari Warta Ekonomi, Senin (24/7/2023).

Jonathan beranggapan, peer-to-peer (P2P) lending sudah menjadi kebutuhan pinjaman bisnis atau berinvestasi. Bahkan soal guncangan dan tantangan mulai dari ketidakpastian global dan sejenisnya, merupakan hal yang biasa untuk bisnis.

KoinWorks kini telah berkembang, menurut Jonathan, yang sebelumnya memiliki 30-40 pekerja, bertambah menjadi 500-600 pekerja. “Pastikan gameplay dan terpaannya juga beda-beda. Jadi, kami berada di tahap selanjutnya dan memastikan kami melewati tahapan tersebut,” jelasnya.

Ekspansi ke Luar Negeri

Soal perkembangan KoinWorks, apakah akan ekspansi ke luar negeri?

“Tidak tertutup kemungkinan bahwa kami akan ke luar negeri karena memang benar pasarnya menarik banget di luar sana. Tapi kalau bicara tentang visi-misi kami, kami mau bangun UMKM di Indonesia sebenarnya,” ujarnya.

Jonathan bercerita, hadirnya KoinWorks membuat masyarakat dapat mengejar literasi dan akses finansial. Namun di sisi lain, pengguna KoinWorks di luar negeri dapat berinvestasi P2P lending terhadap UMKM di Indonesia.

“Jadi kami belum butuh ekspansi di luar negeri sebenarnya. Secara fokus, banyak di Indonesia. Kira-kira kalau pasar sih memang dari dulu jiwanya, hatinya, buat bangun UMKM di Indonesia,” tutup Jonathan dengan santai.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: OJK Ungkap Faktor Pemicu Terus Naiknya Kredit Macet Fintech

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Exit mobile version