JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terbaru mengulas langkah Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) terkait pemanfaatan fintech.
Dalam hal ini, Aftech diketahui mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya menciptakan ruang transaksi digital yang aman di tengah pemanfaatan financial technology (fintech) yang terus meningkat.
Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Ini Strategi Industri Fintech P2P Lending Tahun 2023
Berita Fintech Indonesia: Komitmen Beri Edukasi Relevan
Adapun hal tersebut disampaikan oleh Aftech dalam rangka Bulan Fintech Nasional (BFN) 2022 yang berlangsung selama satu bulan penuh hingga 12 Desember 2022.
Menurut Ketua Umum Aftech, Pandu Patria Sjahrir, rangkaian program BFN berkomitmen untuk terus memberikan edukasi relevan kepada masyarakat agar tidak salah langkah dalam memanfaatkan produk fintech.
“Kami percaya, apabila dimanfaatkan dengan optimal, fintech mampu mendukung keseharian masyarakat dan mempercepat upaya pemulihan ekonomi nasional secara luas,” kata Pandu dalam keterangan pers-nya, seperti dikutip dari Antara, Kamis (1/12/2022).
Ia mengatakan, masyarakat saat ini sudah kian familiar dengan berbagai produk fintech, baik untuk pembayaran hingga melakukan verifikasi dan autentifikasi transaksi digital.
Supaya peningkatan tersebut bukan hanya menjadi tren, Pandu menilai bahwa perlu adanya penguatan kompetensi masyarakat dalam pemanfaatan jangka panjang, termasuk dalam memahami risiko fintech yang digunakan hingga cara melindungi privasi dan keamanan informasi.
Regulasi Identitas Digital
Di lain sisi, disampaikan Koordinator Tata Kelola Sertifikasi Elektronik Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) , Martha Simbolon, kementerian juga akan mengembangkan regulasi terkait identitas digital
Martha menyatakan bahwa pemerintah akan menyusun kerangka regulasi identitas digital, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) digital, serta membangun ekosistem digital.
“Identitas digital yang aman adalah suatu keharusan yang baru saat ini. Kemenkominfo mempersiapkan Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik (PSE) untuk memfasilitasi identitas digital, sekarang perlu ada kolaborasi antara sektor untuk penggunaannya,” sebut Martha melalui keterangan tertulis.
Adapun pada pekan ketiga rangkaian BFN 2022, sejumlah perusahaan fintech sudah menyapa masyarakat. Di antara mereka ada perusahaan penyedia layanan tanda tangan digital dan identitas digital, Privy, dan juga perusahaan payment gateway, Xendit.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: OJK Optimistis akan Pertumbuhan Fintech Syariah
Di samping kegiatan webinar edukatif, BFN 2022 kembali menghadirkan Virtual Job Fair dari perusahaan fintech yang bisa diikuti oleh seluruh masyarakat di tanah air dan global secara daring (online) melalui laman www.fintechsummit.co.id.
Berbagai promosi dan juga insentif untuk menggunakan fintech dari sekitar 70 penyelenggara pun ikut ditawarkan kepada pengguna fintech di Indonesia.
Berita Fintech Indonesia: Operator Seluler Diminta Lirik Sektor Fintech
Sementara itu, melangsir detikcom, sindiran datang dari Ketua Umum Indonesia Fintech Society, Rudiantara, terkait pertumbuhan bisnis di sektor telekomunikasi yang seret dalam beberapa tahun belakangan.
Padahal, dalam pandangannya, tersedia banyak peluang yang dapat dimanfaatkan oleh operator telekomunikasi. Diungkapkannya, pertumbuhan bisnis telekomunikasi dalam tiga tahun belakangan tidak ada yang mencapai dua digit. Pertumbuhannya disebut kalah jauh daripada bisnis e-commerce.
“E-commerce itu tumbuhnya luar biasa. Tahun ini, kembali Google, Bain, dan Temasek menyampaikan ada USD 77 miliar GMV atau TPV, itu Rp 1.000 triliun lebih, sedangkan industri telko kami termasuk internet, anggota APJII, dan sebagainya cuma Rp 200-an triliun,” ucapnya pada diskusi virtual bertajuk ‘Strategi Industri Digital Indonesia Hadapi Resesi Global’, kemarin (30/11/2022).
Adapun saat ini, terdapat sekitar 230 juta pelanggan seluler di Indonesia. Terkait itu, Rudiantara pun memperkirakan ada sekitar satu miliar data pelanggan yang dikumpulkan oleh operator seluler.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu menyarankan operator untuk memanfaatkan data tersebut. Lantas, ia pun mencontohkan bagaimana di sektor keuangan bank dan pelaku fintech bisa melakukan profiling nasabah.
Dalam pandangannya, dengan data yang dimiliki, operator seluler seharusnya mampu melakukan profiling dengan lebih baik untuk menyasar semua segmen pelanggan. Lebih jauh, ia pun mengajak operator seluler untuk memperluas bisnisnya dan tidak hanya fokus pada bisnis jaringan, terutama di era ekonomi digital.
Salah satunya caranya, imbuhnya, yakni dengan melirik bisnis fintech agar bisa memperkuat posisinya di ekosistem digital. Namun, ia sendiri tidak menyarankan operator untuk terjun di dunia fintech dari nol karena regulasi yang sangat ketat. Maka dari itu, kata dia lagi, sebaiknya operator menggandeng pemain fintech yang sudah ada.
“Kalau, misalnya, teman-teman seluler masuk ke fintech mencoba mencari license sebagainya, forget it karena dunianya berbeda, mindset-nya, capacity-nya berbeda yang dibutuhkan,” jelasnya.
“Yang saya sampaikan adalah teman-teman harus jadi bagian ekosistem secara keseluruhan jadi yang dilakukan adalah kolaborasi tanpa harus jadi pemain fintech,” tutupnya.
Sekian ulasan tentang berita fintech Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: 6 Pinjol Legal Bunga Rendah Terbaik
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com