Dunia Fintech

Berita Fintech Indonesia: Didominasi Generasi Milenial, Kredit Macet Fintech Capai Rp645,55 M

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terkait outstanding pinjaman (kredit macet lebih dari 90 hari) fintech yang didominasi generasi milenial.

Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di kalangan perseorangan, generasi milenial dengan kredit macet per Februari 2023 ada di rentang usia 19—34 tahun.

Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya, seperti dinukil dari Bisnis.com.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Terkait Pengembalian Dana Lender dan Kredit Macet Borrower, Ini Tanggapan Bos Investree

Berita Fintech Indonesia: Outstanding Naik 22,34 Persen

Mengacu pada data Statistik Fintech Lending edisi Februari 2023 yang dipublikasikan OJK pada 3 April 2023, outstanding pinjaman macet di rentang usia 19—34 tahun mencapai Rp645,55 miliar atau naik 22,34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya mencapai Rp527,68 miliar pada Februari 2022.

“Per Februari 2023, pinjaman macet lebih dari 90 hari untuk jumlah rekening penerima pinjaman aktif di usia 19—34 tahun mencapai 260.098 dengan outstanding pinjaman Rp645,55 miliar,” tulis OJK dalam publikasi data Statistik Fintech Lending edisi Februari 2023, dikutip Senin (1/5/2023). 

Meski demikian, kalau dilihat secara bulanan (month-to-month/mtm) maka outstanding pinjaman macet lebih dari 90 hari di usia 19—34 tahun itu menyusut 8,06 persen mtm dari posisi Januari 2023 mencapai Rp702,15 miliar. 

Setelah generasi milenial, menyusul di belakangnya rentang usia 35—54 tahun dengan outstanding pinjaman macet lebih dari 90 hari mencapai Rp394,09 miliar.

Outstanding pada kelompok ini naik drastis hingga 99,64 persen yoy dari sebelumnya Rp197,4 miliar pada Februari 2022. 

Kemudian, usia di atas 54 tahun juga mengalami peningkatan outstanding pinjaman macet lebih dari 90 hari sebesar 21,03 persen yoy dari Rp19,04 miliar menjadi Rp23,04 miliar.

Sementara itu, OJK mencatat usia di bawah 19 tahun mengalami penurunan pinjaman macet lebih dari 90 hari. Outstanding pinjaman pada kelompok ini menyusut 75,96 persen yoy menjadi Rp1,64 miliar.

Secara total, outstanding pinjaman perseorangan macet lebih dari 90 hari mencapai Rp1,06 triliun dengan jumlah rekening penerima pinjaman aktif sebanyak 394.377. 

Dalam hal ini, outstanding pinjaman macet ini didominasi oleh kelompok laki-laki mencapai Rp584,42 miliar dan perempuan mencapai Rp479,90 miliar pada Februari 2023.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Daftar Rekomendasi Pinjaman Online Cepat Cair 2023

Berita Fintech Indonesia: Raih Laba Rp98,25 M, Aset Fintech Lending per Februari 2023 Capai Rp6,42 T

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri financial technology (fintech) lending kembali membukukan laba sebesar Rp98,25 miliar pada Februari 2023. 

Secara bulanan (month-to-month/mtm), laba yang diraih industri fintech lending pada Februari 2023 melesat 94,66 persen mtm jika dibandingkan dengan posisi Januari 2023 yang hanya mencetak Rp50,48 miliar.

Berita Fintech Indonesia

Berdasarkan data Statistik Fintech Lending yang dipublikasikan OJK pada 3 April 2023, raihan profit industri fintech lending jauh berbeda jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pasalnya, OJK mencatat industri fintech lending masih harus menanggung rugi bersih senilai Rp23,32 miliar pada Februari 2022. 

Jika ditelusuri maka jumlah pendapatan operasional yang meningkat menjadi penyebab fintech lending mampu mengantongi laba bersih senilai Rp98,25 miliar.

Tercatat, pendapatan operasional tumbuh 70,19 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp1,10 triliun pada Februari 2022 menjadi Rp1,88 triliun per Februari 2023. 

Sejumlah pos ini mencatatkan pertumbuhan, termasuk pos pendapatan atas denda yang naik 103,73 persen yoy menjadi Rp38,09 miliar. 

Di samping itu, pos pendapatan atas pengembalian pinjaman juga menjadi Rp1,54 triliun atau tumbuh 76,40 persen yoy dari semula Rp878,28 miliar. 

Pendapatan atas Pemberian Pinjaman Tumbuh 40,96 Persen 

Hal yang sama juga terjadi pada pos pendapatan atas pemberian pinjaman yang tumbuh 40,96 persen yoy menjadi Rp293,23 miliar. 

Namun, beban operasional yang ditanggung fintech lending ikut menanjak menjadi Rp1,68 triliun pada Februari 2023. 

Artinya, beban operasional ini naik hingga 47,75 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,13 triliun.

Dalam dua bulan pertama 2023, total aset yang dimiliki 102 penyelenggara mencapai Rp6,42 triliun dengan liabilitas yang ditanggung sebesar Rp3,43 triliun dan ekuitas mencapai Rp2,98 triliun. 

Beralih ke sisi kinerja, rasio TKB90 industri fintech lending berada di angka 97,31 persen dengan TWP90 mencapai 2,69 persen.

Sementara itu, rasio ROA dan ROE masing-masing 1,53 persen dan 3,29 persen dengan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mencapai 89,16 persen per Februari 2023.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Dinilai Gagal Bayar, Investree Dikeluhkan Netizen

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Exit mobile version