JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia kali ini mengulas pandangan pengamat terkait kinerja industri fintech lending pada 2023.
Menurut pengamat, berbaliknya kinerja industri fintech (financial technology) lending dengan mencetak laba pada dua bulan pertama 2023 menandakan bahwa performa di industri ini mulai bergerak membaik, seiring dengan perbaikan ekonomi.
Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya, seperti dinukil dari Bisnis.com.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Didominasi Generasi Milenial, Kredit Macet Fintech Capai Rp645,55 M
Berita Fintech Indonesia: Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perolehan Laba
Disampaikan Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, terdapat beberapa faktor yang berdampak pada perolehan laba di industri fintech lending.
Pertama, Bhima mengatakan bahwa periode 2020—2022 merupakan fase terberat bagi ekonomi. Imbasnya, membuat banyak peminjam yang gagal bayar.
Bhima menuturkan, saat ini merupakan tahun pemulihan ekonomi dan beberapa indikator menunjukkan adanya konsumsi yang positif.
“Di sektor perbankan sebagai perbandingan, pertumbuhan kredit konsumsi mulai naik, kredit modal kerja juga cukup bagus. Itu ikut menopang kinerja dari fintech lending,” katanya.
Kedua, adanya fase konsolidasi. Bhima mengatakan fintech lending mulai melakukan kolaborasi berupa merger atau akuisisi dengan perbankan atau sesama pemain fintech untuk meningkatkan kinerja.
Ketiga, industri fintech lending mulai menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) saat memberikan pinjaman.
“Fintech yang berkembang saat ini lebih prudent, lebih berhati-hati, dan syarat pinjaman yang lebih ketat,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Bhima, saat ini pemain fintech juga melakukan kolaborasi dengan perbankan guna menurunkan tingkat risiko kredit bermasalah.
Berangkat dari sejumlah faktor tersebut, Bhima meyakini bahwa industri fintech lending akan terus berkembang dengan memiliki kredit yang berkualitas pada 2023.
“Menurut saya performa kredit fintech lending di 2023 akan semakin berkualitas. Ini yang juga akan membuat ekosistem fintech menjadi lebih dipercaya baik dari sisi investor, borrower, maupun lender,” tandasnya.
Bukukan Profit Rp98,25 Miliar
Berdasarkan data Statistik Fintech Lending yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 3 April 2023, industri fintech lending membukukan profit sebesar Rp98,25 miliar pada Februari 2023.
Raihan laba industri fintech lending jauh berbeda jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebab, industri fintech lending masih harus menanggung rugi bersih senilai Rp23,32 miliar pada Februari 2022.
Adapun jika dibandingkan secara bulanan (month-to-month/mtm), profit yang diraih industri fintech lending pada Februari 2023 melesat 94,66 persen mtm jika dibandingkan dengan posisi Januari 2023 yang hanya mencetak Rp50,48 miliar.
Berita Fintech Indonesia: Didominasi Generasi Milenial, Kredit Macet Fintech Capai Rp645,55 M
Sebelumnya, masih mengutip Bisnis.com, berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), outstanding pinjaman (kredit macet lebih dari 90 hari) fintech didominasi generasi milenial.
Adapun di kalangan perseorangan, generasi milenial dengan kredit macet per Februari 2023 ada di rentang usia 19—34 tahun.
Mengacu pada data Statistik Fintech Lending edisi Februari 2023 yang dipublikasikan OJK pada 3 April 2023, outstanding pinjaman macet di rentang usia 19—34 tahun mencapai Rp645,55 miliar atau naik 22,34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya mencapai Rp527,68 miliar pada Februari 2022.
“Per Februari 2023, pinjaman macet lebih dari 90 hari untuk jumlah rekening penerima pinjaman aktif di usia 19—34 tahun mencapai 260.098 dengan outstanding pinjaman Rp645,55 miliar,” tulis OJK dalam publikasi data Statistik Fintech Lending edisi Februari 2023, dikutip Senin (1/5/2023).
Meski demikian, kalau dilihat secara bulanan (month-to-month/mtm) maka outstanding pinjaman macet lebih dari 90 hari di usia 19—34 tahun itu menyusut 8,06 persen mtm dari posisi Januari 2023 mencapai Rp702,15 miliar.
Setelah generasi milenial, menyusul di belakangnya rentang usia 35—54 tahun dengan outstanding pinjaman macet lebih dari 90 hari mencapai Rp394,09 miliar.
Outstanding pada kelompok ini naik drastis hingga 99,64 persen yoy dari sebelumnya Rp197,4 miliar pada Februari 2022.
Kemudian, usia di atas 54 tahun juga mengalami peningkatan outstanding pinjaman macet lebih dari 90 hari sebesar 21,03 persen yoy dari Rp19,04 miliar menjadi Rp23,04 miliar.
Sementara itu, OJK mencatat usia di bawah 19 tahun mengalami penurunan pinjaman macet lebih dari 90 hari. Outstanding pinjaman pada kelompok ini menyusut 75,96 persen yoy menjadi Rp1,64 miliar.
Secara total, outstanding pinjaman perseorangan macet lebih dari 90 hari mencapai Rp1,06 triliun dengan jumlah rekening penerima pinjaman aktif sebanyak 394.377.
Dalam hal ini, outstanding pinjaman macet ini didominasi oleh kelompok laki-laki mencapai Rp584,42 miliar dan perempuan mencapai Rp479,90 miliar pada Februari 2023.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Daftar Rekomendasi Pinjaman Online Cepat Cair 2023
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com