JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia kali ini mengulas soal fenomena yang terjadi belakangan ini, yakni kolaborasi fintech lending dan BPR.
Mengutip Kontan, infrastruktur yang tidak merata di luar Jawa merupakan momentum untuk para pemain fintech P2P lending dalam melebarkan sayap mereka. Peluang itu pun dimanfaatkan dengan cara berkolaborasi bersama Bank Pengkreditan Rakyat (BPR).
Mengacu data OJK, total penyaluran pinjaman ke luar Jawa oleh fintech tumbuh sebesar 18,70 %. Adapun secara year to date, penyaluran pinjaman ke luar Jawa mencapai Rp2,78 triliun pada awal tahun 2022 menjadi Rp3,3 triliun pada Mei 2022.
Akan tetapi, angka pertumbuhan tersebut diketahui jauh lebih lambat ketimbang penyaluran kredit di Pulau Jawa dengan capaian 33,7% (ytd) dari Rp11,4 triliun menjadi Rp15,24 triliun.
Baca juga: AFPI Dorong Semua Fintech Berizin Kolaborasi dengan BPR
Berikut ini ulasan selengkapnya.
Alternatif bagi Fintech: Chanelling dengan BPR
Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Kuseryansyah, bahwa situasi, misalnya saja infrastruktur dan akses internet yang belum memadai, telah membuat penyaluran kredit daerah di luar Pulau Jawa belum optimal. Hal itu membuat penyaluran dana saat ini masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
“Intinya, industri ini sudah sepakat melayani masyarakat underbanked dan underserved, termasuk masyarakat di daerah di luar Pulau Jawa. Kondisi ini tidak bisa kami paksakan, dan untungnya OJK sangat memahami itu sehingga cara mendorong penyaluran ke luar Jawa dan kota akan ditempuh dengan cara yang lain,” katanya, dikutip pada Sabtu (30/7).
Dalam hal ini, salah satu alternatif yang bisa ditempuh adalah dengan melakukan channeling dengan BPR.
Berita Fintech Indonesia: Beberapa Kolaborasi Fintech Lending dengan BPR
Di bawah ini adalah beberapa fintech lending ternama di tanah air yang memilih untuk berkolaborasi dengan BPR dalam penyaluran kredit.
1. Amartha Jalin Kolaborasi dengan BPR Cs
Adapun salah satu pemain fintech yang sudah menyasar penyaluran kredit di luar Pulau Jawa adalah Amartha. Perusahaan ini diketahui telah menyumbangkan porsinya lebih dari 60% ke wilayah Sumatra dan Sulawesi.
Menurut AVP Marketing & Public Relations Amartha, Rezki Warni, penyaluran ini sebagai bentuk dukungan untuk pemerataan inklusi keuangan di Indonesia yang digaungkan dalam peraturan OJK.
“Strategi ini terbukti berhasil mempertahankan kualitas performa Amartha dan turut berkontribusi menghasilkan EBITDA yang positif, karena bisnis di luar pulau Jawa cenderung lebih stabil meskipun di tengah kondisi pandemi,” katanya.
Guna mengakselerasi penyaluran permodalan bagi perempuan pengusaha mikro, Amartha pun berkolaborasi dengan banyak pihak, di antaranya dengan sektor perbankan, misalnya BPR, BPD, dan juga bank nasional.
Terbaru, Amartha telah menjalin kolaborasi dengan BPD Bank Sumut untuk memperkuat bisnis di wilayah Sumatera. Adapun Amartha telah mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di Sumatera pada paruh pertama 2022, yaitu tumbuh dua kali lipat, dengan total penyaluran Rp706 miliar dan kualitas pinjaman yang sangat sehat, dengan NPL stabil di bawah 0,5%.
UMKM yang mendominasi penyaluran pinjaman ini diketahui bergerak di sektor perdagangan senilai 60% UMKM, sedangkan sisanya terbagi menjadi sektor pertanian dan industri rumah tangga.
Amartha yang merupakan perusahaan microfinance marketplace pun akan terus membuka peluang bagi berbagai stakeholder untuk bergabung dan bersama-sama mendukung pertumbuhan UMKM Indonesia melalui layanan keuangan inklusif.
Sebagai informasi, secara umum, total penyaluran modal usaha Amartha sebesar lebih dari Rp7 triliun, yang tersebar ke lebih dari satu juta perempuan pengusaha mikro di tanah air.
2. Modal Rakyat Incar Kontribusi Kredit Rp60 M-Berita Fintech Indonesia
Fintech lending lainnya, Modal Rakyat, juga ikut mengincar kontribusi kredit sebesar Rp60 miliar per bulan penyaluran kredit ke luar Pulau Jawa. Menurut CEO sekaligus Co-Founder Modal Rakyat, Hendoko Kwik, Modalku punya dua entitas BPR yang masuk 10 besar pendana di platformnya.
Baca juga: Kolaborasi BPR Fintech Makin Jadi Usai Direstui OJK
BPR yang melakukan channeling, di antaranya BPR Delta Artha, BPR Jombang (Jawa Timur), dan BPR Cipatujah (Jawa Barat). Namun, para pendana ini masih terfokus pada daerah Pulau Jawa.
Disampaikannya, sebanyak 80% dari mitra BPR-nya masih terpusat di daerah Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Angka itu pun menunjukkan bahwa penyaluran kredit di luar Jawa masih minim, dengan besaran 20% saja.
Sementara itu, total penyaluran sejak berdiri dana yang disalurkan di luar Pulau Jawa mencapai Rp97 miliar, yang mayoritas difokuskan ke sektor trading Fast-Moving Consumer Goods (FMCG).
Target ke depannya dari Modal Rakyat sendiri masih difokuskan pada FMCG, makanan, dan minuman sekalipun sekarang ini mereka juga mulai menciptakan ekosistem di luar FMCG, misalnya pertanian dan pertambakan.
3. Esta Kapital Coba Peruntungan Channeling dengan BPR
Esta Kapital pun ikut mencoba peruntungan dengan melakukan chaneling dengan BPR di area Sulawesi Utara. Penyaluran kreditnya di wilayah itu diketahui baru sekitar Rp1 miliar. Hal itu karena kerja sama ini baru diadakan pada Maret 2022.
Hingga kini, Esta Kapital sudah menyalurkan pinjaman ke luar Pulau Jawa sekitar Rp60 miliar. Adapun sektor yang mendominasi di Esta Kapital juga hampir sejalan dengan Amartha dan Modal Rakyat.
“Target ke depannya, EstaKapital akan menyalurkan di kisaran Rp100 miliar, yang difokuskan untuk luar pulau Jawa,” kata Kepala Divisi Marketing Esta Kapital, Setiawan Loekman.
Ditambahkannya, jarak lokasi cabang dengan peminjam menjadi kendala dalam pendanaan ke luar Jawa sehingga proses survei sering kali terhambat. Namun, pihaknya mengaku sudah mengatasi persoalan ini dengan penambahan jumlah account officer.
“Selain channeling, strategi ke depannya kan tetap mengajak Individual Lender untuk bersama-sama memberikan kesempatan bagi UMKM di luar pulau Jawa,” paparnya.
Berita Fintech Indonesia: Danain Pilih Optimalkan SDM Internal
Menempuh jalan berbeda, fintech lending Danain mengaku belum memfokuskan diri untuk melakukan channeling dengan BPR. Dikatakan CEO yang juga Co-Founder, Budiardjo Rustanto, pihaknya memilih untuk mengoptimalkan SDM internal yang ada.
“Strategi kami dalam melakukan penyaluran ke luar Jawa adalah melakukan sosialisasi yang intensif kepada para UMKM di daerah, seperti Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, NTB, dan Bali. Bahkan, kami memiliki tim relationship officer yang kami tugaskan di area tersebut,” ucapnya.
Hingga Juni 2022, jumlah penyaluran dana dari Danain keluar Pulau Jawa sebesar Rp29 miliar dari total penyaluran Rp64 miliar atau setara dengan 45%. Untuk target penyaluran ke luar Pulau Jawa dari Danain pada tahun ini adalah sekitar Rp45 miliar—Rp50 miliar atau sebesar 45% dari target penyaluran kami.
Sekian berita fintech Indonesia hari ini tentang ragam kolaborasi fintech lending dengan BPR yang menjadi salah satu fenomena di industri jasa keuangan belakangan ini.
Baca juga: Bank akan Tutup Kantor Cabang, tapi BPR Gandeng Fintech
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.