JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terkait dana kelolaan di bawah fintech mencapai Rp28,64 triliun hingga penghujung Juni 2023.
Angka tersebut naik sebesar 2 persen dibandingkan dengan Mei 2023 sebesar Rp28,10 triliun dan meningkat 10 persen secara year to date (YtD).
Hal itu sebagaimana laporan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaporkan peningkatan nilai dana kelolaan yang diinvestasikan melalui agen penjual (selling agents) perusahaan teknologi finansial (fintech).
Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya, seperti dinukil dari Bisnis.com, Kamis (20/7/2023).
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Penetrasi Digital Dorong Pertumbuhan Sektor Fintech
Berita Fintech Indonesia: Frekuensi Transaksi melalui Agen Penjual Fintech
Adapun frekuensi transaksi melalui agen penjual fintech dalam kurun Januari—Juni 2023 mencapai 8,44 juta transaksi pembelian (subscription) dan 3,10 juta transaksi pencairan (redemption).
Pada 2022 lalu, transaksi pembelian juga lebih tinggi daripada pencairan. Total pembelian mencapai 21,87 juta transaksi dan pencairan sebanyak 7,56 juta transaksi.
Sebagaimana nilai asset under management (AUM) reksa dana sepanjang semester I/2023 yang didominasi oleh produk reksa dana pendapatan tetap, nilai AUM reksa dana melalui agen penjual juga didominasi reksa dana tipe ini dengan nilai mencapai Rp12 triliun.
Kemudian reksa dana pasar uang menyusul dengan nilai Rp7,20 triliun dan reksa dana saham Rp3,12 triliun. Sebagai catatan, jumlah single investor identification (SID) untuk reksa dana secara total mencapai 10,50 juta atau naik 9,40 persen secara YtD per Juni 2023.
Jumlah investor reksa dana pada Juni 2023 juga lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Mei 2023, yang kala itu berjumlah 10,34 juta.
Namun total jumlah investor reksa dana masih lebih rendah daripada SID di pasar modal yang mencapai 11,22 juta SID pada akhir semester I/2023 atau naik 8,90 persen YtD.
Di tengah kenaikan jumlah investor, nilai Asset Under Management (AUM) reksa dana per Juni 2023 mencapai Rp797,66 triliun atau turun 0,79 persen dibandingkan dengan posisi Mei 2023 sebesar Rp798,98 triliun.
Meski demikian, AUM pada akhir Juni 2023 tumbuh 0,04 persen dibandingkan dengan akhir 2022 sebesar Rp797,31 triliun.
Berita Fintech Indonesia: Rupiah Cepat Dukung Edukasi Inklusi Keuangan di Indonesia Timur
Sementara itu, PT Kredit Utama Fintech Indonesia atau Rupiah Cepat sebagai penyelenggara fintech peer to peer (p2p) lending klaster multiguna turut ambil bagian dalam kegiatan edukasi dan inklusi keuangan di Politeknik eLBajo Commodus Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (17/7/2023).
Direktur Utama Rupiah Cepat, Yolanda, mengatakan, kegiatan edukasi dan inklusi keuangan ini dipercaya bisa membuka akses pinjaman kepada lebih banyak segmen unbanked dan underserved di Indonesia, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan pelaku jasa keuangan.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: APGI: Asosiasi Industri Finansial Perlu Upaya Kolaborasi
“Acara ini bertujuan untuk memberikan akses kepada masyarakat di Labuan Bajo terkait layanan yang disediakan oleh Rupiah Cepat dalam mendukung inklusi keuangan di wilayah Indonesia Timur,” kata Yolanda, dikutip dari Beritasatu.com, Kamis (20/7/2023).
Yolanda menjelaskan, pihaknya memberikan materi edukasi dengan tema “Muda Paham Fintech Menuju Keuangan Digital Inklusif Bersama Indonesia Timur” yang bertujuan memberikan pemahaman kepada peserta terkait pentingnya pemanfaatan teknologi fintech dan kemudahan akses keuangan.
“Inklusi keuangan menjadi salah satu fokus utama dalam kegiatan ini. Rupiah Cepat memberikan akses kepada masyarakat Labuan Bajo untuk memahami dan memanfaatkan layanan yang kami tawarkan,” jelasnya.
Berdiskusi dan Bertanya
Dalam acara tersebut, peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya langsung kepada tim Rupiah Cepat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang layanan dan produk yang ditawarkan.
Menurut Yolanda, masyarakat dapat dengan mudah mengajukan pinjaman melalui Rupiah Cepat hingga Rp 50 juta, dengan masa cicilan yang fleksibel hingga 180 hari.
“Peserta diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka dan meningkatkan inklusi keuangan di Labuan Bajo,” tandasnya.
Baca juga: Produk Fintech di Indonesia, Intip Juga Kelebihannya Yuk!
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com