Dunia Fintech

Berita Fintech Indonesia: Penyaluran Pinjaman Produktif Fintech Lending Menurun, Inilah Penyebabnya

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terkait penyaluran pinjaman industri fintech peer to peer (P2P) lending ke sektor produktif mengalami penurunan sepanjang Agustus 2023. Fluktuasi penyaluran pinjaman ini dinilai kerap terjadi.

Berikut ini berita fintech Indonesia hari ini selengkapnya, seperti dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (18/10/2023).

Berita Fintech Indonesia: Terkoreksi Menjadi Rp 8,01 Triliun

Menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran pinjaman fintech P2P lending pada sektor produktif terkoreksi 10,78% YoY menjadi Rp 8,01 triliun di Agustus 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 8,98 triliun.

Baca juga: Berita Fintech Hari Ini: Modalku Gandeng STACS Kasih Pendanaan UMKM

ISFF 2023 INDODAX

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman menyampaikan fluktuasi penyaluran pendanaan terhadap sektor produktif memang terus terjadi.

“Hal ini juga dikarenakan adanya kebutuhan konsumtif bagi masyarakat Indonesia yang masih relatif besar dan layanan P2P lending yang relatif mudah dijangkau,” ujarnya dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK.

Agusman mengungkapkan, selain itu pihaknya juga menjumpai kendala dalam mendorong penyaluran pendanaan kepada sektor produktif.

“Di antaranya perlunya dukungan ekosistem atau kerja sama dengan melibatkan asosiasi, pemerintah daerah, dan stakeholders lainnya yang masih harus ditingkatkan agar penyalurannya tumbuh sehat dengan tingkat kualitas pendanaan terjaga,” ungkapnya.

Lantas bagaimana penyaluran pinjaman di masing-masing pemain?

Total Penyaluran Lebih dari Rp 2,13 Triliun

PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau Akseleran berhasil mencatat total penyaluran pinjaman usaha hingga September 2023 lebih dari Rp 2,13 triliun.

“Pencapaian selama periode Januari hingga September 2023 tersebut menunjukkan kinerja Group Akseleran tumbuh hingga 6,5% dibandingkan periode yang sama di tahun 2022,” ujar Group CEO dan Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan.

Ivan menyebutkan, secara portofolio sebanyak 98% merupakan pinjaman ke sektor produktif khususnya UKM. Sedangkan 2% untuk sektor konsumtif yang menyasar ekosistem Akseleran melalui produk employee loan.

“Untuk sektor usaha produktif yang kami fasilitasi sejauh ini adalah sektor infrastruktur, konstruksi dan diikuti oleh sektor-sektor usaha lainnya, seperti energi, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, pengangkutan dan pergudangan, dan lainnya,” kata Ivan.

Ivan menambahkan, hingga akhir tahun 2023 pihaknya menargetkan penyaluran pinjaman produktif bisa mencapai Rp 3,5 triliun. Menurutnya, Akseleran masih berada di jalur pertumbuhan yang positif hingga sejauh ini.

“Pertumbuhan yang terjadi sejalan dengan sisi kualitas pinjaman di mana sampai saat ini total NPL kumulatif berada di angka 0,04% dari total penyaluran pinjaman,” tandasnya.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: OJK Pantau Iklan Fintech Ilegal dan Influencer yang Promosikan Judi Online

Berita Fintech Indonesia: Pendanaan Lebih dari Rp 53 Triliun

Sementara itu, fintech P2P lending, Modalku Indonesia yang fokus pada pinjaman produktif membukukan sejak berdiri hingga kini telah menyalurkan pendanaan lebih dari Rp 53 triliun kepada lebih dari 5,1 juta transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Country Head Indonesia Modalku, Arthur Adisusanto menyampaikan hingga September 2023, UMKM yang paling banyak didanai antara lain perdagangan, baik grosir dan eceran, termasuk pengusaha online sebesar 61%.

“Kemudian diikuti dengan sektor jasa, termasuk industri pengolahan, konstruksi, serta pengangkutan dan pergudangan,” terangnya.

Arthur menuturkan, di tahun ini pihaknya tidak hanya fokus pada angka penyaluran tapi seberapa banyak UMKM yang sudah dijangkau dan dampak yang dirasakan terhadap perkembangan bisnisnya.

“Strategi bisnis Modalku saat ini, yaitu lebih fokus untuk menjawab dan mengatasi tiga tantangan yang dialami oleh UMKM, seperti dengan menyediakan akses pendanaan, menghadirkan fasilitas transaksi, serta membantu mengelola arus transaksi UMKM,” tuturnya.

Baca juga: Tips Mengembangkan Bisnis Fintech, Penting Dipahami!

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Exit mobile version