JAKARTA, duniafintech.com – Berita startup hari ini terkait perusahaan modal ventura berskala global, Antler, kembali mengajak para founder startup tahap awal di Indonesia untuk mendaftarkan diri di program residensi Antler pada Oktober mendatang untuk berkesempatan mendapatkan pendanaan sebesar $125.000 (Rp1,9 miliar).
Berikut ini berita startup hari ini selengkapnya, seperti dinukil dari mediaindonesia.com, Selasa (12/9/2023).
Berita Startup Hari Ini: Tunjukkan Spirit “Day Zero”
Program residensi itu dirancang bagi para founder startup untuk menunjukkan spirit “Day Zero” ala Antler. Pendekatan “Day Zero” mendukung founder sejak perjalanan awal dengan menghubungkan founder dan co-founder potensial, menawarkan pendanaan pre-seed, memberikan pelatihan, serta membuka akses ke jaringan global.
Founder yang tertarik bisa mengunjungi website Antler untuk mengisi keterangan tentang startup atau ide startup mereka. Setelah lolos dari tahap tersebut, founder akan melalui beberapa tahapan interview dengan Antler.
Baca juga: Berita Startup Indonesia: Startup Digital RI Genjot Bisnis di Australia
Setelah itu, founder yang terpilih sebagai peserta program akan mengikuti pelatihan intensif selama 10 minggu, yang terdiri dari masterclass, bootcamp, design sprint, dan diskusi panel.
Selama program berjalan, para founder juga berkesempatan untuk mendapatkan validasi pelanggan, mengembangkan Produk Layak Minimum atau Minimum Viable Product (MVP), kesempatan untuk menemukan co-founder, serta akses ke jaringan global para pendiri, mentor, dan investor.
“Salah satu aspek menarik dari program kami adalah menyaksikan transformasi para founder. Selama 10 minggu, mereka memasuki lingkungan dinamis bersama dengan 70 rekan sesama founder lainnya, dimana mereka bisa membangun network dan brainstorming. Seiring berjalannya waktu, founder bisa mewujudkan ide awal mereka menjadi produk nyata, dan mereka berkesempatan untuk mempresentasikan karya tersebut untuk bisa meraih pendanaan tahap awal (pre-seed) dan meluncurkan startup mereka,” ungkap Agung Bezharie Hadinegoro, Partner Antler.
Program “Day Zero” Antler telah menunjukkan kesuksesan semenjak awal. Dalam beberapa tahun saja, program ini menarik lebih dari 6.000 pendaftar dari berbagai sektor industri. Secara total, Antler juga telah memberikan investasi pre-seed untuk startup dan founder terpilih senilai $3,5 juta (Rp53 miliar).
Pada gelombang terbaru ini, Antler akan melanjutkan pemberian investasi tahap awal kepada startup Indonesia yang telah memiliki tim, produk, dan traction yang signifikan. Tidak hanya itu, sebagai inovasi terbaru, Antler juga akan mengeksplorasi kemungkinan bagi peserta startup Indonesia untuk saling bertukar informasi dan wawasan dengan peserta program Antler di negara lain seperti Vietnam, Singapura, dan Malaysia.
Ketatnya Seleksi
Dengan jumlah peserta yang terus naik, tingkat penerimaan program Antler berkisar di angka 5%, yang menunjukkan ketatnya proses seleksi bagi para founder. Untuk bisa terpilih, Antler mencari founder yang ambisius dan cerdas, serta memiliki beberapa karakter yang menunjukkan potensi perkembangan tinggi.
Pertama, founder harus memiliki passion yang mendalam, dimana mereka mengetahui poin-poin kekuatan mereka dan terus menajamkan skill di bidang tersebut. Kedua, founder juga harus memiliki grit, yaitu ketekunan untuk memberikan upaya terbaik dalam mencapai tujuan jangka panjang. Ketiga, founder bisa membuktikan bahwa mereka memiliki semangat tinggi dan bisa memotivasi diri mereka dan orang lain, terlebih ketika menghadapi tantangan.
“Dalam proses seleksi, kami fokus pada skill dan motivasi founder. Pengetahuan dan pengalaman penting, tapi determinasi dan passion-lah yang akan membawa sukses jangka panjang. Kami ingin memastikan bahwa para founder di program Antler benar-benar siap untuk membangun startup mereka sendiri, baik secara kemampuan maupun mindset” kata Agung.
Alumni terkemuka dari program Day Zero Antler termasuk Vika Rachma Sari dan Rendy Alfuadi yang mendirikan perusahaan Healthpro. Di program ini, mereka berhasil membangun komunitas profesional kesehatan dan bermitra dengan rumah sakit di Indonesia.
Bisnis mereka pun bertumbuh 20x lipat dalam setahun, yang menunjukkan komitmen dan tekad tinggi dari para pendirinya. Sejak diluncurkan pada 2022, Antler Indonesia telah berinvestasi di 34 startup lokal di berbagai sektor, termasuk teknologi kesehatan seperti CareNow dan Healthpro, edtech seperti Academix dan Eduku, brand DTC seperti BASE, dan fintech seperti Brick, serta bidang lain seperti keberlanjutan dan SaaS.
“Antler mengundang para founder startup Indonesia untuk memulai perjalanan transformatif dengan bergabung dalam program ‘Day Zero’ terbaru di bulan Oktober ini. Dengan potensi pertumbuhan startup yang luar biasa di Indonesia, kami ingin memberdayakan generasi founder berikutnya, yang memiliki semangat untuk memecahkan problem nyata dengan solusi yang tepat. Dengan berpartisipasi di program “Day Zero” Antler, para founder bisa mendapatkan pertumbuhan yang lebih kuat dan lebih pesat, terutama berkat dukungan, investasi, sumber daya, dan jaringan yang kami tawarkan,” pungkas Agung.
Baca juga: Berita Startup Hari Ini: Potensi Startup Capai US$1 Triliun di 2030
Berita Startup Hari Ini: Potensi Startup Capai US$1 Triliun di 2030
Sebelumnya diberitakan, potensi bisnis startup digital di ASEAN diharapkan dapat mencapai lebih dari USD 1 triliun pada tahun 2030. Untuk mewujudkannya, startup-startup ini perlu mendapatkan dukungan dan dorongan melalui inovasi serta kolaborasi yang kuat, baik di wilayah ASEAN maupun Indo-Pasifik.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, dalam pidato pembukaannya pada acara ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) Startup Connect di Jakarta.
Sebanyak 52 startup yang bergerak dalam bidang keuangan, UMKM, rantai pasok, dan ekonomi kreatif dari tujuh negara ASEAN (Indonesia, Kamboja, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam), serta 21 mitra perusahaan dari tiga negara (Indonesia, Jepang, Singapura) turut hadir dalam AIPF Startup Connect.
“Para startup dan mitra perusahaan berpartisipasi dalam sesi pertemuan bisnis yang berlangsung secara intensif mulai hari ini hingga besok.” Melalui kegiatan ini, harapannya adalah bahwa ASEAN akan terus menghasilkan startup yang sukses, bahkan bisa mencapai status unicorn atau decacorn di masa depan,” kata Teuku Faizasyah
Michaela Browning, Vice President for Asia Pacific di Google, juga berbagi keyakinannya bahwa perkembangan startup di ASEAN akan terus berkembang pesat. Ini disebabkan oleh adopsi teknologi yang kuat oleh penduduk ASEAN dan munculnya bakat-bakat muda yang berpotensi besar.
Dalam sesi panel diskusi, telah dibahas berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi dalam upaya meningkatkan daya saing startup di ASEAN, terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi digital dan isu-isu keberlanjutan yang semakin penting.
AIPF Startup Connect adalah hasil kolaborasi antara Pemerintah dan sektor bisnis (Government-to-Business) antara Kementerian Luar Negeri RI, Google, dan Impaccto.
Baca juga: Berita Startup Indonesia: Nexticorn 2023 Hadirkan Ratusan Startup dan VC
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com