JAKARTA, duniafintech.com – Berita startup hari ini terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan optimisme Presiden Jokowi bahwa seluruh startup yang ada di Indonesia dapat terus tumbuh. Bahkan, dipercaya mampu berperan menjadi pemain utama di kawasan Asia.
Dia memprediksikan dapat mendorong nilai ekonomi digital indonesia mencapai US$130 miliar, atau sekitar Rp 1.976 triliun (asumsi kurs Rp 15.200 per US$) pada tahun 2025 mendatang. Nilai itupun diperkirakan masih akan melonjak hingga US$315 miliar, pada tahun 2030.
“Bapak presiden meyakinkan bahwa startup Indonesia dapat terus tumbuh dan berperan menjadi pemain utama di Asia. Hal ini mendorong nilai digital ekonomi jika Indonesia mencapai US$ 130 miliar pada tahun 2025 dan US$ 315 miliar pada 2030. Dan saya yakin sampai ini bisa lebih,” jelas dia.
Luhut berharap dengan adanya wadah serupa ISES ini, akan mampu menjadi solusi bagi berbagai macam kebutuhan startup startup yang ada di Indonesia.
“Untuk mengolaborasikan program yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga (K/L),” ujarnya.
Selain itu, Luhut mengungkapkan perusahaan startup Indonesia terus mengalami perkembangan. Berdasarkan data yang ia miliki, Indonesia memiliki 2.492 startup per 10 Mei 2023.
Luhut mengatakan dengan jumlah tersebut, startup Indonesia menempati kedudukan nomor 6 di dunia. Sementara posisi pertama diduduki oleh Amerika Serikat dengan jumlah startup 77.554.
Baca juga: Tips Menjalankan Bisnis Startup dan Jenis-jenisnya, Simak Yuk!
“Berdasarkan startup rangking, Indonesia memiliki 2.492 startup per 10 Mei 2003. Jumlah ini menjadi terbesar ke-6 di dunia diketahui juga jumlah startup di dunia sebanyak 144.688 per 10 Mei 2023. Dari jumlah tersebut 77.554 berada di Amerika Serikat posisinya disusul dengan India 17.209 selanjutnya Inggris, Kanada, Australia,” kata Luhut.
Target Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Perusahaan Startup
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan di tengah upaya penguatan berbagai indikator perekonomian nasional saat ini, ekonomi digital menjadi salah satu sektor yang tumbuh dengan signifikan ditandai dengan terus berkembangnya aktivitas perdagangan secara digital.
Dia mencatat pada tahun 2020, layanan ekspor global yang dilakukan secara digital telah mencapai 64% dan terbukti mampu bertahan di masa pandemi. Transformasi digital juga telah mendorong ekonomi digital tampil sebagai kekuatan baru perekonomian di Asia Tenggara. Tercatat pada tahun 2021, nilai ekonomi digital di Asia Tenggara sebesar USD174 miliar, dan jumlah tersebut bahkan diprediksi dapat meningkat mencapai USD1 triliun pada tahun 2030.
Baca juga: Miliki 2.400 Perusahaan Startup, Airlangga Optimistis Indonesia Kuasai Ekonomi Digital di ASEAN
“Start-up menjadi bagian ekosistem digital yang penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Indonesia merupakan negara peringkat ke-5 dengan jumlah startup terbesar yaitu 2.477 unit 9 Unicorn dan 2 Decacorn yaitu GoTo dan J&T Express. Start-up berperan dalam penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi pada ekonomi yang berkelanjutan melalui solusi dan inovasi yang ditawarkannya,” ujar Airlangga.
Meski demikian, dia menambahkan berdasarkan laporan Masyarakat Industri Kreatif Teknologi dan Komunikasi Indonesia, start-up masih terus menemukan kendala terkait sulitnya akses permodalan. Untuk itu, Pemerintah berupaya memberikan dukungan bagi start-up, seperti program pelatihan dari Kementerian Kominfo, program business matchmaking seperti Sekolah Beta, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Start-up Studio Indonesia, Hub.id, dan Program STARTUP4INDUSTRY.ID dari Kementerian Perindustrian.
Selain itu, Airlangga mengungkapkan pemerintah juga telah memberikan perhatian khusus kepada penciptaan wirausaha produktif yang salah satunya melalui implementasi Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, sehingga diharapkan mampu merealisasikan target penciptaan 500 startup pada tahun 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga berpesan pada generasi muda sebagai digital native untuk dapat membekali diri dengan literasi digital dan menguasai keterampilan digital sehingga dapat menjadi talenta digital yang mampu berpartisipasi dalam proses transformasi digital di tanah air.
Baca juga: Berita Startup Indonesia: OCBC NISP Siap Berikan Dukungan Modal
“Menghadapi tantangan ke depan, generasi milenial dan generasi Z dituntut memiliki karakter yang mampu beradaptasi tinggi, fleksibel, kreatif, technology savvy, empati, dan mampu berpikir kritis sebagai modal utama untuk menghadapi era digitalisasi yang bergerak secara dinamis,” kata Airlangga.