JAKARTA, duniafintech.com – Berita startup Indonesia terkait platform pengadaan bahan baku manufaktur, Bababos, menyelesaikan putaran pendanaan awal (seed) senilai USD3 juta (sekitar Rp46,1 miliar) yang dipimpin oleh East Ventures, dan melibatkan beberapa investor lainnya, yaitu Patamar Capital dan Accion Venture Lab.
Adapun pendanaan ini diraih enam bulan setelah Bababos mengumumkan pendanaan pra-awal (pre-seed) pada Maret 2023. Berikut ini berita startup Indoensia selengkapnya, seperti dilangsir dari medcom.id, Rabu (20/9/2023).
Berita Startup Indonesia: Bangun Platform yang Seamless
Pendanaan baru ini akan digunakan untuk membangun platform yang seamless dalam menghubungkan manufaktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan para pemasok bahan baku terbaik. Serta akan turut dialokasikan untuk menyokong fondasi teknologi dan memberdayakan sumber daya manusia dalam mengakselerasi ekspansi bisnis Bababos yang saat ini sudah tersedia di area Jabodetabek dan Surabaya.
Co-Founder & CEO Bababos Fajar Adiwidodo sangat menghargai dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh para investor pada putaran pendanaan ini.
Baca juga: Berita Startup Hari Ini: Startup Ini Targetkan Investasi US$500 Ribu demi Perkuat Akuisisi
“Kami semakin optimis dengan potensi pasar yang ada, melihat antusiasme pelaku manufaktur IKM yang meningkat secara signifikan hingga akhir kuartal III ini. Kedepannya, kami akan terus memperbarui strategi kemitraan dengan para pemasok agar dapat menyediakan bahan baku berkualitas dengan harga yang terbaik,” jelas dia dalam keterangan tertulis.
Resmi satu tahun beroperasi, Bababos berkomitmen untuk mentransformasi rantai pasok bahan baku manufaktur yang masih terfragmentasi di Indonesia. Beberapa hambatan yang sering dihadapi oleh para pelaku IKM antara lain seperti keterbatasan akses ke bahan baku berkualitas, harga yang kurang transparan, hingga keterbatasan dukungan finansial untuk modal kerja. Di sisi lain, para pemasok cenderung mengalami kesulitan dalam merencanakan persediaan inventaris akibat permintaan yang tersebar.
Bababos memecahkan masalah kompleks tersebut dengan menyediakan solusi rantai pasok yang dapat mengagregasi permintaan bahan baku dari para manufaktur IKM.
Tiga Solusi Utama
Terdapat tiga solusi utama yang ditawarkan, yaitu penyediaan bahan baku manufaktur, permintaan agregat (aggregate demand), dan fasilitas pembayaran tempo. Ketiga solusi tersebut diharapkan dapat mendorong efisiensi bagi para manufaktur IKM dalam melakukan pengadaan berbagai bahan baku manufaktur, mulai dari baja dan berbagai logam lainnya, hingga polimer dan bahan kimia.
Keunggulan solusi Bababos tidak lepas dari pemanfaatan teknologi yang menunjang performa bisnis. Dengan mengintegrasikan pendekatan yang modern ke dalam industri tradisional, Bababos mendigitalisasi semua proses pengadaan dan memanfaatkan big data untuk mengelompokkan permintaan secara akurat berdasarkan kebutuhan bahan baku dan persebaran geografis.
Hal ini memungkinkan pengiriman yang lebih cepat dan tepat waktu dari pemasok ke pelanggan, memberikan pengalaman yang seamless dan penghematan biaya. Tidak hanya itu, saat ini Bababos tengah mengembangkan fitur layanannya berupa aplikasi web yang memungkinkan para pelaku IKM dan pemasok melakukan proses transaksi secara online dan terintegrasi.
“Putaran pendanaan ini kembali menunjukkan keyakinan kami terhadap Bababos. Kami berharap untuk dapat terus melihat pertumbuhan dan dampak positif yang dihadirkan Bababos ke industri ini,” kata Partner East Ventures Melisa Irene.
Sejak diluncurkan, Bababos telah mengalami pertumbuhan signifikan dan menjangkau lebih dari 400 manufaktur IKM. Dampak positif yang nyata juga dirasakan oleh pelaku IKM, dengan bisnis yang tumbuh 2-3 kali lipat semenjak bergabung dalam ekosistem Bababos.
Dalam misinya merevolusi rantai pasokan dengan menyediakan akses yang adil bagi industri manufaktur, Bababos menargetkan untuk dapat menjangkau 1.000 manufaktur IKM pada akhir 2023.
Berita Startup Indonesia: Startup Ini Targetkan Investasi US$500 Ribu demi Perkuat Akuisisi
Sebelumnya, mengutip Suara.com, perusahaan rintisan (startup) jebolan Startup Studio Indonesia (SSI), Metion, mengumumkan pembukaan putaran pendanaan (fundraising) pre-seed dengan target investasi senilai 500 ribu dolar AS.
Startup agritech yang berinovasi dalam industri peternakan Indonesia itu rencananya akan dialokasikan untuk memperkuat akuisisi peternak, serta menyempurnakan platform dan operasional.
Platform digital ini bisa dimanfaatkan untuk menghubungkan para peternak ke pasar atau pembeli yang telah tervalidasi.
Baca juga: Berita Startup Indonesia: Antler Sediakan Dana Rp1,9 Miliar bagi Startup Awal Lokal
Pasalnya, selama ini industri peternakan di Indonesia belum sepenuhnya teroptimalisasi.
Ada beberapa tantangan yang kerap dihadapi oleh peternak, seperti optimalisasi produktivitas ternak dan pendataan.
“Kami berharap bisa menemukan investor yang memiliki visi sejalan, yakni sama-sama memahami bahwa industri peternakan di Indonesia membutuhkan dukungan bukan hanya transaksi bisnis, namun juga keterlibatan yang lebih kuat dengan peternak,” ungkap Faisal Rahman, CEO Metion.
Menurutnya, investasi untuk sektor ini membutuhkan kurun waktu yang tidak pendek, tapi kami percaya hasilnya akan lebih optimal dan berkelanjutan bagi para mitra di masa depan.
Saat ini Metion telah berhasil merangkul lebih dari 700 peternak dari wilayah Jawa, Sumatera, dan Bali, serta meningkatkan produktivitas hasil ternak hingga 100 persen.
Proses akuisisi peternak diakui memang tidak mudah, karena dibutuhkan edukasi yang proaktif agar peternak bisa mengetahui manfaat bermitra dengan startup.
Oleh karena itu, salah satu alokasi utama dari putaran pendanaan pre-seed akan ditujukan untuk memperkuat akuisisi.
Para peternak yang bergabung menjadi mitra Metion akan mendapatkan berbagai keuntungan, misalnya akses pembiayaan, akses ke pembeli tetap, bantuan teknis harian, hingga suplai peralatan ternak untuk meningkatkan produktivitas.
Sediakan Pendampingan
Metion juga menyediakan pendampingan setiap hari, terutama ketika peternak sedang menghadapi kendala tertentu.
Strategi Metion untuk berinvestasi kembali kepada pengembangan peternak merupakan salah satu inspirasi yang mereka dapatkan setelah mengikuti program akselerator nasional Startup Studio Indonesia.
Metion lulus dari Batch ke-5 SSI mengaku mempelajari banyak hal baru dalam proses pelatihan intensif, seperti cara membentuk roadmap pencapaian product-market fit yang lebih baik dan koneksi ke sesama startup dan kalangan profesional yang telah ahli di bidangnya.
“Semoga putaran pendanaan tahap awal ini berjalan dengan baik dan memberikan dorongan bagi Metion untuk terus berkarya,” kata Boni Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika, Kominfo RI.
Baca juga: Berita Startup Indonesia: Pemerintah-BUMN Sukses Kumpulkan Potensi Ratusan Startup Digital
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com