JAKARTA, duniafintech.com – Berita startup Indonesia terkait Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan peluang kepada perusahaan rintisan atau startup untuk mengembangkan produk hasil riset teknologi melalui program Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR).
“PPBR BRIN bertujuan agar hasil-hasil riset yang dihasilkan oleh periset, baik di BRIN maupun di luar BRIN, dapat didorong menjadi produk komersial melalui pembentukan perusahaan pemula,” kata Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Dadan Nugraha.
Berikut ini berita startup Indonesia selengkapnya, seperti dilangsir dari Republika.co.id, Senin (16/10/2023).
Berita Startup Indonesia: Ciptakan Ekosistem Riset dan Inovasi yang Baik
Melalui program itu, BRIN ingin menciptakan ekosistem riset dan inovasi yang baik bagi pengembangan perusahaan rintisan terutama berbasis hasil riset yang dikembangkan oleh lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan di Indonesia.
Baca juga: Berita Startup Indonesia: Startup Point of Sales LUNA Peroleh Pendanaan Tahap Awal
Program PPBR bertujuan mendorong komersialisasi hasil riset BRIN dan juga hasil riset masyarakat (perguruan tinggi, pemerintah daerah, atau lembaga riset lainnya), dan menumbuhkembangkan perusahaan pemula berbasis hasil riset.
Hasil akhir yang diharapkan dari program itu adalah terbentuknya perusahaan rintisan berbasis hasil riset yang berhasil lulus menjadi perusahaan yang menguntungkan dan berkelanjutan. Setiap perusahaan terpilih melalui PPBR BRIN memperoleh manfaat pelatihan maksimal enam bulan dan pendanaan maksimal Rp 300 juta.
Direktur Eksekutif Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) Indra Purnama mengatakan perusahaan rintisan yang bagus harus didirikan oleh tim co-founding yang kuat dan tepat.
Syarat utama fondasi perusahaan rintisan adalah memiliki chief executive officer, chief technical officer dan chief product officer. Selain itu, ada pula IP owner yang tidak kalah penting karena perusahaan rintisan berinovasi dan akan menghadapi kompetisi yang tidak hanya lokal tetapi global.
CEO Luzz Product Indonesia Luthfi Fakhir mengatakan pengembangan perusahaan rintisannya dibantu oleh BRIN Program Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju – Perusahaan Pemula Berbasis Riset (RIIM-PPBR). Luzz Product Indonesia berlokasi di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Perusahaan rintisan kategori usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) itu memproduksi pewangi ruangan dari limbah hasil destilasi kayu gaharu.
Luthfi bercerita sebelum menerima manfaat dari program PPBR tersebut, perusahaan hanya bisa memproduksi pewangi ruangan yang dijual secara kiloan. Pada awal 2022, ia mengikuti program PPBR dengan mengirim proposal kepada BRIN dan baru dihubungi Juli 2023.
Setelah terpilih, BRIN masuk mengajarkan cara pengemasan agar bisa menarik minat konsumen untuk membeli produk.
“BRIN mencarikan periset dan mentor yang dapat mendukung pengembangan produk. Dari sisi produk dan branding semuanya dicarikan oleh BRIN, saya hanya konsultasi, semakin sering konsultasi semakin bagus produknya,” kata Luthfi.
Berita Startup Indonesia: Bittime Siap Dukung Pertumbuhan Ekosistem Blockchain dan Startup di Indonesia
Dalam rangka mendorong pertumbuhan industri digital dan startup di Indonesia, Bittime hadir dan mendukung pagelaran #Hack4ID. Kehadiran Bittime dalam acara ini menjadi bagian dari langkah strategis untuk mendorong tumbuh kembang industri teknologi khususnya industri blockchain di Indonesia.
Dukungan Bittime dalam acara ini ditandai dengan kehadiran Head Business Development Bittime, Albert K. Ardianto, yang mengisi sesi Workshop: Problem-Solution Fit, yang mana dalam sesi ini Albert akan membahas mengenai bagaimana cara mengidentifikasi permasalahan serta menghadirkan solusi yang cocok dengan permasalahan tersebut.
Baca juga: Perbedaan UMKM dan Startup: Dampak Ekonomi Negara
“Industri teknologi dan startup merupakan industri yang lahir dan tumbuh didasari oleh inovasi. Kehadiran ide dan teknologi baru ini merupakan sesuatu yang sangat dicari tidak hanya oleh masyarakat namun juga pelaku industri. Dalam semangat untuk menghadirkan inovasi tersebut, Bittime hadir dan turut mendukung acara #Hack4ID,” ujar Ronny Prasetya, Direktur Utama Bittime.
Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar. Menurut laporan SEA e-Conomy 2022 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia yang dihitung berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV) akan tumbuh dengan CAGR 22% menjadi US$77 miliar pada tahun 2022, dan akan terus tumbuh hingga mencapai US$360 miliar pada tahun 2030 Hack4ID memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan industri blockchain di Indonesia.
Acara ini telah menjadi platform yang memungkinkan para pengembang, ahli, dan pemangku kepentingan terkait untuk berkumpul, berkolaborasi, dan berkompetisi dalam menciptakan solusi inovatif berbasis blockchain.
Pemahaman dan Kesadaran
Dalam prosesnya, #Hack4ID membantu meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang potensi teknologi blockchain dalam berbagai sektor industri, seperti keuangan, logistik, kesehatan, dan lainnya.
Melalui tantangan dan kompetisi yang diadakan dalam acara ini, ide-ide cemerlang dan proyek-proyek blockchain yang dapat mengubah industri telah lahir.
Dengan demikian, #Hack4ID tidak hanya memacu perkembangan teknologi blockchain di Indonesia tetapi juga memperkuat posisi negara ini dalam ekosistem blockchain global dengan mempromosikan inovasi dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan industri.
“Kami pastinya sangat bersemangat untuk menanti kehadiran berbagai inovasi terbaru serta berkolaborasi dengan alumni #Hack4ID, untuk bersama-sama membangun ekosistem ekonomi digital dan blockchain di Indonesia, ” tutur Ronny.
Baca juga: Berita Startup Hari Ini: Perkenalkan Teknologi Pakan Otomatis, eFishery akan Ekspansi ke India
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com