Dunia Fintech

Berita Startup Indonesia: Resmi! Startup eFishery Beroperasi di India

JAKARTA, duniafintech.com – Berita startup Indonesia terkait setelah mengumumkan akan memperluas jangkauan mereka ke negara di Asia, startup lokal eFishery sudah resmi membuka bisnis mereka di India pada 26 Oktober 2023 lalu.

Kabar ini disampaikan oleh CEO dan Founder eFishery, Gibran Huzaifah dalam akun resmi X miliknya, Kamis, (26/10) lalu. 

“Setelah berada dalam mode sembunyi-sembunyi selama 12 bulan terakhir, hari ini kami secara resmi meluncurkan operasi kami di India!” tulis Gibran dalam akunnya.

Berikut ini berita startup Indonesia hari ini selengkapnya, seperti dinukil pada Senin (6/11/2023).

Berita Startup Indonesia: Sudah Resmi Hadir di India

eFishery sudah resmi hadir di India dengan nama eFishery Aqua Techworks Private Limited dan didirikan di wilayah Kakinada, Andra Pradesh yang merupakan negara bagian di wilayah pesisir selatan India.

Baca juga: Berita Startup Hari Ini: Tech Winter Jadi Peluang Startup Indonesia

ISFF 2023 INDODAX

Dipilihnya Kakinada sebagai wilayah pertama eFishery bukan tanpa alasan. Gibran menyebut kalau sebagian besar produksi perikanan di negara ini ada di provinsi tersebut.

“85 persen produksi perikanan India ada di provinsi ini, makanya kami based di sini,” tulisnya di platform X.

Sudah dirancang semenjak 12 bulan terakhir, Gibran menyebut kalau keuntungan petani di daerah ini meningkat hingga belasan kali lipat. Hal inilah yang membuat eFishery semakin bersemangat untuk beroperasi di negara tersebut.

“Yang membuat saya bersemangat adalah bagaimana kami meningkatkan keuntungan para petani per m2 sebanyak 16 kali lipat di sini! Sangat berdampak untuk menyelesaikan masalah kelaparan dunia. Dari satu kolam, dan sekarang satu negara,” tambahnya.

Sebelumnya, pada 11 Oktober 2023 lalu, eFishery mengumumkan rencana mereka untuk ekspansi ke India. Rencana ini disampaikan langsung oleh CEO eFishery, Gibran Huzaifah dalam acara konferensi pers 10th Anniversary eFishery di Bandung.

Gibran mengungkapkan kalau ekspansi ke India ini akan mulai beroperasional pada kuartal 1 tahun 2024 mendatang.

Dampak dan Peluang Besar

Dipilihnya India sebagai tujuan ekspansi mereka adalah karena negara tersebut memiliki dampak dan peluang yang cukup besar. Selain itu, India dinilai memiliki pasar yang mirip dengan Indonesia.

“Secara size market juga mirip dengan Indonesia, kurang lebih totalnya 9 sampai USD10 miliar. Market udangnya lebih besar dibanding Indonesia,” tambahnya.

Diketahui, pertumbuhan pasar udang di India mencapai 30 persen setiap tahunnya, berbeda dengan Indonesia yang hanya mencapai 13 persen saja.

Berita Startup Indonesia: Semester I 2023, Suntikan Modal ke Startup RI Anjlok 87 Persen

Suntikan modal ke perusahaan rintisan alias startup Indonesia dilaporkan anjlok 87 persen secara tahunan atau year on year (yoy), yakni dari US$3,3 miliar menjadi US$400 juta atau setara Rp6,2 triliun selama semester I-2023.

Angka ini berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2023 oleh Google, Temasek dan Bain and Company.

Merosotnya pendanaan ke startup juga terjadi di lima negara lainnya di Asia Tenggara, yakni Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura dan Vietnam.

Baca juga: Berita Startup Indonesia: Lima Startup di Bidang ESG dan UMKM Siap Diakselerasi GVV Batch 6

Rinciannya, pendanaan ke startup Filipina turun 79 persen dari US$800 juga menjadi US$200 juta, lalu Thailand turun 66 persen dari US$300 juta menjadi US$100 juta.

Kemudian Malaysia pun turun 52 persen dari US$500 juta menjadi US$200 juta, Singapura turun 63 persen dari US$7,5 miliar menjadi US$2,8 miliar, serta Vietnam turun 24 persen dari US$700 juta menjadi US$600 juta.

Dari data tersebut, terlihat bahwa penurunan suntikan dana terbesar terjadi di Indonesia. Hal ini membuat peringkat Indonesia turun di bawah Vietnam dan Singapura.

Laporan e-Conomy SEA 2023 menunjukkan suntikan dana ke startup di Asia Tenggara anjlok 69,2 persen dari US$13 miliar menjadi US$4 miliar selama semester I tahun ini.

Pendanaan ke startup Asia Tenggara telah anjlok ke level terendah dalam enam tahun terakhir karena biaya modal yang meningkat.

“Ketika para investor mengkalibrasi ulang ekspektasi mereka, para startup ingin memperpanjang runway dengan membelanjakan dana lebih efisien, demi pertumbuhan jangka panjang yang lebih sehat,” bunyi laporan tersebut.

Laporan tersebut juga mengungkap alasan merosotnya investasi ke kawasan ini. Selama 12 bulan terakhir, investor bergulat dengan prospek yang suram. Sebanyak 87 persen investor merasa bahwa penggalangan dana menjadi lebih sulit.

Lalu, 64 persen investor menjadi kurang minat berinvestasi. Sebanyak 88 persen pemilik modal pun menghadapi kesulitan untuk keluar (exit) dari investasinya dan meraup profit, misalnya lewat initial public offering (IPO) dan lainnya.

Baca juga: Berita Startup Hari Ini: Prediksi Startup Fintech Tetap Bertumbuh

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Exit mobile version