Site icon Dunia Fintech

Berkah Pandemi, Tren Tanaman Hias Buat Penjualan di Ekosis Meningkat

Penjualan di Ekosis Meningkat

Ilustrasi

Duniafintech.com – Di tengah pandemi yang kian menggerogoti bisnis dalam negeri, beberapa sektor justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Salah satunya di bidang agribisnis. Tak hanya laris manis di komoditas bahan pangan dan tanaman obat, penjualan di Ekosis meningkat. Ekosis adalah salah satu platform komunitas dan jual-beli produk agri seperti tanaman hias, ikan hias, benih ikan, benih buah dan sayur, hingga hewan ternak.

Tak heran, sejak dirilis pada bulan September 2019 lalu, penjualan di Ekosis meningkat hingga 40.000 pengguna. Para pengguna ini tersebar di lebih dari 100 Kabupaten dan Kota di 34 Provinsi seluruh Indonesia.

Felicia Yulie selaku Business Development Ekosis mengatakan, “pelaku agribisnis di berbagai bidang, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, hingga peternakan, kini dapat mencari partner bisnis dan memasarkan komoditasnya dengan mudah, bahkan sebelum masa panen.”

Felicia berharap, dengan memotong rantai distribusi yang panjang, produsen dapat menjual produk dengan harga yang layak, langsung kepada end-user. Di sisi lain, konsumen mulai dari perusahaan, industri agri, hotel, restoran, dan kafe, bisa mendapatkan produk dengan harga yang lebih murah. Sehingga tentu saja dapat menguntungkan semua pihak.

Baca Juga:

Selain itu pengguna juga tak perlu dipusingkan lagi perihal logistik. Sebab jasa pengiriman, pergudangan, hingga cold storage dapat dipilih langsung via aplikasi/website Ekosis.

Tak hanya penjualan di Ekosis meningkat, platform ini juga menyediakan Jasa Permodalan untuk memudahkan pengguna mengakses pinjaman. Seperti Investree, Crowdo, dan Asakita yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan

Pengguna juga dapat terhubung langsung dengan Jasa Manajemen Kualitas (pelatihan & konsultasi). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk melalui institusi terpercaya, seperti Balai Besar Industri Agro (BBIA), PT. Agro Indah Permata (AIP 21), Balai Penelitian Teknologi Karet (BPTK), dan Global Reliance International (GRI).

Dengan kemudahan akses pasar, logistik, permodalan, sarana prasarana, hingga manajemen kualitas produk, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pelaku agribisnis di seluruh Indonesia.

(DuniaFintech/VidiaHapsari)

Exit mobile version