Site icon Dunia Fintech

BI Tahan Suku Bunga 6%, Tapi Saham-saham Ini Cuan Besar!

BI Tahan Suku Bunga 6%, Tapi Saham-saham Ini Cuan Besar!

BI Tahan Suku Bunga 6%, Tapi Saham-saham Ini Cuan Besar!

JAKARTA, 17 Oktober 2024 – BI tahan suku bunga, sejumlah saham tampak berhasil menguat dan berada di zona hijau. Hal itu berdasarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin.

IHSG tersebut menguat setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini.

Harga saham tampak menguat dengan kenaikan 21,98 poin, atau melesat 0,29% di posisi 7.648,94.

Adapun gerak IHSG ada dalam tren positif saat Bank Indonesia mengumumkan menahan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate di level 6%.

Total transaksi perdagangan hari ini mencapai Rp11,6 triliun, dari sejumlah 22,03 miliar saham yang ditransaksikan.

Kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga berhasil menguat 0,50% ke posisi Rp15.510/US$.

Bergerak Fluktuatif

Sepanjang perdagangan pagi hingga sore hari kemarin, IHSG sejatinya bergerak fluktuatif dengan rentang pergerakan pada terjadi pada level 7.658,39 – 7.616,6.

Dengan frekuensi yang terjadi 1,24 juta kali diperjualbelikan.

Tercatat ada penguatan 320 saham, dan sebanyak 245 saham terjadi pelemahan. Sisanya 231 saham stagnan.

Pergerakan saham infrastruktur, saham properti, dan saham teknologi menjadi pendorong penguatan laju IHSG, dengan mencatat kenaikan 1,20%, 1,18% dan 1,07%.

Saham-saham infrastruktur yang menjadi pendukung IHSG sepanjang perdagangan hari ini adalah PT LinkNet Tbk (LINK) melesat 13,9% ke posisi Rp1.510/saham.

Penguatan IHSG Didorong Saham properti 

Selain itu penguatan juga terjadi pada saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melonjak 4,96% ke posisi Rp6.875/saham.

Saham properti turut menjadi pendorong IHSG di zona hijau, PT Natura City Developments Tbk (CITY) terbang 34,8% ke posisi Rp120/saham, PT Metro Realty Tbk (MTSM) menguat 9,58% ke posisi Rp183/saham. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) melesat 5,38% ke posisi Rp12.750/saham.

Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan juga berhasil menutup hari di zona hijau, dengan kenaikan 0,60 poin atau menghijau 0,06% ke posisi 949,21.

Sementara saham-saham LQ45 yang tercatat menguat harganya adalah PT Mitratel Tbk (MTEL) menguat 4,84% ke posisi Rp650/saham, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) bertambah 3,84% ke posisi Rp2.440/saham, dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melesat 3,04% ke posisi Rp68/saham.

Untuk pasar saham Asia bergerak bervariasi pada sore hari ini. Indeks SETI Thailand melesat 1,33%, indeks Shanghai China menghijau 0,05%, indeks Nikkei 225 drop 1,83%, indeks Kospi terpeleset 0,88%, dan indeks CSI 300 China melemah 0,63%. Sementara itu, Dow Jones Index Future merah 0,07%.

Jajaran Kapitalis Pimpin Penguatan

Dari jajaran emiten dengan kapitalisasi besar atau big caps, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memimpin penguatan dengan naik 0,61% atau 30 poin ke level Rp4.950.

Penguatan ini disusul oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang naik 2,04% atau 60 poin ke level Rp3.000 per saham.

Berikutnya PT Astra International Tbk. (ASII) menguat 0,61% atau 30 poin ke level Rp4.960.

Selanjutnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) naik 3,03% atau 2 poin ke level Rp68 per saham.

Sementara itu, saham lain big caps lain seperti BMRI turun 0,71% ke level Rp7.000, saham BBCA turun 1,41% ke level Rp10.475, dan saham ADRO turun 0,77% ke level Rp3.850 per saham.

BI Tahan Suku Bunga

Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Oktober 2024.

Sesuai dengan perkiraan pasar, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat memutuskan untuk mempertahankan BI Rate.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15–16 Oktober 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di posisi 6%, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Keputusan ini senada dengan perkiraan pasar. Konsensus 41 Analis/Ekonom yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median 6% untuk BI Rate.

Keputusan ini guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Fokus kebijakan moneter jangka pendek pada stabilitas nilai tukar Rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

“Fokus kebijakan moneter pada jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global,” jelas Perry.

Konsisten dengan Kebijakan Moneter

Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.

Pada kesempatan yang sama, BI menargetkan pada 2024 pertumbuhan kredit perbankan berada pada kisaran 10%–12%. BI meyakini target tersebut bisa tercapai setelah menyimak perbaikkan penyaluran kredit perbankan bulan berjalan Oktober dibandingkan September.

“Ke depan BI meyakini bahwa pertumbuhan kredit pada tahun 2024 tetap berada pada kisaran 10%-12%,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Perry melanjutkan, untuk mendorong peningkatan pertumbuhan kredit lebih lanjut, BI akan terus memperkuat implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Caranya dengan mendorong peningkatan pembiayaan pada sektor usaha yang mendukung lapangan kerja.

Exit mobile version