JAKARTA, duniafintech.com – Berapa biaya operasi kista di Indonesia? Jawabannya tentu saja sangat diperlukan oleh mereka yang akan menjalani operasi tersebut.
Kista ovarium sendiri menjadi masalah yang kerap terjadi pada wanita, khususnya bagi yang masih mengalami menstruasi. Kista ovarium merupakan kantung atau benjolan kecil yang berisi cairan pada ovarium.
Sejatinya, kista bukanlah masalah serius sebab benjolan ini bisa hilang dengan sendirinya. Biasanya, kista terjadi selama siklus menstruasi dan bisa muncul tanpa menimbulkan gejala.
Akan tetapi, kalau dibiarkan begitu saja, kista juga bisa membesar dan menyebabkan gejala yang menyakitkan, antara lain:
- Perut membesar atau bengkak
- Nyeri panggul sebelum dan setelah mestruasi
- Nyeri panggul saat berhubungan seksual (dispareunia)
- Perut terasa tertekan
- Mual dan muntah
Juga ada beberapa gejala lainnya yang perlu diperhatikan saat kondisinya telah dinyatakan berbahaya, yakni jika mengalami:
- Nyeri pada perut atau panggul secara tiba-tiba
- Demam
- Muntah
- Pusing, lemah, dan merasa ingin pingsan
- Napas menjadi cepat
Sejumlah gejala ini mengindikasikan bahwa kista sudah pecah dan meluruh. Kondisi tersebut juga bisa menyebabkan perdarahan berat yang dapat menjadi gejala terjadinya torsi ovarium (ovarium terpuntir). Kondisi itu berbahaya sehingga membutuhkan penanganan segera.
Pemeriksaan Medis Kista Ovarium
Adapun penanganan yang pertama kali dilakukan jika mengalami kista ovarium adalah mengonfirmasi keberadaanya dengan melakukan tes ultrasonografi. Tes ini dilakukan dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi sehingga menghasilkan gambar organ internal.
Lewat tes ini, akan tampak lokasi, bentuk, ukuran, dan juga komposisi kista. Tes ini bisa dilakukan dengan CT Scan, MRI, dan ultrasonografiultrasound device.
Biasanya, kista akan menghilang sendirinya setelah beberapa minggu atau bulan. Maka dari itu, diperlukan tes berulang untuk memastikan kondisi kista. Kalau memang tidak mengalami perubahan atau bahkan semakin membesar maka dokter akan menyarankan untuk tindakan operasi.
Operasi Kista
Biasanya, operasi kista direkomendasikan kalau kista tidak kunjung hilang setelah melewati tiga siklus menstruasi atau menimbulkan rasa nyeri. Kista yang akan diangkat melalui prosedur operasi ini umumnya merupakan kista yang berukuran lebih dari 7,6 cm dan bukan termasuk jenis kista fungsional sederhana.
Di samping itu, operasi pun disarankan untuk menghindari potensi kista berkembang menjadi kanker. Operasi kista bisa dilakukan dua prosedur, bergantung dari kondisi kista ovarium, termasuk ukurannya. Dua jenis operasi yang dapat dilakukan untuk mengangkat kista adalah sebagai berikut.
- Laparoskopi
Prosedur operasi yang satu ini umumnya dilakukan untuk kista yang masih berukuran kecil. Operasi ini hanya akan membuat sayatan kecil di dekat pusar sebagai jalur masuk untuk mikroskop kecil berbentuk tabung dengan cahaya dan kamera di ujungnya.
Alat itu disebut dengan laparoskop yang membantu dokter bedah untuk menemukan kista ovarium. Adapun rasa sakit yang ditimbulkan oleh operasi ini juga tidak berlebihan. Proses pemulihannya pun cepat. Bekas jahitan juga bisa memudar dalam beberapa bulan.
- Laparotomi
Laparotomi atau pembedahan perut terbuka merupakan operasi yang harus dilakukan apabila kista yang dialami telah berukuran besar dan berpotensi menjadi kanker. Prosedurnya dilakukan dengan membuat sayatan besar di perut sebagai akses untuk mengangkat kista.
Adapun kista yang telah dibiospi akan dikirim ke laboratorium untuk memastikan apakah ada sel kanker di dalamnya. Kalauu iya maka dokter akan menyarankan untuk melakukan histerektomi untuk mengangkat ovarium dari rahim.
Baca juga: Biaya Cek Darah Berapa Ya? Segini Tarifnya
Prosedur Operasi Kista
- Drainase
Tahap pertama prosedur menjalankan operasi kista adalah melakukan pembiusan lokal di tempat akan dilakukannya operasi kista. Kemudian, dokter akan melakukan sayatan kecil untuk mengangkat kista.
Sebelum melakukan tindakan, dokter biasanya juga akan memberikan antibotik agar tidak mengalami infeksi.
- Aspirasi jarum halus
Di bagian ini, dokter menggunakan jarum tipis untuk mengalirkan cairan kista sehingga benjolan akibat kista bisa berangsur pulih. Metode ini biasanya akan digunakan untuk kista payudara.
Umumnya, prosedur ini pun digunakan ketika biopsi untuk menentukan apakah jaringan pada kista tersebut kanker atau bukan.
- Pengangkatan kista
Usai pemberian anastesi dan juga sayatan kecil, dokter akan melakukan pengangkatan kista. Akan tetapi, di beberapa kasus kista, seperti kista ganglion dan baker, bisa muncul lagi setelah menjalani operasi.
- Proses penjahitan
Setelah kista sukses diangkat sesuai dengan prosedur, langkah selanjutnya adalah melakukan penjahitan di area sayatan. Usai dijahit, luka itu ditutup dengan perban kasa dan lem bedah.
Apakah Kista Harus Dioperasi?
Haruskah kista menjalani operasi? Ternyata tidak harus. Pasalnya, kalau kondisi kista tidak terlalu besar dan tidak menimbulkan keluhan maka tidak harus menjalani operasi. Bahkan, di beberapa kondisi, kista juga bisa meluruh dengan sendiri, yang tentunya dengan melakukan pengobatan yang tepat.
Berikut ini beberapa ciri yang mengharuskan kamu melakukan operasi kista:
- Ukuran kista terus membesar dan tidak ada perubahan selama 2—3 siklus menstruasi
- Memunculkan beberapa gejala yang mengganggu, seperti rasa nyeri.
- Dokter curiga jika kista yang ada bisa berkembang menjadi kanker.
- Kista muncul di dua ovarium wanita.
Nah, supaya lebih jelas, sebaiknya kamu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Efek Samping Operasi Kista
Sekalipun operasi kista menjadi salah satu prosedur yang cukup aman, tetapi tentunya tetap ada saja efek samping yang mungkin terjadi, di antaranya:
- Pendarahan
- Mengalami infeksi
- Timbul rasa nyeri
- Ada bekas luka internal dan eksternal
- Infertilitas karena pengangkatan ovarium
- Kerusakan organ
Baca juga: Biaya Operasi Kanker Payudara, Ditanggung BPJS?
Biaya Operasi Kista di Indonesia
Adapun kebanyakan kista tidak menimbulkan gejala. Kista dapat dideteksi kalau telah mengalami gejala, yang artinya diperlukan tindakan operasi. Namun, operasi kista membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Lantas, berapa ya biayanya? Berikut ini daftar biaya operasi kista yang dikenakan terbaru di beberapa rumah sakit di Indonesia, mengutip Alodokter.
- Biaya kista ovarium
- Rumah Sakit Citra Medika, Depok: Rp9.250.000
- RS Harapan Mulia, Bekasi: Rp3.780.000
- RS Sitti Khadijah III, Makassar: Rp12.000.000
- RS Permata, Bekasi: Rp3.234.000
- RSKD Ibu dan Anak Pertiwi, Makassar: Rp5.300.000
- Rumah Sakit Premier, Surabaya: Rp50.000.000
- RSU Karisma, Subang: Rp14.500.000
- Biaya kista ateroma
Biaya untuk operasi kista ateroma di rumah sakit tentunya berbeda-beda, bergantung dari kondisi kista, fasilitas yang digunakan, dan lain sebagainya.
Biasannya, biaya operasi kista ateroma sekitar Rp5 juta—Rp11 juta. Untuk informasi lengkapnya, kamu bisa menanyakan ke masing-masing rumah sakit.
Apakah Biaya Operasi Kista Ditanggung BPJS?
Kabar baik untuk mereka yang akan menjalami operasi kista adalah biaya operasinya ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Untuk mendapatkan pertanggungan ini, kamu bisa langsung mendatangi Faskes pertama.
Selanjutnya, kamu perlu menceritakan keluhan yang dialami. Berdasarkan diagnosis, dokter biasanya akan langsung memberikan rujukan ke Faskes tingkat dua untuk penanganan lebih lanjut.
Jika pemeriksaan di Faskes tingkat dua selesai maka kamu dapat langsung menjalani operasi kista sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter. Biaya operasi, obat-obatan, hingga rawat inap akan ditanggung seluruhnya oleh BPJS Kesehatan.
Baca juga: Biaya Operasi Lambung di RS, Ini Daftarnya
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Editor: Rahmat Fitranto