JAKARTA, duniafintech.com – Biaya umrah per jemaah pada tahun ini atau 2022 disebut-sebut akan naik. Menurut Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (SAPUHI), Syam Resfiadi, biaya umrah pada tahun ini diprediksi naik menjadi Rp35 juta—Rp40 juta per jemaah.
Adapun harga itu naik pesat ketimbang harga sebelum pandemi, yang diketahui hanya dipatok sekitar Rp20 juta—Rp25 juta. Syam menerangkan, harganya menjadi naik drastis lantaran ada kewajiban tes kesehatan dan karantina.
Rinciannya, kata dia, perlu setidaknya dana Rp28 juta untuk biaya umrah, PCR, dan karantina di Arab Saudi. Akan tetapi, kalau menghitung biaya karantina sesampainya di Tanah Air, diperkirakan harganya akan naik menjadi Rp35 juta—Rp40 juta per orang.
“Rp28 juta hanya paket Jeddah to Jeddah, termasuk PCR dan karantina di Saudi. Namun, ini untuk harga terendah. Semua bergantung dapat atau tidak hotel karantina yang kami inginkan, juga harus kerja sama dengan maskapai,” ucapnya, dilangsir dari CNNIndonesia.com, Senin (10/1).
Diakuinya, meski telah mengestimasikan harga umrah, pihaknya sendiri belum siap memberangkatkan jemaah dalam waktu dekat lantaran panjangnya masa karantina. Untuk saat ini, sambungnya, pemerintah mensyaratkan kewajiban karantina 7 hari 6 malam di hotel. Kalau PCR di bandara positif, jemaah bakal dipindahkan ke Wisma Atlet.
“Jemaah kami kebanyakan membutuhkan waktu cuti hanya 12 hari kerja,” sebutnya.
Umrah Pertama 2022
Sebelumnya, pada Sabtu lalu (8/1), Kementerian Agama (Kemenag) untuk pertama kalinya sejak pandemi covid-19 diketahui sudah melepas sebanyak 419 jemaah umrah di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Adapun pemberangkatan dan pemulangan jamaah umrah ini dilakukan satu pintu lewat Asrama Haji Pondok Gede, dengan melibatkan maskapai Lion Air yang tercatat sudah menerbangkan sebanyak kurang lebih 400 orang jemaah yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan yang berlaku.
Di sisi lain, rencana awal pemberangkatan umrah ini sendiri sejatinya telah ditetapkan pada tanggal 13 Desember 2021 lalu. Akan tetapi, Kemenag masih menahan diri dan membatalkan rencana itu dengan melihat kondisi pandemi covid-19 pada akhir tahun.
Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama
Editor: Anju Mahendra