Site icon Dunia Fintech

Binance Sumbang Aset Kripto Rp 36 Miliar Buat Bantu Anak-anak Ukraina

binance kripto anak-anak ukraina

JAKARTA, duniafintech.com – Platform trading mata uang kripto, Binance, menyumbangkan aset senilai 2,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 36 miliar ke UNICEF. Dana ini akan dialokasikan ke korban anak-anak korban perang di Ukraina.

“Dana yang disumbangkan oleh Binance Charity muncul di saat genting, yang mana UNICEF perlu meningkatkan kegiatannya di Ukraina dan negara-negara tetangga untuk menjangkau setiap anak yang membutuhkan perlindungan,” kata UNICEF, dikutip dari Gadgets360 via Suara.com, Kamis (10/3/2022).

Sumbangan mata uang kripto (cryptocurrency) Binance datang dalam bentuk seperti Bitcoin, Ether, dan Dogecoin. Menurut UNICEF, lebih dari 7,5 juta anak di Ukraina terdampak dari perang Rusia-Ukraina.

Walaupun saat ini, Rusia dan Ukraina tengah berusaha menyelesaikannya secara diplomatik, tapi keduanya belum mencapai kesepakatan.

Pendiri dan CEO Binance, Changpeng Zhao mengatakan bahwa konflik ini makin meluas dan mengejutkan dunia. Padahal seminggu lalu anak-anak di Ukraina sempat tertawa, bermain, hingga sekolah.

“Dan sekarang kami mendengar korban anak-anak dan ribuan orang terpaksa mengungsi atau berlindung, ini memilukan,” ujar Zhao.

Ukraina sendiri sudah mulai menerima dana bantuan dalam mata uang kripto untuk menangani krisis ini.

Akun Twitter mereka turut mengunggah platform dompet digital untuk menampung donasi kripto seperti Bitcoin atau Ethereum.

Di sisi lain, Negara Ukraina mendapatkan perhatian dunia. Hal ini lantaran invasi yang digencarkan Rusia ke Ukraina. Dukungan pun terus mengalir beberapa minggu terakhir. Ukraina dapat sumbangan untuk bertahan di tengah kondisi peperangan.

Salah satu sumber paling signifikan dari bantuan ini adalah kripto atau cryptocurrency, yang telah melampaui ekspektasi dalam dua minggu terakhir. Sekitar lebih dari Rp 1,1 triliun sumbangan kripto telah terkumpul.

Hal yang unik dari sumbangan kripto yang dikirim ke Ukraina adalah, banyak donatur yang lebih percaya untuk memberikan sumbangan langsung ke pemerintah Ukraina daripada perantara lain dibandingkan melalui Decentralized Autonomous Organization (DAO), dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (9/3/2022) kemarin.

Tidak mengherankan, karena orang lebih percaya pada entitas yang dapat dimintai pertanggungjawaban, itulah sebabnya sekitar 52,54 persen atau sekitar Rp 632,8 miliar dari semua donasi telah disalurkan langsung ke pemerintah Ukraina.

UkrainaDAO, yang didirikan untuk membantu negara, hanya menerima sekitar USD 13,38 juta, atau setara Rp 192,4 miliar.

Yayasan Come Back Alive yang berusia delapan tahun, yang mendukung pasukan Ukraina sejak 2014, menerima hampir USD 14,43 juta atau setara Rp 207,5 miliar.

Lebih lanjut, di luar ketiganya, Dana Bantuan Darurat Binance Ukraina, yang dijalankan oleh bursa kripto terbesar di dunia itu, berhasil mengumpulkan hampir USD 10 juta.

Dari fenomena tersebut, terlihat pola yang menunjukkan ada lebih banyak kepercayaan pada sistem terpusat daripada sistem desentralisasi.

 

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

 

Exit mobile version