JAKARTA, duniafintech.com – Bisnis crypto adalah salah satu jenis bisnis yang digemari belakangan ini. Seperti diketahui, selain berdampak pada sektor pendidikan, hiburan, dan informasi, perkembangan teknologi dalam era digital juga memberikan kontribusi positif bagi dunia bisnis.
Salah satu dampaknya adalah munculnya instrumen investasi baru seperti crypto, yang meraih popularitas signifikan di kalangan masyarakat karena dianggap mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan yang tinggi.
Pada tahun-tahun belakangan ini, investasi crypto menjadi perbincangan hangat dan menarik minat banyak orang. Namun, tentu saja, terdapat sejumlah aspek yang perlu dipahami dengan baik sebelum seseorang terlibat dalam dunia bisnis crypto. Pertanyaan muncul, apa sebenarnya bisnis crypto?
Nah, untuk memahaminya, simak yuk ulasannya berikut ini.
Pengertian Bisnis Crypto adalah
Cryptocurrency, sering disebut sebagai crypto, merujuk pada mata uang digital yang memungkinkan transaksi langsung antar pengguna tanpa melibatkan pihak ketiga.
Baca juga: 4 Kelebihan Bitcoin ETF yang Wajib Diketahui Investor Crypto
Berbeda dengan transaksi konvensional yang umumnya melibatkan peran bank sebagai perantara, cryptocurrency bekerja tanpa adanya perantara dalam setiap transaksi.
Bisnis crypto melibatkan kegiatan jual beli aset mata uang digital yang diperdagangkan di pasar cryptocurrency, dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Saat ini, cryptocurrency dianggap sebagai aset yang dapat diperdagangkan karena nilainya yang sangat fluktuatif. Sebagai bentuk investasi, bisnis crypto menawarkan peluang untuk mendapatkan keuntungan melalui perubahan nilai aset digital tersebut.
Risiko dalam Bisnis Crypto adalah
Sebelum membahas lebih lanjut tentang cara menjalankan bisnis crypto, penting untuk memahami beberapa risiko yang perlu diperhatikan agar dapat menghindari potensi kerugian signifikan dalam perjalanan bisnis ini.
1. Risiko Penurunan Nilai Mata Uang yang tidak Terbatas
Meskipun banyak yang tertarik pada bisnis crypto karena nilai mata uangnya dapat mengalami kenaikan signifikan, perlu diingat bahwa risiko penurunan nilai mata uang juga selalu ada. Nilai mata uang crypto bisa mengalami penurunan drastis, menyebabkan potensi kerugian yang signifikan. Meskipun keuntungan besar mungkin dapat dicapai, fluktuasi nilai aset crypto yang tinggi juga membawa risiko besar terhadap kerugian.
2. Tidak Ada Dasar Fundamental yang Dapat Dianalisis
Berbeda dengan mata uang tradisional seperti rupiah atau dolar yang memiliki dasar fundamental seperti suku bunga dan data makroekonomi, mata uang crypto tidak memiliki dasar fundamental yang dapat dianalisis dengan mudah. Ini membuat sulit untuk memprediksi dan menganalisis valuasi mata uang crypto saat melakukan trading.
3. Tidak Dilindungi oleh Badan Otoritas
Investasi dalam mata uang crypto tidak dilindungi oleh badan otoritas seperti bank yang berperan sebagai perantara dalam investasi mata uang konvensional. Transaksi crypto diatur secara otomatis oleh sistem blockchain tanpa perlindungan badan otoritas yang dapat membuat peraturan dan membatasi perdagangan. Hal ini berbeda dengan investasi konvensional seperti reksadana atau saham yang diawasi oleh lembaga pengatur seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Cara Kerja Bisnis Crypto adalah
Langkah-langkah dalam berinvestasi menggunakan mata uang crypto melibatkan aktivitas jual beli aset melalui exchange, yakni sebuah platform yang menyatukan pembeli dan penjual (anggota exchange) hingga terjadi transfer aset crypto, seperti Bitcoin. Berikut adalah cara kerja bisnis crypto yang perlu dipahami:
1. Cara Kerja Bisnis Crypto adalah: Transaksi Langsung oleh Investor
Transaksi aset crypto terjadi langsung ketika investor melakukan transfer. Berbeda dengan transaksi di bursa saham yang melibatkan broker sebagai perantara, dalam bisnis crypto, investor berperan langsung dalam setiap transaksi.
2. Cara Kerja Bisnis Crypto adalah: Penyimpanan Digital dalam “Wallet”
Penyimpanan aset crypto, seperti Bitcoin, dilakukan dalam ‘wallet’. Wallet ini dapat disediakan oleh exchange atau dimiliki secara pribadi oleh investor. Sama seperti menyimpan uang di dompet, penyimpanan aset crypto dilakukan secara digital.
3. Cara Kerja Bisnis Crypto adalah: Pemilihan “Pair” Koin untuk Transaksi
Investor memilih pasangan koin (‘pair’) yang akan ditransaksikan, biasanya antara Bitcoin dan Rupiah. Karena transaksi Bitcoin dilakukan langsung oleh investor sebagai anggota exchange, harga jual beli dapat bervariasi antar anggota exchange. Oleh karena itu, penting untuk selalu memantau harga yang bersaing sebelum melakukan transaksi.
Prinsip Cryptocurrency
Untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang cryptocurrency, mari kita eksplorasi karakteristik-karakteristiknya:
Baca juga: Sedang Viral di Dunia Crypto, Yuk Kenali Apa Itu Bitcoin ETF
- Digital: Cryptocurrency adalah bentuk uang digital atau virtual, tanpa keberadaan fisik seperti uang koin atau uang kertas.
- Peer-to-peer: Transaksi cryptocurrency terjadi secara langsung dari pengirim ke penerima melalui jaringan online, tanpa melibatkan perantara.
- Global: Cryptocurrency memiliki cakupan global dan dapat digunakan di seluruh dunia, asalkan negara tersebut mengakui penggunaan cryptocurrency.
- Dienkripsi: Berbeda dengan rekening bank yang menggunakan informasi identitas asli, akun cryptocurrency tidak mengungkapkan identitas pengguna secara langsung. Meskipun pengguna tetap anonim, semua transaksi dicatat dalam blockchain yang dapat diakses oleh siapa saja. Selain itu, tidak ada batasan atau aturan yang membatasi tujuan penggunaan transaksi cryptocurrency.
- Terdesentralisasi: Cryptocurrency tidak tergantung pada bank sebagai entitas pusat untuk penyimpanan uang. Sistem cryptocurrency bersifat terdesentralisasi, tidak dikelola oleh server pusat.
Bisnis Crypto adalah: Kelebihan dan Kekurangan Cryptocurrency
Setelah memahami penjelasan di atas, kita dapat merangkum kelebihan dan kekurangan cryptocurrency sebagai berikut:
- Kelebihan
- Akses Universal: Setiap individu dapat memiliki dan melakukan transaksi dengan cryptocurrency kapan saja dan di mana saja tanpa terikat oleh libur bank, batasan negara, atau birokrasi.
- Tahan Inflasi: Cryptocurrency, seperti Bitcoin yang memiliki jumlah maksimum 21 juta bitcoin, cenderung lebih tahan terhadap inflasi dibandingkan dengan uang bank yang terus dicetak. Keterbatasan pasokan ini dirancang untuk meningkatkan nilai cryptocurrency.
- Transparan, Cepat, dan Praktis: Transaksi menggunakan cryptocurrency biasanya lebih transparan, cepat, dan praktis dibandingkan dengan sistem keuangan konvensional.
- Perlindungan Identitas: Penggunaan cryptocurrency tidak mengharuskan pengungkapan identitas asli, memberikan perlindungan terhadap pencurian identitas.
- Kekurangan
- Potensi Penggunaan untuk Aktivitas Ilegal: Karena penggunaannya tidak melibatkan identitas asli, cryptocurrency rentan digunakan dalam aktivitas ilegal seperti pencucian uang.
- Volatilitas Tinggi: Nilai mata uang cryptocurrency dapat mengalami fluktuasi yang tinggi, naik atau turun secara drastis dan dalam waktu singkat.
- Ketidakpastian Nilai: Volatilitas tinggi membuat nilai mata uang cryptocurrency sulit diprediksi, menjadi tantangan bagi para investor.
- Terbatas untuk Jual Beli Jasa di Indonesia: Saat ini, cryptocurrency belum berlaku sebagai alat pembayaran resmi untuk jual beli jasa di Indonesia, membatasi cakupan penggunaannya dalam ekonomi domestik.
Baca juga: 8 Rekomendasi Aplikasi Crypto Teraman dan Terpercaya
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com