duniafintech.com – New York: Industri makanan beralih ke teknologi yang sama dengan yang digunakan oleh mata uang virtual untuk memperkuat keamanan pangan dan manajemen persediaan. Di mana melalui teknologi itu bisa melacak daging dan tanaman dari pertanian.
Bekerja dengan IBM, perusahaan ritel raksasa Wal-Mart Stores sedang menguji sistem teknologi pada buah mangga di Amerika Serikat dan daging babi di Cina. Blockchain adalah teknologi yang menjadi tulang punggung Bitcoin dan mata uang digital lainnya, di mana teknologi itu merupakan sistem digital yang memungkinkan pihak lawan bertransaksi menggunakan kode barang individual.
Saya melihat banyak potensi untuk menciptakan apa yang saya sebut sistem makanan digital dan transparan,” kata Frank Yiannas, vice president keamanan makanan di Wal-Mart.
Teknologi ini memungkinkan berbagai pihak dalam rantai pasokan untuk berbagi rincian seperti tanggal seekor hewan disembelih atau kondisi cuaca pada saat panen.
Data bisa disimpan melalui foto pada smartphone yang ditransmisikan ke platform khusus. Sistem ini juga bisa mengatasi kecurangan dan pengiriman yang salah, kata pakar teknologi tersebut.
Keuntungan dari Blockchain adalah bahwa buku besar segera diperbarui dan semua pihak memiliki akses terhadap informasi terbaru,” ucap Bill Fearnley, Jr. Ia adalah seorang pakar di perusahaan intelijen IDC.
Pendukung Blockchain sangat tertarik untuk mengatasi salmonella dan masalah keamanan makanan lainnya yang dapat merugikan kesehatan, dan juga menimbang nama baik atau reputasi perusahaan dan penjualan.
Teknologi ini memungkinkan respon yang lebih efisien jika ada masalah, memungkinkan perusahaan untuk menemukan sumber kejadian lebih cepat,” tambah Yiannas.
Dia merujuk pada kasus tahun 2006 di mana dibutuhkan ratusan peneliti dan waktu selama dua minggu untuk mengidentifikasi sumber bayam yang buruk di bawah sistem berbasis kertas.
Tapi blockchain “mengurangi pelacakan dari beberapa hari ke detik,” kata Yiannas. “Semakin akurat Anda bisa melacak makanan, semakin baik.”
Sistem yang transparansi
Keunggulan lain dari Blockchain adalah meningkatkan transparansi dengan membiarkan konsumen mencari informasi penting tentang asal makanan, dan mengurangi kekhawatiran tentang tanaman rekayasa genetika dan bahan buatan. Transparansi tambahan itu juga dapat membantu mempromosikan praktik yang lebih diinginkan.
Enzim online Inggris Provenance menggunakan teknologi Blockchain untuk menguji tuna yang tertangkap di Indonesia guna membantu menguatkan klaim ikan tersebut tertangkap secara bertanggung jawab.
Teknologi ini juga telah dianut oleh perusahaan-perusahaan dalam bisnis perhiasan untuk melawan penjualan apa yang disebut “berlian konflik,” yang berasal dari daerah yang dilanda perang.
“Tujuan kami adalah untuk memberikan transparansi pada setiap langkah perjalanan berlian dan akhirnya membentuk kembali cara kita menukar berlian secara global,” kata CEO Leanne Kemp dari Everledger, sebuah perusahaan Inggris yang melacak berlian dari tambang ke toko perhiasan.
Perusahaan pelayaran raksasa Denmark Maersk juga turut memperkirakan teknologinya dapat menghemat miliaran dolar dengan menghilangkan kecurangan dan pengiriman yang salah. Ini adalah pengujian teknologi dengan kapal kontainer antara Kenya dan Belanda.
Tapi transisi akan membutuhkan investasi. Produk berpendingin yang dibesarkan di Afrika dan dikirim ke Eropa memerlukan setidaknya 30 orang dengan sekitar 200 interaksi antara pihak-pihak, termasuk bea cukai, pajak, dan pengawasan keamanan pangan.
Source : thepeninsulaqatar.com
Written by: Sintha Rosse