DuniaFintech.com – Vaksin Covid-19 tengah ramai menjadi perbincangan. Selama pandemi berlangsung, pemberitaan tentang pemanfaatan teknologi Blockchain dan aplikasinya di bidang kesehatan menjadi salah satu yang paling disorot. Mengingat saat ini healthcare di berbagai belahan dunia sedang mengalami masalah yang pelik akibat wabah yang tengah berlangsung.
Berita tentang penggunaan teknologi Blockchain untuk menghadapi wabah datang dari Inggris. Dua rumah sakit di negara tersebut dikabarkan menggunakan teknologi Blockchain untuk penyimpanan dan pasokan vaksin COVID-19 yang sensitif terhadap suhu. Ini merupakan salah satu inisiatif pertama yang dilakukan di dunia.
Pemanfaatan Blockchain untuk Obat-obatan
Dua rumah sakit yakni di Stratford-upon-Avon dan Warwick Inggris tengah, memperluas penggunaan buku besar terdistribusi yang merupakan bagian dari Blockchain untuk melakukan pelacakan vaksin dan obat kemoterapi hingga pemantauan lemari es yang menyimpan vaksin COVID-19.
Baca Juga:
- Perusahaan Mineral Nornickel Gabung dengan Jaringan Blockchain
- Pertama Kali! Rumah Sakit di Tiongkok Pakai Blockchain untuk Kirim Tagihan
- GoDirect Trade Gunakan Blockchain untuk Perdagangan
- Sertifikasi Vaksin Covid-19 dengan Blockchain di Siprus
- Pemerintah Shanghai Investasikan $5 Juta di Startup Blockchain Conflux
Menurut perwakilan dari Everyware (badan pemantau vaksin dan perawatan lain untuk layanan kesehatan Inggris), teknologi ini akan memudahkan proses pencatatan dan pembagian data ke seluruh rantai pasokan. Ini tentu akan semakin memudahkan dalam pendataan dan perolehan informasi.
Hambatan logistik adalah risiko yang signifikan terhadap distribusi cepat vaksin COVID-19. Namun bagi produsen vaksin, menghadirkan produk vaksin yang diawasi proses pengirimannya dari freezer pabrik sampai disuntikkan ke lengan itu adalah hal yang tidak kalah pentingnya. Mengingat beberapa jenis vaksin memerlukan perlakuan khusus agar kualitasnya tidak terganggu.
Vaksin produksi Pfizer dan BioNTech misalnya, harus dikirim dan disimpan pada suhu yang sangat dingin atau dengan menggunakan es kering. Vaksin juga hanya bisa bertahan selama 5 hari pada suhu lemari es standar. Di sisi lain, vaksin yang diproduksi oleh Moderna Inc tidak memerlukan pendingin dan lebih mudah didistribusikan.
“Kami benar-benar dapat memverifikasi data yang telah kami kumpulkan dari setiap perangkat,” kata Tom Screen dari Everyware dalam sebuah wawancara. “Kami memastikan bahwa data pada sumbernya akurat, dan setelah itu kami dapat memverifikasi bahwa tidak pernah diubah, tidak pernah dihancurkan atau dirusak.”
Perusahaan dari keuangan hingga komoditas di berbagai belahan dunia telah menginvestasikan jutaan dolar untuk mengembangkan Blockchain, buku besar digital yang memungkinkan pencatatan data yang aman dan real-time. Tujuannya adalah agar prosesnya memakan biaya lebih sedikit sehingga keuntungannya menjadi maksimal.
(DuniaFintech/Dita Safitri)