JAKARTA – BPS Catat Indeks Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 yang menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 65,43 persen. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil survei sebelumnya, menandakan adanya kemajuan dalam pemahaman masyarakat tentang konsep dan produk keuangan.
BPS Catat Indeks Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia Capai 65,43 Persen
“Hasil SNLIK 2024 menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan semakin meningkat. Hal ini merupakan kabar baik karena literasi keuangan yang baik merupakan fondasi penting untuk pengambilan keputusan keuangan yang tepat,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik, Margo Yuwono, dalam konferensi pers di Jakarta, 2 Agustus 2024.
Survei ini melibatkan ribuan responden di seluruh Indonesia dengan menggunakan metodologi stratified multistage cluster sampling. Indikator yang diukur meliputi pemahaman tentang konsep keuangan dasar, produk perbankan, investasi, asuransi, serta kemampuan mengelola keuangan pribadi.
Meskipun terjadi peningkatan, BPS mencatat masih terdapat kesenjangan literasi keuangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan, serta antara kelompok usia dan tingkat pendidikan yang berbeda. Upaya peningkatan literasi keuangan perlu terus dilakukan secara merata untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat memiliki akses terhadap informasi dan pengetahuan keuangan yang memadai.
Pemerintah dan otoritas terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi. Kolaborasi antara berbagai pihak diharapkan dapat mempercepat peningkatan literasi keuangan dan mendorong inklusi keuangan yang lebih luas di Indonesia.
Selain indeks literasi keuangan, SNLIK 2024 juga mencatat indeks inklusi keuangan sebesar 39,11 Persent. Indeks ini menunjukkan proporsi penduduk dewasa yang memiliki akses terhadap produk dan layanan keuangan formal.
Peningkatan Literasi Keuangan Syariah
SNLIK 2024 juga mencatat adanya peningkatan literasi keuangan syariah di Indonesia. Indeks literasi keuangan syariah mencapai 12,88 persen, menunjukkan adanya minat dan pemahaman yang semakin baik terhadap produk dan layanan keuangan berbasis syariah.
Upaya Peningkatan Literasi Keuangan
Pemerintah dan OJK telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan literasi keuangan di seluruh lapisan masyarakat. Program-program ini meliputi edukasi keuangan di sekolah, sosialisasi melalui media massa, serta pelatihan dan lokakarya bagi masyarakat umum.
Selain itu, perkembangan teknologi finansial (fintech) juga diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan akses terhadap informasi dan layanan keuangan, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil dan kelompok yang belum terjangkau oleh layanan keuangan konvensional.
Peningkatan literasi keuangan merupakan langkah penting untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri secara finansial. Dengan pemahaman yang baik tentang keuangan, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam mengelola keuangan pribadi dan keluarga, serta memanfaatkan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka.