JAKARTA, duniafintech.com – Dunia sedang dilanda demam Metaverse yang dianggap sebagai masa depan internet. Metaverse banyak menyita perhatian dunia sejak CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaannya menjadi Meta Platforms Inc., pada Kamis (28/10/2021). Mark mengubah namanya menjadi Meta karena ia ingin mengalihkan fokusnya untuk mengembangkan Metaverse.
Metaverse di mata perusahaan raksasa, berpotensi akan menjadi sesuatu yang nyata untuk bisa mendapatkan uang di masa mendatang.
Sebut saja raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung yang telah investasi dengan membangun lahan versi digital dari tokonya di New York bernama Samsung 837X. Adidas juga diketahui telah membeli sebidang tanah melalui platform Sandbox. Rolling Stone mencatat, Adidas telah membeli 144 plot di platform tersebut. Selain itu, Rapper asal Amerika, Snoop Dogg juga sudah menghabiskan uang untuk membeli lahan virtual berbentuk mansion di The sandbox sebesar US$450 ribu atau Rp 6,4 miliar.
Saat ini banyak investor yang tertarik untuk investasi di dunia virtul itu. Salah satunya dengan membeli lahan kavling virtual.
Investasi lahan di dunia virtual sangat menjanjikan untuk masa mendatang. Seorang maestro metaverse menyatakan portfolio real estate digitalnya melambung tinggi, bahkan nilainya 10 kali lebih besar dari harga beli saat dia mulai menyewakan tanah di area virtual.
Berapa harganya ?
Menurut laporan dari Meta Metric Solutions, sebuah perusahaan yang melacak harga real estate digital, harga lahan di Metaverse semakin melejit.
Dikutip dari Fortune, Kamis (13/1/2022), tercatat pekan lalu harga tanah termurah di dua platform populer Metaverse sudah menyentuh US$13.000 atau sekitar Rp 186 juta per kapling.
Sementara itu, harga termurah untuk sebidang tanah digital di platform Sandbox mencapai 3,7 Ether atau sekitar Rp 176,88 juta. Sedangkan di Decentraland harganya menyentuh angka 3,46 Ether atau setara Rp 165,41 juta.
Cara beli tanah virtual di dunia digital metaverse
Bagaimana cara beli tanah virtual di metaverse? Berikut ini cara membeli lahan Decentraland dan Earth 2, dan jangan lupa siapkan uang kriptonya.
Cara beli tanah virtual di Decentraland
- Pertama, anda buka situs web market.decentraland.org.
- Langkah selanjutnya membuat akun. kamu hanya mencantumkan email pribadi dan memasukkan kode verifikasi yang nantinya dikirimkan ke email secara otomatis.
- Setelah itu membuat password. Ada baiknya anda menggunakan password yang mudah diingat. Jangan menggunakan kata atau simbol yang asing.
- Selanjutnya anda dapat akses untuk hunting tanah virtual dengan klik ‘MARKETPLACE’ di bagian kiri atas.
- Kemudian anda scroll layar ke bagian bawah hingga menemukan kata ‘Parcels and Estates’, lalu klik ‘VIEW ALL’. Setelah anda klik, akan muncul peta dunia virtual. Anda tinggal pilih tanah yang ingin dibeli.
- Nah, setelah anda dapat lokasi dan harga yang cocok, pastikan saldo kripto yang anda miliki cukup. Misal jika menggunakan kripto MANA.
- Cara mengisi saldo MANA anda klik ikon MANA yang berada di kanan atas. Lalu muncul dua pilihan, Ethereum MANA dan Polygon MANA. Setelah itu anda klik ‘BUY’ untuk mengisi saldo.
- Saat anda mengisi saldo, sesuaikan jumlah MANA yang dibutuhkan untuk membeli tanah virtual. Anda dapat konversikan ke rupiah untuk mengetahui berapa rupiah yang harus ditukarkan.
Cara beli tanah virtual di Earth 2.io:
- Daftar dan masuk di laman situs web earth 2.io
- Setelah itu, anda survei lahan yang ingin dibeli dengan klik “buy land” di berada homepage
- Selanjutnya kamu tinggal pilih lokasi tanah yang kamu inginkan. Perlu diketahui, setiap petak yang kamu pilih itu menunjukkan jumlah petak yang bisa dibeli per properti. Maksimalnya diangka 750 petak dan harga yang bervariasi.
- Langkah terakhir, kamu tinggal bayar tanah yang kamu inginkan dengan klik “Buy Now”. Kamu juga bisa membayarnya dengan menggunakan PayPal.
Adapun kripto yang dipakai di metaverse meliputi Ether (ETH), MANA, SAND, dan AXS.
Asal tahu aja, untuk pembelian tanah virtual di metaverse itu menggunakan koin digital yang nantinya dapat ditukarkan dengan uang di dunia nyata.
Penulis: Kontributor / Achmad Ghifari
Editor: Anju Mahendra