Dunia Fintech

Cara Menghindari Investasi yang Membuat Miskin, Simak Ya!

JAKARTA, duniafintech.com – Cara menghindari investasi yang membuat miskin sangat penting untuk diketahui, khususnya oleh calon investor.

Pasalnya, memang tidak semua investasi diciptakan sama sebab beberapa investasi bisa mengakibatkan kerugian yang signifikan. 

Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui cara menghindari investasi buruk yang dapat membuat miskin.

Nah, untuk mengetahuinya, simak ulasan selengkapnya berikut ini, seperti dinukil dari Blog HSB.

Investasi Jangka Pendek vs Investasi Jangka Panjang

Banyaknya instrumen investasi yang tersedia memberi lebih banyak pilihan kepada para investor. 

Namun, perlu dipahami, tidak semua instrumen investasi cocok untuk semua investor. 

Ada beberapa hal yang biasa menjadi bahan pertimbangan dalam memilih instrumen investasi. 

Selain tujuan investasi dan profil risiko investor, Anda juga perlu mempertimbangkan jangka waktu investasinya.

Dilihat dari jangka waktunya, investasi dapat dibagi menjadi dua kategori. 

Keduanya adalah investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.

Berikut ini ulasannya.

Baca juga: Cara Investasi Emas Produk ANTAM, Simak Yuk!

  1. Investasi Jangka Pendek

Jenis investasi ini memiliki periode yang cukup pendek dengan hasil return yang dapat dilihat setelah 3 hingga 12 bulan. 

Jenis investasi ini juga sering disebut dengan istilah investasi sementara atau sekadar untuk mengamankan dana yang dimiliki sambil menunggu munculnya peluang investasi lain yang memiliki return relatif lebih optimal.

Setidaknya, ada 2 ciri yang membuat sebuah instrumen investasi bisa disebut sebagai investasi jangka pendek. 

Pertama, investasi tersebut harus memiliki kualitas tinggi. 

Kedua, instrumen investasi tersebut harus sangat likuid dan mudah dijual kembali.

Meski secara sepintas investasi jangka pendek terlihat begitu sempurna, ada satu kekurangan yang dimilikinya.

Dibandingkan dengan investasi jangka panjang, investasi jangka pendek memiliki return yang relatif jauh lebih rendah.

Ada macam-macam investasi yang masuk ke dalam kategori ini dan salah satu di antaranya yang juga cukup populer adalah reksa dana.

  1. Investasi Jangka Panjang

Setiap instrumen investasi yang masuk ke dalam kategori ini butuh waktu bertahun-tahun untuk mulai menghasilkan return. 

Tidak jarang, seorang investor harus menahan dan menyimpan investasi ini hingga 10 tahun sebelum menjualnya dan merealisasikan return.

Bahkan, tidak sedikit investasi jangka panjang yang hanya dibeli tanpa dijual kembali.

Meski membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menghasilkan return, investasi jangka panjang, umumnya, memiliki return yang lebih optimal dibandingkan jenis investasi jangka pendek. 

Namun, sebagai konsekuensinya, risiko yang ditanggung juga umumnya lebih tinggi.

Untuk memaksimalkan potensi dari investasi jangka panjang, Anda harus memiliki modal yang cukup besar. 

Selain itu, Anda juga harus menerima fakta bahwa sebuah investasi jangka panjang bisa saja terus merugi selama beberapa tahun pertama. 

Karena itu, perlu analisis yang cukup mendalam sebelum memutuskan untuk mengambil jenis investasi ini.

Ada cukup banyak instrumen investasi yang masuk ke dalam kategori investasi jangka panjang, salah satu yang cukup populer adalah investasi saham.

Instrumen Investasi yang Menguntungkan – Cara Menghindari Investasi yang Membuat Miskin

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, berdasarkan jangka waktunya, investasi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni investasi jangka pendek dan jangka panjang. 

Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. 

Namun, investasi apa saja yang tersedia dan menguntungkan? 

Berikut beberapa instrumen investasi yang cukup populer di Indonesia.

  1. Deposito

Sebenarnya deposito ini mirip dengan tabungan. Risikonya yang rendah membuat deposito kerap dipilih investor pemula. 

Namun, jika dibandingkan dengan tabungan maka ada dua hal yang membedakannya, yakni tingkat bunga dan adanya waktu jatuh tempo.

Suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan biasa.

Secara umum, bunganya ada di kisaran 5—6 % per tahunnya. Ada juga beberapa bank yang menawarkan suku bunga lebih dari 6%.

Semakin banyak uang yang Anda investasikan, biasanya bunga depositonya juga semakin tinggi. 

Jika Anda membuka rekening deposito di HSBC maka return yang bisa Anda dapatkan antara lain bunga 6,25% per tahun dan cashback hingga Rp 100 juta yang setara dengan total return hingga 7,25% untuk deposito Rupiah.

Meski memiliki suku bunga yang lebih tinggi, uang yang Anda investasikan ke deposito tidak bisa diambil sewaktu-waktu layaknya tabungan.

Ada tenor yang mengikat. Sebelum deposito tersebut jatuh tempo, Anda tidak bisa menyentuhnya sama sekali.

Tenor deposito sendiri cukup beragam. Setiap bank memiliki kebijakannya masing-masing untuk itu. 

Namun, secara umum, rata-rata bank menyediakan tenor maksimal 12 bulan. 

Meski demikian, ada juga beberapa bank yang menawarkan tenor deposito hingga 24 bulan.

  1. Emas

Bagi Anda yang lebih tertarik dengan jenis investasi fisik dengan nilai intrinsik yang lebih jelas, emas bisa jadi pilihan yang cukup menarik. 

Sama halnya dengan deposito, risiko investasi emas juga rendah.

Nilainya cenderung stabil dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Jika ingin berinvestasi emas, sebaiknya pilih emas batangan. 

Berbeda dengan emas perhiasan, nilai emas batangan ini murni dinilai dari beratnya. 

Anda juga harus menyiapkan tempat untuk menyimpan emas yang sudah dibeli. 

Untuk penyimpanan sendiri, Anda bisa menyimpannya sendiri atau menyewa deposit box di bank.

Selain membeli di toko, Anda juga bisa berinvestasi emas lewat aplikasi. 

Di sini Anda tidak harus membeli emas batangan dengan berat minimal 0,5 gram atau mengeluarkan beberapa ratus ribu rupiah untuk memulai investasi emas. 

Jika dana yang tersedia memang masih terbatas maka Anda bahkan bisa membeli emas cukup dengan Rp 100.

  1. Properti

Investasi properti memiliki beberapa kesamaan dengan investasi emas. 

Ada benda fisik yang Anda beli di sini. Nilainya juga dipastikan terus mengalami peningkatan tanpa banyak fluktuasi. Selain itu, risikonya juga terbilang rendah.

Ada beberapa model investasi properti yang biasa digunakan. 

Cara yang paling sederhana adalah dengan membeli tanah, membangun properti di atasnya dan menjualnya saat harga dinilai sudah cukup tinggi. 

Sementara itu, untuk cara kedua, Anda bisa menyewakan properti untuk mendapatkan aliran pemasukan.

Jangan lupa untuk mempertimbangkan risiko seperti kerusakan bangunan.

Meski risiko investasi ini terbilang rendah, properti adalah aset yang bisa rusak oleh waktu. 

Anda harus merawatnya agar nilainya tetap terjaga. Biaya perawatan yang sudah dikeluarkan ini nantinya juga perlu dipertimbangkan saat hendak menjual properti.

Investasi properti tergolong sebagai investasi jangka panjang. 

Jadi, untuk mendapatkan return, Anda memang harus menahannya dalam waktu yang cukup panjang.

  1. Saham

Potensial namun berisiko tinggi, mungkin seperti itulah gambaran singkat mengenai investasi saham. 

Sebenarnya, saham merupakan bukti kepemilikan sebuah perusahaan.

Saat Anda membeli saham, pada dasarnya Anda membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya. 

Dengan demikian, semakin banyak saham yang Anda beli, semakin besar pula persentase kepemilikan perusahaan yang Anda dapatkan.

Return investasi saham biasanya berasal dari dividen dan pertumbuhan nilai saham itu sendiri. 

Dividen sendiri diambil dari return yang diperoleh perusahaan. Namun perlu dicatat, tidak semua perusahaan membagikan dividen kepada investornya.

Beberapa perusahaan justru memilih menggunakan return yang didapat untuk mengembangkan bisnisnya.

Jika dibandingkan dengan tiga jenis investasi sebelumnya maka risiko investasi saham terbilang yang paling tinggi. 

Butuh pemahaman dan analisis yang cukup mendalam sebelum memutuskan untuk membeli saham sebuah perusahaan. 

Namun, sebagai alternatif, saat ini ada reksa dana saham yang risikonya lebih rendah, tetapi memiliki potensi return mendekati investasi saham.

  1. Reksa Dana

Apa itu reksadana? Secara sederhana, reksa dana adalah sebuah instrumen investasi di mana dana dari beberapa investor dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi yang ada di pasar modal.

Reksa dana sendiri terbagi menjadi 5 jenis. Kelima jenis reksa dana ini meliputi reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran, dan reksa dana index.

Setiap jenis reksa dana memiliki potensi dan risiko yang berbeda beda. Untuk risiko terendah ada reksa dana pasar uang. 

Sementara itu, untuk potensi return terbesar dengan risiko yang juga tidak kalah tinggi, Ada bisa memilih reksa dana saham.

Instrumen investasi yang satu ini terbilang cukup populer di kalangan investor, khususnya para investor pemula yang memiliki keterbatasan dana. 

Namun, jika ingin membeli reksa dana, pastikan untuk memahami profil risiko Anda terlebih dahulu. 

Jika Anda ingin berinvestasi reksa dana, Anda dapat meninjau dan memilih produk reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan, profil risiko, preferensi dan pasar yang Anda inginkan.

  1. Peer to Peer (P2P) Lending 

Jenis investasi peer to peer lending tergolong masih cukup baru di Indonesia. 

Meski demikian, popularitasnya terus melejit seiring dengan kejelasan hukum dan kemudahan yang ditawarkannya.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perusahaan fintech lending yang menjalankan model bisnis ini.

Jumlah uang yang berputar dalam investasi peer to peer lending juga terus tumbuh.

Dalam peer to peer lending, pada dasarnya Anda meminjamkan sejumlah uang kepada pihak yang membutuhkan, baik itu individu ataupun badan usaha. 

Seperti pinjaman dari bank, return jenis investasi ini berasal dari bunga pinjaman yang telah disepakati bersama.

Suku bunga peer to peer lending ini terbilang cukup menarik. Banyak fintech lending yang menawarkan suku bunga pinjaman mencapai 18% per tahunnya.

Baca juga: Cara Investasi Bitcoin bagi Pemula dan Daftar Platform-nya

Selain itu, Anda juga bisa mulai berinvestasi peer to peer lending mulai dari Rp 100.000 saja.

Cara Menghindari Investasi yang Membuat Miskin

  1. Melakukan riset menyeluruh dan menambah ilmu sebelum berinvestasi

Melakukan riset sangat penting untuk menghindari investasi buruk yang dapat membuat kamu miskin. 

Dengan melakukan penelitian menyeluruh sebelum berinvestasi, kamu dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang peluang investasi yang tersedia serta potensi risiko dan keuntungannya.

Ini membantumu membuat keputusan berdasarkan informasi dan menghindari investasi yang cenderung mengakibatkan kerugian. 

Selain itu, ilmu juga sangat penting untuk memahami dasar-dasar investasi, seperti jenis investasi, sarana investasi, dan cara kerja pasar. 

Ilmu ini dapat membantu kamu mengidentifikasi sumber informasi yang kredibel dan membuat keputusan investasi yang tepat.

Singkatnya, penelitian dan ilmu memungkinkan kamu membuat keputusan berdasarkan informasi dan menghindari investasi yang cenderung membuat kamu miskin. 

Dengan menginvestasikan waktu untuk mempelajari dan memahami lanskap investasi, kamu dapat meningkatkan peluang untuk mencapai kesuksesan finansial jangka panjang.

Cara Menghindari Investasi yang Membuat Miskin

  1. Memahami risiko

Memahami risiko investasi sangat penting untuk menghindari investasi yang dapat membuat kamu miskin. 

Semua investasi datang dengan beberapa tingkat risiko, dan tidak semua risiko sama. 

Beberapa risiko melekat pada investasi, seperti risiko pasar atau risiko kredit, sementara yang lain mungkin khusus untuk investasi atau industri yang digelutinya. 

Dengan memahami berbagai jenis risiko investasi, kamu dapat mengembangkan strategi untuk mengelolanya secara efektif. 

Misalnya, jika Sobat Trader memahami risiko pasar, kamu dapat memilih untuk mendiversifikasi portofolio kamu di berbagai kelas aset atau mempertimbangkan investasi yang tidak terlalu bergejolak. 

Selain itu, mempertahankan strategi investasi jangka panjang dapat membantu mengelola risiko dengan menghindari pengambilan keputusan impulsif berdasarkan fluktuasi pasar jangka pendek.

Tidak hanya itu, mengelola risiko juga melibatkan penghindaran investasi yang curang atau menjanjikan keuntungan tinggi yang tidak realistis. 

Dengan memahami risiko ini dan mengidentifikasi tanda bahaya yang terkait dengannya, kamu dapat menghindari investasi dalam penipuan atau skema yang dapat menyebabkan kerugian yang signifikan.

Singkatnya, dengan mengidentifikasi dan mengelola risiko secara efektif, kamu memiliki posisi lebih baik untuk menghadapi gejolak pasar.

  1. Menghindari penipuan dan skema

Ada individu dan organisasi yang memanfaatkan investor yang tidak menaruh curiga dengan mempromosikan investasi curang atau skema yang menjanjikan pengembalian tinggi dengan risiko kecil.

Dengan mempelajari cara mengidentifikasi penipuan dan skema investasi ini, kamu dapat melindungi dirimu sendiri dari kerugian finansial yang dapat ditimbulkannya.

Beberapa tanda umum penipuan investasi, termasuk janji pengembalian yang berlebihan, taktik penjualan yang menekan, dan investasi yang tidak memiliki dokumentasi yang tepat atau tidak terdaftar di pihak berwenang.

Selain itu, kamu juga bisa mengecek legalitas dari perusahaan investasi dan melaporkan aktivitas penipuan yang dicurigai kepada otoritas terkait, sehingga membantu mencegah orang lain menjadi korban penipuan yang sama.

Singkatnya, dengan menghindari penipuan dan skemanya, kamu dapat fokus berinvestasi pada peluang sah yang memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk memberikan hasil positif. 

Ini juga dapat membantu kamu membangun kekayaan dalam jangka panjang dan menghindari investasi yang dapat menyebabkan kerugian yang signifikan. 

  1. Menghindari pengambilan keputusan secara emosional

Menghindari pengambilan keputusan secara emosional merupakan komponen penting untuk menghindari investasi yang dapat membuat miskin. 

Emosi dapat mengaburkan penilaian dan mengarah pada keputusan impulsif yang tidak didasarkan pada prinsip investasi yang sehat.

Misalnya, kamu menjadi terlalu percaya diri selama pasar bullish dan mengambil lebih banyak risiko daripada yang kamu mampu, atau kamu mungkin menjadi takut selama pasar bearish dan menjual investasi.

Dengan mengelola emosi dan membuat keputusan investasi yang rasional, kamu dapat menghindari perangkap ini dan membuat keputusan berdasarkan tujuan investasi, toleransi risiko, dan kondisi pasar.

Kamu bisa mengelola emosi dengan mengembangkan rencana investasi yang selaras dengan tujuan keuangan dan dengan tetap berpegang pada rencana ini melalui pasang surut pasar.

Dengan demikian, itu akan membantu kamu menghindari pengambilan keputusan impulsif berdasarkan fluktuasi pasar jangka pendek dan sebaliknya berfokus pada pencapaian tujuan investasi jangka panjang.

Singkatnya, dengan mengelola emosi dan membuat keputusan investasi yang rasional, kamu dapat mencapai kesuksesan finansial jangka panjang dan menghindari kerugian finansial yang diakibatkan oleh keputusan impulsif berdasarkan emosi.

  1. Cari broker atau perusahaan pialang terpercaya

Mencari broker atau perusahaan pialang terpercaya adalah komponen penting untuk menghindari investasi yang dapat membuat miskin. 

Pialang terpercaya dapat memberimu akses ke berbagai peluang investasi, memastikan kepatuhan terhadap persyaratan peraturan, dan melindungi investor dari aktivitas penipuan.

Perusahaan pialang terpercaya harus sudah terdaftar di otoritas yang bersangkutan, seperti Bappebti, dan mematuhi standar kepatuhan yang ketat.

Mereka juga harus memiliki rekam jejak dalam menyediakan praktik perdagangan yang transparan dan adil, eksekusi perdagangan yang andal, serta pelaporan aktivitas investasi yang tepat waktu dan akurat.

Selain itu, broker terpercaya dapat memberimu akses ke analisis peluang investasi, membantumu membuat keputusan investasi berdasarkan data dan analisis objektif.

Singkatnya, dengan bekerja sama dengan perusahaan pialang terpercaya, kamu dapat memperoleh akses ke berbagai peluang investasi, memastikan kepatuhan terhadap persyaratan peraturan, dan melindungi diri dari aktivitas penipuan.

Baca juga: Tutorial Investasi Crypto, Kenali Jenis-jenis Koinnya di Sini

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Exit mobile version