JAKARTA, duniafintech.com – Cara menghitung obligasi perlu dipahami oleh mereka yang memilih menggunakan instrumen investasi yang satu ini.
Tujuannya adalah agar para investor, khususnya pemula, yang ingin memperkirakan keuntungan yang bisa diperoleh saat menyimpan uangnya dalam bentuk surat utang alias obligasi, dapat memahami cara perhitungannya.
Berikut ini ulasan selengkapnya, seperti dinukil dari Qoala.
Baca juga: Keuntungan Obligasi Korporasi dan Bedanya dengan Obligasi Pemerintah
Pengertian Obligasi
Obligasi pada dasarnya adalah surat utang yang dikeluarkan oleh pihak yang berutang kepada yang berpiutang. Di samping itu, obligasi pun bisa berarti surat berharga yang memiliki jangka waktu menengah dan panjang yang berisi pengakuan utang dari penerbit dan bisa diperjual belikan.
Dalam pengertian lainnya, ini adalah surat utang yang dapat diperjualbelikan di mana orang yang membeli akan memperoleh keuntungan dalam bentuk bunga nantinya. Adapun surat berharga berjangka waktu ini dapat dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan untuk membantu pembiayaan. Lazimnya, tercantum tanggal jatuh tempo pembayaran utang beserta bunganya di dalam obligasi.
Cara Menghitung Obligasi
Bagi investor, tentunya penting untuk mengetahui cara menghitung obligasi. Adapun kemampuan ini penting untuk membuatmu lebih maksimal dalam menghitung keuntungan yang bisa diperoleh. Di bawah ini penjelasan selengkapnya.
Cara menghitung obligasi yang dijual pada harga diskonto
- Cari nilai Diskonto
Diskonto adalah selisih antara nilai nominal (face value) dengan harga jual obligasi. Dengan demikian, kamu dapat menghitung nilai diskonto dengan rumus:
Diskonto = Nilai Nominal – Harga jual obligasi
Adapun nilai nominal adalah nilai obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, sedangkan harga jual harus kamu perhitungkan dulu karena dipengaruhi oleh suku bunga yang berlaku saat penjualan terjadi.
Berikut ini cara penggunaan rumus di atas dalam contoh soal obligasi dan jawabannya.
Contoh soal:
Misalnya PT Ingin Jaya Abadi menerbitkan obligasi dengan jangka waktu jatuh tempo dalam 5 tahun sebesar Rp 6.000.000 dan bunga 10% dibayar setiap pertengahan tahun (6 bulan). Jika bunga pasar ketika terjadi penjualan adalah 12%, berapa harga diskonto-nya?
Jawaban:
Dari contoh soal di atas, kamu bisa menarik beberapa kesimpulan, yaitu:
Bunga dibayarkan setiap pertengahan tahun sehingga tingkat bunga nominal di setiap periodenya adalah 6% (di dapat dari 12% dibagi 2).
Jumlah periodenya adalah 10 periode (2 periode x 5 tahun).
Pembayaran bunga per periode adalah Rp 300.000 (Rp 6.000.000 x 5%).
Seperti diketahui bahwa harga jual obligasi adalah selisih antara nilai nominal sekarang dengan nilai sekarang dari pembayaran bunga (coupon payment). Maka cara menghitung nilai diskonto obligasi adalah dengan rumus:
Harga jual obligasi = nilai sekarang pokok obligasi + nilai sekarang bunga.
Pertama, kita akan mencari nilai nominal sekarang. Nilai nominal sekarang adalah hasil kali antara nilai nominal obligasi dengan nilai sekarang faktor bunga (present value interest factor alias PVIF). Karena kita belum tahu berapa nilai PVIF, maka kita harus mencarinya dulu dengan rumus:
PVIF = 1 : (1+r)^t
r = tingkat bunga pasar pada setiap periode
t = jumlah periode
PVIF=1 : (1+0,06)^10 = 0,5586
Nah sekarang kita sudah tahu bahwa nilai PVIF adalah 0,05586, maka Nilai nominal sekarang adalah Rp6.000.000 x 0,5586 = Rp3.351.600.
Kedua, kita harus mencari nilai sekarang dari pembayaran bunga. Kamu bisa menghitungnya dengan mengalikan jumlah pembayaran bunga dengan faktor nilai sekarang dari ordinary annuity (present value of ordinary annuity alias PVOA).
Karena kita belum tahu nilai PVOA, maka kita cari dulu dengan rumus:
PVOA + (1 – (1 : (1+r)^t)) : r
PVOA = (1 – (1 : (1+0,06)^10)) : 0,06 = 7,3567
Nah sekarang kamu sudah mendapat nilai PVOA, yaitu 7,360. Untuk mendapatkan nilai sekarang dari bunga, kamu tinggal kalikan jumlah pembayaran bunga dengan PVOA. Maka perhitungannya menjadi:
Rp 300.000 x 7,3567 = Rp2.207.010
Harga jual obligasi = nilai sekarang pokok obligasi + nilai sekarang bunga.
Rp3.351.600+ Rp2.207.010= Rp5.558.610
Sekarang kamu sudah mendapatkan harga jual obligasi, tinggal mencari nilai diskonto. Silakan gunakan rumus di awal tadi:
Diskonto = Nilai Nominal – Harga jual obligasi
Diskonto = Rp6.000.000 – Rp5.558.610 = Rp 441.390,-
- Menghitung pembayaran bunga pada tiap periode
Untuk diketahui, pembayaran bunga di setiap periode adalah jumlah keuntungan yang diterima investor pada tiap periode. Tentunya, sebagai investor, kamu perlu menguasai cara perhitungannya.
Kamu bisa mencari jumlah pembayaran bunga di tiap periode dengan mengalikan jumlah pembayaran bunga dengan nilai nominal obligasi.
Pembayaran bunga tiap periode = Pembayaran bunga x nilai nominal obligasi
Kita akan menggunakan kembali contoh soal di atas. Pada contoh soal di atas sudah diperlihatkan bagaimana caranya mencari nilai pembayaran bunga, yaitu:
5% (10% : 2 pembayaran per tahun = 5%)
Sementara itu, nilai nominal obligasinya adalah Rp6.000.000. Maka bunga yang dibayarkan tiap periodenya adalah
Rp6.000.000 x 0,05 = Rp300.000
- Hitung beban bunga efektif total pada setiap periode
Obligasi yang dijual pada harga diskonto membuat tingkat bunga pasar pada tanggal penerbitan obligasi menjadi tingkat bunga efektif untuk obligasi. Cara menghitung beban bunga efektif ini, kamu bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Beban bunga total = nilai sekarang obligasi x tingkat bunga efektif setiap periode
Kembali ke contoh di atas, penerapan dari rumus ini bisa kamu lakukan sebagai berikut:
Nilai sekarang dari obligasi pada saat penerbitannya adalah Rp5.558.610. Nah seperti rumus di atas, untuk mencari beban bunga total kamu tinggal mengalikan nilai sekarang obligasi tersebut dengan tingkat bunga efektif per periode, maka nilainya adalah
Rp5.558.610 x 0,06 = Rp333.516
- Catat jumlah bunga yang dibayarkan serta amortisasi diskonto
Pada contoh di atas, obligasi yang diterbitkan pada harga diskonto membuat kamu membayar bunga efektif Rp333.516. Akan tetapi, jumlah bunga yang akan dibayarkan padamu dan amortisasi diskonto harus dicatat secara terpisah pada laporan keuangan bulanan investor.
Pencatatan bisa dilakukan dengan cara, penulisan beban bunga efektif total, yakni Rp333.516 dilakukan pada kolom debit dan jumlah pembayaran bunga pada investor, yaitu Rp 300.000 pada bagian kas kredit.
Sementara itu, beban amortisasi diskonto pada periode ini, yaitu Rp333.516 – Rp300.000 = Rp33.516 ditulis pada kolom kredit.
- Verifikasi nilai sekarang akhir (ending present value) obligasi
Kemudian, kamu harus hitung ulang nilai saat ini dari obligasi itu. Cara menghitungnya, yakni dengan menambahkan nilai sekarang awal dengan amortisasi. Nantinya, nilai sekarang akhir obligasi dari periode ini akan dipakai untuk nilai sekarang awal obligasi di periode berikutnya ketika kamu menghitung beban bunga total kembali.
Contoh perhitungan nilai sekarang akhir obligasi adalah:
Nilai sekarang awal obligasi untuk periode ini adalah Rp5.558.610
Sementara nilai Amortisasi diskonto pada periode ini adalah Rp33.516
Maka perhitungan nilai sekarang akhir obligasi untuk periode ini adalah
Rp5.558.610 + Rp33.516 = Rp 5.592.126.
Saat kamu akan menghitung beban bunga efektif berikutnya, kamu harus menggunakan Rp 5.592.126 sebagai nilai sekarang awal.
Cara menghitung obligasi yang dijual pada harga premi
- Tentukan harga premi obligasi
Saat nilai bunga pasar lebih rendah ketimbang bunga nominal, obligasi yang dijual akan menerapkan harga premi. Itu berarti, obligasi melewati nilai nominal/ nilai pari.
Adapun harga premi ini menjadi cara yang sering digunakan oleh para investor untuk melakukan kompensasi selisih antara bunga nominal dengan bunga pasar. Berikut ini rumus dan contohnya.
Contoh Soal:
PT Ingin Jaya Abadi menerbitkan obligasi dengan jangka waktu jatuh tempo 5 tahun sebesar Rp6.000.000 dan bunga 10% yang dibayar per setengah tahunan (setiap 6 bulan). Karena tingkat bunga pasar saat diterbitkan adalah 8% maka Obligasi diterbitkan pada harga premi. Bagaimana cara menghitung obligasi ini?
Jawaban:
Dari contoh soal di atas, diketahui bahwa harga jual obligasi adalah nilai sekarang dari nilai pokok obligasi ditambah dengan nilai sekarang dari pembayaran bunga. Sementara premi merupakan selisih antara harga jual obligasi dan nilai nominalnya. Cara menghitung obligasi dengan harga premi adalah sebagai berikut:
Bunga dibayarkan tiap setengah tahunan sehingga tingkat bunga pasar pada setiap periode adalah 4% (berasal dari 8% dibagi 2).
Jumlah periode pembayaran bunga adalah 10 (2 periode setahun x 5 tahun).
Jumlah pembayaran bunga per periode adalah Rp300.000 (Rp6.000.000 x 5%).
Perhitungan nilai sekarang dari nilai pokok obligasi bisa dilakukan dengan mengalikan nilai nominal obligasi dengan PVIF.
Karena kita belum tahu PVIF-nya, kita harus mencarinya dulu. Rumusnya sama dengan rumus pada cara menghitung obligasi yang dijual pada harga diskonto yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu:
PVIF = 1/(1+r)^t
r = tingkat bunga pasar per periode
t = jumlah periode
PVIF=1/(1+0,04)^10 = 0,6757
Setelah mengetahui PVIF tinggal kalikan dengan nilai nominal obligasi untuk mendapatkan nilai pokok obligasi, jadi perhitungannya adalah sebagai berikut:
Nilai sekarang dari nilai pokok obligasi = Rp6.000.000 x 0,6757 = Rp4.054.200
Setelah mendapatkan nilai sekarang dari nilai pokok obligasi, maka selanjutnya kita harus menghitung nilai sekarang dari pembayaran bunga. Perhitungannya dapat dilakukan dengan cara mengalikan jumlah pembayaran bunga nominal dengan present value of ordinary annuity atau disingkat (PVOA).
Karena kita belum mengetahui nilai PVOA, maka kita harus mencari dengan rumus mencari PVOA yang sama dengan cara menghitung obligasi yang dijual pada harga diskonto sebelumnya. yaitu:
PVOA = (1 – (1 / (1 + r)^t)) / r
(1 – (1 / (1 + 0,04)^10)) / 0,06 = 0,2643
Rp300.000 x 5,405 = Rp1.621.500
Sekarang tinggal mencari harga jual obligasi yang bisa kamu hitung dengan menambahkan nilai sekarang pokok obligasi dan nilai sekarang bunga. Maka hitungannya menjadi
Rp4.054.200 + Rp1.621.500 = Rp5.675.700
Premi obligasi adalah sebanyak Rp6.000.000 – Rp5.675.700 = Rp324.300
- Hitung pembayaran bunga di setiap periode
Adapun pembayaran bunga di setiap periode merupakan jumlah keuntungan yang akan diterima investor pada setiap periode. Cara menghitungnya, yakni dengan mengalikan jumlah pembayaran bunga dengan nilai nominal obligasi.
Pada contoh di atas, pembayaran bunga pada setiap periodenya adalah 5%, di dapat dari 10% dibagi dua kali pembayaran per tahun. Sementara itu nilai nominal obligasi adalah Rp6.000.000. Maka bunga yang akan dibayarkan padamu adalah.
Rp6.000.000 x 0,05 = Rp300.000,-
Jadi, keuntungan sebagai investor dari bunga yang dibayarkan setiap periode adalah Rp300.000
- Cara hitung beban bunga efektif total pada tiap periode
Ketika Obligasi dijual pada harga premi, maka tingkat bunga efektif yang dipakai adalah tingkat bunga pasar pada saat penerbitan dilakukan. Cara menghitungnya adalah dengan rumus:
Beban bunga total = nilai sekarang obligasi x tingkat bunga efektif
Beban ini selalu dihitung untuk setiap periode. Jika mengacu pada contoh di atas, Nilai sekarang obligasi saat surat berharga tersebut diterbitkan adalah Rp4.054.200, maka beban bunga efektifnya menjadi:
Beban bunga total = nilai sekarang obligasi x tingkat bunga efektif per periode
Rp5.675.700 x 0,04 = Rp227.028,-
- Catat jumlah bunga yang dibayarkan serta amortisasi premi
Saat obligasi diterbitkan pada harga premi, kamu mesti membayarkan bunga efektif sejumlah Rp227.028. Namun, kamu perlu mencatat jumlah bunga yang dibayarkan pada investor dan amortisasi premi secara terpisah dalam laporan keuangan bulanan.
Pencatatan bisa kamu lakukan sebagai berikut:
Jumlah beban bunga efektif adalah Rp227.028 ditulis pada kolom debit.
Jumlah pembayaran bunga pada investor, yakni sebesar Rp300.000 ditulis pada kolom kas kredit.
Beban amortisasi premi pada periode ini yaitu Rp300.000 – Rp227.028 = Rp72.972 ditulis pada kolom debit.
- Lakukan verifikasi nilai sekarang akhir obligasi
Untuk tahap terakhir, yaitu kamu bisa melakukan verifikasi terhadap nilai sekarang akhir obligasi. Kamu dapat melakukannya dengan melihat selisih antara nilai sekarang awal obligasi di periode ini dengan amortisasi yang dicatat untuk periode ini.
Saat kembali menghitung beban bunga total, nilai sekarang akhir obligasi dari periode ini harus kamu gunakan untuk nilai sekarang awal obligasi di periode berikutnya. Pada contoh di atas, perhitungan bisa dilakukan sebagai berikut:
Nilai sekarang awal obligasi untuk periode ini sebesar Rp5.675.700. Sementara Amortisasi premi pada periode ini sebesar Rp72.972. Maka nilai sekarang akhir obligasi untuk periode ini adalah Rp5.675.700 – Rp72.972 = Rp5.602.725.
Selanjutnya, Rp5.602.725 harus kamu pakai sebagai nilai sekarang awal saat menghitung beban bunga efektif pada periode berikutnya.
Baca juga: Jenis Obligasi Syariah: Pengertian hingga Karakteristiknya
Cara menghitung obligasi yang dijual pada harga nominal
- Ketahui nilai nominal obligasi dan tingkat bunga nominal
Obligasi yang diterbitkan pada harga nominal berarti harga jual surat utang tersebut sama dengan nilai pokok obligasi. Selain itu, imbal hasil dari obligasi alias yield nilainya sama dengan tingkat bunga.
Oleh sebab itu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tahu harga nominal obligasi dan tingkat bunga nominalnya.
Contoh Soal:
PT Ingin Jaya Abadi menerbitkan obligasi bertempo 5 tahun dengan nilai pokok Rp6.000.000 juta, bunga 10% yang dibayarkan per setengah tahun(6 bulan). Tingkat bunga pasar saat itu adalah 10% sehingga obligasi ini diterbitkan pada harga nominal.
Jawaban:
Karena pembayaran Bunga dilakukan tiap per setengah tahun sehingga tingkat bunga nominal menjadi 10% dibagi 2, yaitu 5% dan tingkat bunga pasar juga sama dengan 10%/2, yaitu 5%.
Karena ada 2 periode tiap tahun, jumlah periode adalah 10.
- Hitung pembayaran bunga pada tiap periode
Adapun cara menghitung pembayaran bunga di setiap periode untuk obligasi yang diterbitkan pada harga nominal ini sangat mudah. Kamu bisa menghitungnya dengan mengalikan nilai nominal dengan tingkat bunga nominal setiap periode.
Dari contoh di atas, kita sudah ketahui bahwa nilai nominal obligasi adalah Rp6.000.000, sementara tingkat bunga nominalnya 5%.
Rp6.000.000 x 0,05 = Rp300.000.
Dengan demikian, bunga yang dibayarkan pada investor tiap periode adalah Rp300.000.
- Catat beban bunga total
Obligasi yang dijual pada harga nominal juga membuat pencatatan jurnal menjadi cukup sederhana. Kamu tidak harus menuliskan amortisasi premi ataupun diskonto pada laporan bulanan. Yang perlu dilakukan hanyalah:
Mencatat beban bunga, yaitu Rp300.000 pada kolom debit
Kas sebesar Rp300.000 pada kolom kredit.
Cara hitung obligasi dan bunganya
Di samping berbagai metode di atas, juga ada 5 cara lainnya untuk menghitung obligasi, dengan ulasan sebagai berikut.
- Nominal Yield
Ini adalah keuntungan berupa bunga kupon tahunan untuk pemegang obligasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nominal Yield adalah:
Tingkat Kupon = Penghasilan Bunga : Nilai Nominal.
- Current Yield
Current yield adalah keuntungan bunga kupon tahunan (nominal Yield) dibagi dengan harga pasar obligasi. Rumus untuk menghitung nilai dari current yield adalah:
Current Yield = Penghasilan Bunga Tahunan (Tingkat kupon) : Harga Pasar Obligasi.
- Yield to Maturity (YTM)
Yield to maturity (YTM) adalah tingkat return majemuk yang akan dikembalikan pada investor jika ia menahan obligasi hingga menginjak jatuh tempo.
YTM menjadi ukuran yield yang paling umum digunakan sebab bisa merepresentasikan return dengan tingkat bunga majemuk (compounded rate of return) yang diharapkan para investor. Untuk cara menghitung YTM, bisa kamu lakukan dengan cara sebagai berikut:
YTM = (INT + ((M-PV) / n)) : (M + PV) / 2
Keterangan:
INT = Nilai Kupon
M = Maturity value/nilai pari (par value)
PV = Harga obligasi sekarang
N = jangka waktu jatuh tempo
- Yield to Call (YTC)
Ini merupakan variable yield yang diperoleh dari obligasi yang dapat dibeli kembali. Biasanya, obligasi seperti ini memperbolehkan emiten untuk melunasi atau membeli obligasi sebelum masa jatuh tempo.
Rumus yang digunakan untuk menghitung YTC adalah:
YTC = (AI + (CP – MP) / NYC)) / ((CP + MP) / 2)
Keterangan:
MP = Harga Obligasi sekarang
NYC (Number of years to call) = jumlah tahun hingga yield to call terdekat
AI (Annual interest) = pendapatan kupon tiap tahun
CP (Call Price) = call price obligasi
- Realized Yield
Realized yield merupakan tingkat return obligasi yang diharapkan investor. Ini juga bisa dipakai dengan mengestimasikan tingkat return yang bisa didapat investor menggunakan strategi investasi trading.
Sekian ulasan tentang cara menghitung obligasi yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Tiga Multifinance Ini Mulai Terbitkan Obligasi pada Awal Tahun
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com