JAKARTA, duniafintech.com – Cara staking crypto berikut ini mesti Anda ketahui. Staking crypto ini dapat menghasilkan passive income lho.
Sebagai salah satu aktivitas dalam dunia cryptocurrency, staking kini cukup populer. Melansir Finansialku, fitur ini mewajibkan Anda menyimpan aset di dalam e-wallet dengan konsensus algoritma proof-of-stake (PoS) dalam jangka waktu tertentu.
Pelaku staking kripto biasanya disebut validator. Validator akan diberi imbalan jika berhasil memvalidasi transaksi tersebut. Setiap blockchain PoS memiliki aturan untuk validator.
Baca juga: Memahami Apa Itu Lightning Crypto, Sejarah Hingga Prediksi Masa Depannya
Beberapa PoS menentukan aturan dengan memperhitungkan periode penguncian aset dengan batas minimum waktu tertentu. PoS melakukan validasi aktual dan membagikan imbalan ke validator berdasarkan aturan dan algoritma. Nominal imbalan dihitung berdasarkan jumlah aset yang dikunci.
Misalnya, node menyetorkan aset kripto ke jaringan dan menguncinya di dalam blockchain PoS. Jika blok baru berhasil dibentuk, maka validator menerima imbalan. Semakin banyak dan lama penguncian aset, maka imbalan yang diterima makin besar pula.
Validator perlu memiliki atau menyediakan layanan yang stabil agar blockchain bekerja efisien. Salah satu upayanya dengan memotong bunga aset kripto yang curang. Biasanya, pemotongan dilakukan langsung oleh blockchain.
Jika Anda ingin memiliki passive income dari mata uang digital, maka staking crypto bisa dipilih. Meski sekilas terlihat seperti deposito yang selalu menguntungkan, pengertian staking kripto tetap memiliki risiko.
Sebelum melakukannya, sebaiknya memeriksa platform yang dipakai betul-betul secure. Hal ini karena dalam jangka waktu yang ditetapkan, Anda tidak dapat mengakses aset, termasuk menjualnya.
Jika tidak dipertimbangkan matang-matang, tentu ada potensi kerugian dimana Anda kehilangan momentum ketika harga kripto naik. Begitu pun jika harga turun, Anda tidak dapat melakukan cut loss.
Cara Melakukan Stalking Crypto
Berikut ini cara staking crypto:
1. Riset
Untuk melakukan staking, hal yang pertama kamu lakukan untuk staking adalah riset. Kamu perlu mengetahui cara kerja staking baik itu keuntungan dan risikonya.
Kamu juga perlu mengetahui aset crypto mana yang bisa di staking atau tidak, sebab aset yang menggunakan mekanisme proof of stake, sebab aset dengan mekanisme proof of work tidak bisa untuk staking.
2. Tentukan Aset Kripto
Pilih aset crypto yang ingin distaking, kamu bisa melihat di coinmarketcap.com untuk mengetahui aset kripto yang populer, kamu juga bisa mencari tahu jumlah minimal aset kripto yang perlu distaking untuk mempersiapkan dana.
3. Siapkan Dana
Jika kamu sudah menentukan aset crypto yang ingin di-staking, dan mengetahui jumlah minimalnya. Langkah selanjutnya adalah siapkan dana untuk membeli aset tersebut.
Baca juga: Penipuan Kripto Terjadi Lagi, Hanya Inilah Crypto Exchange Terdaftar Bapebbti yang Wajib Diketahui
Perhatikan persyaratan minimum untuk dipertaruhkan, misalnya jumlah minimal dan maksimal yang dapat dikunci, rentang waktu mengunci aset, hadiah atau reward yang dapat diambil dan lain-lain.
4. Pilih Staking Pool
Cara paling mudah untuk staking adalah menggunakan staking di exchange atau staking pool.
Kamu bisa menemukan ragam bursa dan pool yang membuka layanan ini di Coinmarketcap atau berselancar di internet, pastikan kamu memilih tempat staking yang aman, bereputasi baik, dan terjamin.
Keuntungan Staking Kripto
Adapun keuntungan staking kripto di antaranya:
1. Mudah
Daripada trading, staking lebih mudah dilakukan. Sebab kamu hanya perlu menyetorkan sejumlah crypto dan menunggu beberapa waktu agar bisa menikmati keuntungannya. Hal ini tentu berbeda dengan trading yang membutuhkan kemampuan analisa teknikal yang cukup sulit dipahami dalam waktu singkat.
2. Risiko Lebih Kecil
Staking crypto memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan trading atau mining, kamu hanya perlu menyiapkan sejumlah modal, makin besar modal maka makin besar pula pendapatan yang diperoleh. Selain itu staking tidak membutuhkan ponsel atau komputer dengan spesifikasi tinggi
3. Tidak menyita waktu
Jika kamu trader harian, pasti sudah mengetahui jika trading cukup menyita waktu karena kamu harus menaruh perhatian dan fokus penuh kepada pergerakan pasar.
Hal ini berbeda dengan staking yang tidak perlu dipantau setiap waktu, kamu cukup pantau sesuai dengan waktu pemberian keuntungan yang dicantumkan oleh staking pool atau exchange yang kamu gunakan untuk staking.
Proses ini dianggap sebagai cara yang lebih murah dan tidak berisiko mengambil bagian dalam proses validasi jaringan blockchain.
Selain itu, ini adalah cara yang hemat energi dan ramah lingkungan yang berpotensi menghasilkan pendapatan tambahan di pasar aset digital.
Itulah penjelasan mengenai pengertian hingga cara Staking crypto yang merupakan alternatif untuk memperoleh pendapatan dari aset mata uang digital ini.
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.
Baca juga: Apa Itu Sandbox Crypto? Begini Pengertian Hingga Cara Kerjanya
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada