Site icon Dunia Fintech

Panduan Cara Menghitung Cash Flow Investasi Bisnis

cara menghitung cash flow investasi

Mengetahui cara menghitung cash flow investasi di dalam bisnis menjadi hal yang sangat penting sebab manajemen keuangan bisnis sangat diperlukan agar bisnis mendapatkan laba. Hal itu karena berbisnis dan berinvestasi memang bukan hanya tentang kemampuan bisnis, melainkan juga kemampuan mengatur keuangan.

Adapun cash flow atau arus kas yang tidak diatur dengan baik akan membuat sebuah bisnis dapat menderita kerugian atau bahkan kebangkrutan. Karena itu, di bawah ini akan dipaparkan sejumlah tips terkait cara membuat dan juga perhitungan arus kas di dalam investasi bisnis, berikut contohnya.

Sekilas tentang Cash Flow Investasi

Cash flow secara harfiah berasal dari dua suku kata dalam bahasa Inggris, yaitu cash yang berarti uang dan flow yang berarti aliran. Karena itu, dapat diartikan secara sederhana bahwa cash flow adalah aliran uang.

Akan tetatapi, dalam bisnis dan investasi, cash flow adalah suatu laporan keuangan yang berisi pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi, dan kegiatan transaksi pembiayaan atau pendanaan, serta kenaikan atau penurunan bersih pada kas dalam suatu perusahaan dalam satu periode.

Tujuan utama dari pembuatan laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode. Adapun pelaporan sumber daya, tujuan pemakaian, dan kenaikan ataupun penurunan bersih kas selama periode itu bisa membantu baik investor, kreditor, dan pihak-pihak lain untuk mengetahui apa yang terjadi terhadap sumber daya perusahaan yang paling likuid.

Fungsi Cash Flow Investasi

Cash flow pada dasarnya punya fungsi untuk melihat aliran uang yang terjadi pada periode waktu tertentu. Adapun setiap waktu atau periode memiliki uang dengan nilai yang berbeda sebab kemungkinan nominal uang Anda bisa naik atau turun seiring bertambahnya waktu. Fungsi lainnya adalah sebagai berikut:

  1. Likuiditas

Fungsi likuiditas di sini berarti dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan bisnis sehari-hari dan bisa dicairkan dalam waktu singkat dan relatif tanpa ada pengurangan dari investasi awal.

Dana yang mudah dicairkan ini bisa berguna apabila dalam keadaan darurat atau hal-hal penting yang membutuhkan dana di luar anggaran yang sudah ditentukan.

  1. Sebagai Anti-Inflasi

Fungsi cash flow berikutnya, yakni sebagai anti inflasi sehingga dana yang disimpan bertujuan untuk menghindari risiko penurunan pada daya beli pada masa mendatang yang bisa dicairkan dengan relatif cepat.

  1. Capital Growth Jangka Panjang

Fungsi selanjutnya adalah cash flow investasi dapat dipakai sebagai capital growth untuk jangka panjang, yang maksudnya adalah dana yang dimiliki oleh perusahaan diperuntukkan sebagai penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu yang relatif panjang sehingga dengan cara ini tentu saja bisnis Anda dapat terhindar dari risiko kerugian atau bahkan kebangkrutan.

Aliran Arus Kas Investasi

Sebagaimana artinya, cash flow tentu saja punya aliran uangnya tersendiri. Terdapat 2 aliran cash flow yang bisa tercatat, yakni:

  1. Cash In Flow

Cash-in flow adalah aliran uang yang terjadi dari aktivitas transaksi yang melahirkan keuntungan uang atau dalam bahasa yang lebih ringkas: penerimaan uang. Cash-in flow ini adalah aliran uang yang masuk, yang dapat berasal dari:

  1. Cash Out Flow

Cash-out flow merupakan aliran uang yang terjadi dari aktivitas transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran uang. Sederhananya, cash-out flow adalah aliran uang yang keluar, yang dapat berasal dari:

  1. Initial Cash Flow (Aliran uang awal)

Selanjutnya adalah aliran uang awal atau initial cash flow, yaitu aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi. Contohnya, pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan lain-lain.

Aliran kas awal ini bisa disebut termasuk aliran cash out atau aliran kas keluar. Alur uang yang masuk berhubungan dengan pengeluaran untuk keperluan investasi, misalnya pembelian tanah, pembangunan pabrik, dan termasuk pula kebutuhan dana untuk keperluan modal kerja. Biasanya, initial cash flow dipakai untuk keperluan awal investasi.

  1. Operational Cash Flow (Aliran uang operasional)

Aliran cash flow untuk investasi yang berikutnya adalah operational cash flow atau yang disebut dengan aliran uang operasional, yaitu aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek, seperti penjualan, biaya umum, dan juga administrasi.

Oleh sebab itu, aliran kas operasional pun bisa disebut sebagai aliran kas masuk (cash in flow) dan juga aliran kas keluar (cash-out flow). Biasanya, aliran kas operasional ini dipakai untuk menutup investasi dan biasanya diterima setiap tahun selama ada investasi yang berupa aliran kas bersih dan terkadang cash flow ini yang lebih sering dikenal dengan cash flow pada umumnya.

  1. Terminal Cash Flow (Aliran uang akhir)

Kemudian ada pula terminal cash flow atau aliran uang akhir, yakni aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu), misalnya sisa modal kerja ataupun penjualan peralatan proyek.

Cara Membuat Cash Flow

Setelah memahami pengertian cash flow investasi di atas, kini saatnya untuk membahas cara membuat laporan arus kas untuk bisnis dengan benar.

  1. Rumus Menghitung Cash Flow

Terdapat 2 cara untuk menghitung cash flow, yaitu:

Adapun cara ini dilakukan jika bisnis atau usaha itu dibiayai dengan modal sendiri tanpa pinjaman mau utang dari pihak lain. Penyusutan dihitung juga sebab tidak termasuk pengeluaran tunai dan penyusutan bisa timbul ketika aktiva tetap dibeli.

Untuk cara yang satu ini dilakukan jika bisnis atau usaha yang Anda miliki dibiayai dengan modal dari pinjaman pihak lain.

Dalam membuat dan menyusun cash flow, Anda harus memuat tiga bagian utama berikut ini:

Setelah mengetahui cara menghitung cash flow investasi di atas, Anda kini memahami bawah laporan arus kas bisa melindungi bisnis Anda kamu jalankan dari risiko gulung tikar. Karena itu, sangat penting untuk membuat laporan arus kas ini agar bisnis Anda terhindar dari risiko-risiko besar pada masa mendatang.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version