JAKARTA, duniafintech.com – Petugas Kesehatan Haji diminta untuk dapat mengedukasi, baik diri sendiri maupun calon jamaah haji untuk menjaga diri agar selalu terhidrasi dengan baik. Terutama pada saat menjalankan Ibadah Haji di Arab Saudi nantinya.
Koordinator Promosi Kesehatan PPIH Bidang Kesehatan, dr Edi Supriyatna mengatakan bahwa perbedaan suhu yang ekstrem, ditambah kelembaban yang rendah di Arab Saudi, menimbulkan potensi dehidrasi bagi jamaah haji.
Menurut Edi kondisi tersebut dapat mengarah pada situasi yang lebih parah yaitu heat exhausted bahkan heat stroke.
Sehingga asupan mineral yang cukup menjadi kunci penting menjaga jemaah haji tetap terhidrasi dengan baik.
“Kunci dehidrasi adalah mineral loss, jadi, harus minum air yang dicampur elektrolit, jangan tunggu haus,” ujar dr Edi, dilansir dari Liputan6.com, Senin (30/5/2022).
Hal ini disampaikan Edi pada rapat koordinasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Bidang Kesehatan pada Kamis (26/5).
Fungsi elektrolit dalam hal ini, kata Edi, bukan sebagai obat diare melainkan sebagai pengganti mineral yang hilang selama menjalankan aktivitas di tengah cuaca yang sangat terik dan minim kelembaban.
Konsumsi elektrolit dilakukan setelah jamaah haji melakukan aktivitas di luar hotel, dengan mencampurkan 1 sachet oralit dengan 600 ml air.
Selain itu jemaah juga diminta untuk minum air lima hingga enam botol sehari dengan takaran 600 ml air setiap botolnya.
Lebih lanjut Edi, mengatakan, calon jamaah haji diminta menghindari pajanan sinar matahari langsung dengan lengkapi diri dengan alat pelindung diri (APD), salah satunya dengan menggunakan topi dengan bibir (pinggiran) yang lebar sehingga kepala bisa terhindar dari sengatan langsung.
Jamaah Haji Harus Sering-Sering Semprot Tubuh dengan Air
Lebih lanjut Edi mengimbau agar jamaah haji sering menyemprot bagian tubuh yang terpapar pajanan matahari langsung, terutama muka dan tangan saat ibadah haji.
Jamaah juga diminta untuk menggunakan pakaian yang longgar dan mudah menyerap keringat, serta selalu menggunakan alas kaki saat bepergian.
“Edukasi ini harus dijalankan mulai dari sekarang, sebelum jemaah haji berangkat,” kata Edi.
Baca juga: Peringatan Keras dari Jokowi, APBN dan APBD Tak Boleh Beli Barang Impor!
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, Budi Sylvana, mengatakan bahwa pada ibadah haji 2022 suhu di Arab Saudi bisa mencapai 43 derajat Celsius.
Cuaca panas ekstrem bisa berimbas pada kesehatan jamaah haji yang menyebabkan heat stroke yang bisa berujung kematian.
Maka dari itu Budi mengingatkan kepada para petugas haji untuk memiliki jiwa edukasi kesehatan. Jangan sampai ada tingkat kematian yang tinggi pada jemaah haji seperti di 2017 yang mencapai 645 kasus.
“Jangan sampai kejadian di tahun 2017 terulang, kematian melonjak tajam karena suhu sangat tinggi,” kata Budi.
“Promosi kesehatan menjadi penting dan vital fungsinya. Saya ingin semua petugas PPIH bisa membuktikan diri mampu melakukan edukasi dan promosi kesehatan,” Budi menambahkan.
Cegah Heat Stroke, Lakukan Hal ini
Suhu tinggi di Arab Saudi petugas dan jemaah haji rentan alami heat stroke atau serangan panas. Maka dari itu pastikan petugas dan jemaah yang berangkat ke Tanah Suci mengenali tanda-tanda heat stroke.
Baca juga: Berapa Penghasilan YouTuber? Simak di Sini Cara Menghitungnya
“Jangan sampai mereka tidak menyadari bahwa sudah masuk dalam tahapan heat exhausted,” kata Kepala kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Muhammad Imran.
Imran menjelaskan ada kondisi sebelum mengalami heat stroke yakni heat exhausted.
Ciri heat exhausted :
- Sakit kepala
- Keringat berlebihan
- Kulit terlihat pucat, lembab, dan terasa dingin, napas cepat
- Mual
- Nyeri otot
Kondisi ini dapat diatasi dengan minum air yang cukup, mengganti elektrolit yang hilang, menyemprot tubuh dengan air dan beristirahat setidaknya 30 menit.
Bila kondisi itu tidak diatasi maka bisa alami kondisi lebih parah yakni heat stroke atau serangan panas. Ini merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas, karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan.
Terjadi peningkatan suhu badan dengan cepat hingga mencapai 41 derajat Celsius dalam kurun waktu 10-15 menit, dan tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.
Baca juga: Kripto, Metaverse dan NFT Diyakini Akan Ubah Dunia, Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Ambil Peluang
Penulis: Kontributor/Pani A Syuhada